^^BAB 2^^

265 18 0
                                    

Hallo...
Saya balik lagi...
Semoga suka dengan cerita saya...
Para readers jangan lupa follow akun saya ya...
Selamat menunaikan ibadah puasa

**Happy reading**


#Rara_POV

Akhirnya setelah menempuh perjalan yang teramat lama, kini kita tiba di Bandara Haneda.

"JAPAN, I'm HERE!!". Teriak Mevia tepat setelah turun dari pesawat.

Ini anak sudah sehat rupanya. Jadi, dia sehat kalau sudah menginjak daratan ya.. Dasar...

"Mevia.. Stop jerit-jerit kayak gitu. Malu-maluin tau gak". Ucap Nadya marah.

Si Mevia sudah bangunin macan tidur, salah besar dia... udah bisa ditebak kok jadinya kayak gimana, soalnya udah khatam aku sama tingkah mereka berdua.

Ya kan bener...

jadinya ya mereka kejar-kejaran di bandara. Aku tau itu bahaya, tapi apa boleh buat. Aku gak bisa misahin mereka gitu aja, alhasil aku lihatin aja tingkah mereka berdua. Kalau udah pada lelah baru deh aku datang misahin.

"Kalian berdua kayak bocah ya. Udah tau di Bandara masih aja main kejar-kejaran". Cercaku. Dan sambut pelototan tajam oleh mereka.

"Udah kali melototin gue. Mata kalian udah mau copot tuh. Kita harus cepet cari kendaraan, rumah Omma jaraknya masih jauh dari sini". Ucapku sambil berjalan mendekati tempat penyimpanan barang dan bergegas meninggalkan bandara.

Kita menuju rumah Omma menggunakan bis. Soalnya lebih mudah menemukan bis, lagipula dengan bis bisa cepet sampe ke desa Omma.

Desa Omma masih masuk kawasan Tokyo, cuma lokasinya saja yang sedikit terpencil. Tapi biarpun begitu, suasana di sana sangat nyaman dan tentram. Beda deh sama yang ada di Indonesia.

"Ra, masih lama ya sampenya? Gue udah laper nih". Keluh Mevia.

"Bentar lagi nyampe. Belok dikit kita udah sampe depan desa kok. Bis gak bisa masuk desa jadi nanti kita jalan kaki sedikit". Ujar ku menjelaskan.

"Tapi gue udah laper banget, Ra. Kita belum makan siang tadi. Perut gue keroncongan, cacing-cacing gue udah pada demo nih".

"Sabar dong Mev, gak Lo aja yang belum makan gue juga belum makan". Ucapku kesal.

"Nih Mev makan, mungkin bisa buat mengganjal perut lo". Ucap Nadya sambil menyerahkan satu Snack besar ke wajah lesu Mevia.

Terang saja, si Mevia langsung bersinar lagi. Tanpa babubibabo langsung dimakan tuh Snack, mana gak bagi-bagi lagi.

"Thanks Nad, untuk sementara itu bisa diemin si raksasa ini". Ucapku lega.

"Santai aja kali".

Aku segera menyentuh bel di dekat pak sopirnya saat dirasa sudah sampai di desa Omma.

"Guys kita udah sampe, ayo turun".

Perjalanan singkat melewati hutan belantara membuat kedua sohibku itu sedikit merinding. Bagiku ini biasa, soalnya tiap kali kesini aku selalu keliling keluar masuk hutan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[MY PRINCE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang