^^BAB 18^^

115 9 2
                                    

Sorry kelamaan update..
Tapi saya balik lagi kok..

.
.

**Happy reading**

.
.

Siang pun kini telah berganti malam. Malam kelam karena dengan amat terpaksa Rara harus berpisah dengan kasur tercinta. Nico tak memperbolehkannya tidur dikamar mereka.

Oke.. Tak masalah kalau Rara harus pisah ranjang sama si Nico, tapi dia hanya tak rela harus meninggalkan kenyamanan sang kasur kesayangan. Sungguh... Kejamnya dirimu Nico, teganya kamu memisahkan Rara dengan separuh hidupnya. Oke.. Itu terdengar cukup menggelikan.

*Kamar Nadya dan Mevia

"Ra, cepetan sini katanya mau cerita". Teriak Mevia saat Rara baru saja membuka pintu

" Setidaknya biarin gue istirahat bentar. Badan gue rasanya mau hancur". Keluh Rara sambil berbaring disisi Mevia

"Lo abis ngapain? Lari maraton?". Tanya Nadya

" Mending gue lari maraton aja daripada disuruh-suruh sama crazy prince itu". Kesal Rara

"Aelah Ra.. Gila-gila juga tunangan lo sendiri". Ucap Mevia yang sedikit banyak menohok Rara

Hah...

Huuuufffftttt....

Rara menghela nafas cukup panjang sebelum akhirnya duduk menghadap kedua sahabatnya itu.

"Emang lo abis disuruh ngapain sama pangeran lo itu?". Tanya Nadya membuka suara

Mevia mengangguk menyetujui pertanyaan Nadya, karena dia sendiri juga hendak bertanya soal itu.

" Hhh... Sepulang sekolah setelah gue makan dia nyuruh gue buat masak padahal dimeja makan udah ada banyak makanan tapi dia malah nyuruh gue masak...". Papar Rara

'Perasaan gue gak enak'. Batin Mevia dan Nadya kompak sambil meneguk ludah

"Dan seperti yang kalian tau, gue gak bisa masak. So.. Tadi di dapur hampir terjadi kebakaran tapi masih bisa gue tanganin. Masalahnya sih karena gue panik dan langsung nyiram apinya pake air, jadi dapurnya becek kayak abis kebanjiran dan crazy prince itu dateng nyamperin gue tapi nasib sial dia jutru jatuh karena kepleset...". Jelas Rara tanpa menunjukkan wajah berdosanya

Mevia dan Nadya hanya mampu menganga mendengar cerita Rara

" Dan karena itu dia marah ke gue terus nyuruh gue bersihin semua ruangan dimansion ini termasuk halaman dan kolam renangnya tanpa terkecuali. Tapi khusus kamar lo berdua gak gue bersihin". Ucap Rara mengakhiri ceritanya.

"Gila lo Ra". Komen Nadya dan Mevia barengan

Rara hanya nyengir kuda menanggapi komentar kedua sahabatnya itu. Yah.. Sudah bisa ditebak sih. Lagian kejadian seperti itu bukan pertama kali terjadi.. Sudah beberapa kali Rara alami.

" Oh ya Ra.. Soal cowok yang lo mau ceritain tadi siang". Ucap Nadya mengingat kan

"Nathan?".

" Iya itu. Kan lo katanya mau cerita". Ucap Nadya

"Iya bener.. Gue masih penasaran. Kok lo bisa sedeket itu sama Nathan". Imbuh Mevia

" Oke-oke.. Gue bakal cerita". Ucap Rara sambil mencari posisi yang enak untuknya bersantai sekaligus bercerita.

#Flashback

Sekitar 2 tahun yang lalu, waktu Rara masih duduk dibangku SMP lebih tepatnya kelas 3 SMP. Waktu dimana puncak kenakalan Rara yang membuatnya hampir dikeluarkan dari sekolah. Tapi berkat sang wali kelasnya Rara berhasil dipertahankan. Padahal bagi Rara lebih baik dia dikeluarkan.

*Rara POV

"Ibu harap dengan peringatan ini kamu mau mengubah sikapmu". Nasihat guru BP, Bu Dena

Aku hanya diam mendengar kan semua nasihat para guru BP itu. Ya.. Walaupun kebanyakan nasihat masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Aku keluar dari ruang BP dan langsung pergi ke kantin. Aku gak peduli sekalipun ini belum masuk waktu istirahat. Yang penting aku bisa mengisi perutku yang keroncongan.

" Hei kamu!!". Teriak seseorang

"Hei kamu yang lagi makan!". Teriaknya lagi

Merasa terpanggil aku pun menengok. Bukannya PD ya tapi berhubung di kantin hanya aku yang makan makanya aku nengok.

" Ini kan belum waktunya istirahat, kenapa kamu ada di kantin?". Tanya cowok aneh yang teriak - teriak tadi sambil berjalan mendekati ku

Apa'an sih ini cowok.. Emang kalau aku ke kantin harus ngasi alesan dulu sama dia? Gak kan. Lagian juga dia bukan ketos yang hobi keliling sekolah buat ngecek.

Aku hanya memutar bola mata dengan malasnya sambil menatap sang pengganggu acara makanku

"Eh.. Tunggu deh, kayaknya aku kenal kamu". Ucap cowok itu sambil berfikir " Ah.. Kamu Haruka kan". Sambungnya

"Iya gue Haruka.. Kenapa emang?". Ucapku malas

Bukan bermaksud apa-apa ya.. Hanya saja ini anak sepertinya cukup menyebalkan. Lagian juga mana ada sih siswa siswi SMP Langit yang gak tau aku. Cewek paling demen nyari ribut seantero sekolah. Bukannya sombong apalagi bangga ya hanya saja cuma itu prestasi yang aku sandang selama ada di SMP ini.

"Aku teman sekelasmu. Apa kamu gak mengenaliku?". Ucapnya lagi

" Hhh.. Emang gue harus tau semua nama temen sekelas gue. Temen aja bukan.. Cuma patner sementara. Itu aja kalau ada". Jawabku

Ini anak ngeselin juga ya.. Sumpah rasanya pengen aku iket di pohon anak ini sekalian mulutnya di tambal biar gak berisik.

"Oh gitu.. Zeananda Nathan Kusuma. Temen-temen biasa manggil aku Nathan". Ucapnya sambil menglurkan tangan kanannya

Aku hanya menatap jengah tangan cowok -bernama Nathan- itu dan wajahnya bergantian. Aku sudah malas bicara sama anak itu. Kelihatan sok dekat banget sama.

" Yaudah.. Aku manggil kamu Rain boleh kan? Lagian juga masih termasuk nama kamu". Ucapnya lagi

Ini anak satu gak capek apa bicara mulu daritadi. Terserah deh lo mau manggil apa yang penting lo cepet pergi dari sini. Aku mau makan!!

"Kamu kok diem aja sih.. Oke, sorry deh kalau aku ganggu kamu".

Banget mas. Baru nyadar? Emang dari tadi situ pingsan.

" Tapi ini belom waktunya istirahat.. Nanti Bu Reni bisa marah. Ayo ke kelas..". Ucapnya sambil menarik tanganku

Ehh.. Buset.. Ini anak kecil-kecil tenaganya gede. Aku belom sempet protes udah ketarik duluan sama dia. Terpaksa deh ngikutin dia masuk kelas tepatnya terseret karena dia masih menarik tangan kiri ku

.
.
.
.

*Normal POV

"Masa iya sih Nathan secerewet itu. Perasaan dia dulu gak kayak gitu deh". Komen Mevia ditengah-tengah cerita Rara.

" Mana gue tau. Udah ah.. Udah malem juga. Besok gue lanjut cerita. Lihat tuh si Nadya udah ngorok dari tadi". Ucap Rara sambil menunjuk Nadya yang sudah tidur dengan lelapnya.

"Dasar kebo.. Katanya mau tau malah ditinggal tidur". Cerca Mevia.

" Udahlah.. Ayo tidur". Ajak Rara sambil memeluk Mevia layaknya guling.

Mevia mencoba menyingkirkan tangan dan kaki Rara tapi setelah tersingkir kaki dan tangan Rara kembali ke posisinya tadi. Mevia terus melakukan hal yang sama sampe akhirnya kesal sendiri dan mendorong tubuh Rara hingga terjatuh ke lantai.

"Arghh... Sakit bego!!!". Teriak Rara membahana.











#TBC

Jangan lupa voment ya..
Dukungan kalian selalu di tunggu..
#Salam_EXOl

[MY PRINCE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang