Rara memutar mobil nya dengan cepat, amarahnya sudah mencapai ubun-ubun. Ingin sekali tadi di keluar dan mengacak-ngacak muka wanita itu, tapi diurungkan. Karena untuk apa dia melakukan hal itu, buang-buang waktu. Rara lebih sayang kuku-kuku cantiknya. Daripada rusak karena itu lebih baik dia pulang dan menenangkan pikiran. Walaupun amarahnya masih belum reda, tapi dia masih bisa berpikir logis.
Rara meraih hape nya di dashboard dan segera menelfon seseorang.
"Guys.. Ke tempat biasa. Gue tunggu kalian disana. Cepat". Ucap Rara cepat dan langsung mematikan telponnya tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya.
.
.
.
.
Hampir seharian Rara di tempat itu dan kedua sahabatnya belum kelihatan batang hidungnya. Padahal dia sudah meminta mereka datang lebih cepat, tidak biasanya mereka kaya gini.
Rara menguap menahan kantuk, dia disini cukup lama tapi dia tidak meminum satu gelaspun minuman yang menurut semua orang menyenangkan itu. Rara menatap jengah orang-orang yang sedang berlenggak-lenggok di depannya nampak menyenangkan tapi saat ini Rara tidak mood untuk ikut bergabung.
"Yo.. Ra.. Sendirian aja nih?". Sapa seseorang
"Ah lo Vee, iya sendiri. Yang lain mau nyusul sih tapi lama banget". Jawab Rara
Dia Vee bartender di kelab ini sekaligus kenalan Rara, karena Rara memang sering kemari. Namun ini pertama kalinya dia pergi sendiri, biasanya dia bersama kedua sahabatnya atau lebih pas Nadya yang sering menemaninya kemari.
"Udah lama lo gak mampir kesini. Ada apa? Lo tobat nih ceritanya.. Padahal dulu lo tiap hari kemari". Goda Vee
"Haha.. Tobat darimana. Kalau gue tobat tempat lo nih bakal sepi kagak ada gue". Ucap Rara bercanda
"Haha.. Pede banget sih lo. Pelanggan tetap gue bukan lo doang kali".
"Tapi kan gak ada yang seseru gue.. Haha..". Ucap Rara sertai tawa
Rara dan Vee terus mengobrol dengan serunya tanpa memperdulikan sekitar mereka yang berisik akibat musik. Yah.. Namanya juga kelab ya pasti berisik tapi penuh kegembiraan.
"Tuh.. Temen-temen lo dateng". Ucap Vee sambil menunjuk arah belakang punggung Rara
"Sorry telat, gara-gara William ini lah". Ucap Nadya dan diangguki Mevia
"William?". Ucap Rara bingung
"Dia nyariin lo. Lo gak ke sekolah tadi, kita di introgasi abis-abisan. Untung kita bisa kabur". Ungkap Mevia
"Ngapain dia nyariin gue?".
"Ya mana gue tau". Ucap Nadya acuh
Kemudian suasana menjadi hening. Hening diantara mereka bertiga, karena ditempat seperti ini tidak akan pernah ada keheningan.
"Guys.. Gue gak mau balik kesana". Ucap Rara tiba-tiba
"Maksud lo".
"Gue mau pergi, kemanapun".
"Lo ada masalah?".
"Gue gak mau berurusan lagi dengan Nico. Nico udah berani main api dengan gue, gak ada untungnya lagi gue berhubungan dengan laki-laki brengsek itu". Papar Rara
"Lo.. Yang sabar Ra. Jangan sedih". Ucap Mevia iba melihat raut wajah Rara yang menyiratkan kepedihan.
"Buat apa gue sedih. Gak guna tau gak. Sedih.. Galau.. Gak pernah ada dalam kamus hidup gue. Gue bukan cewek lemah". Ucap Rara tegas
"Good girl.. Itu baru temen gue". Ucap Nadya sambil menepuk pundak Rara
"Tapi terserah kalian sih mau ikut apa gak?".
"Dan ngebiarin diri gue dapet introgasi dari si William? Gue ogah, mending gue ikut lo. Gue bisa bebas". Ucap Nadya
"Iya. Lagian gue males disana, gak ada kerjaan. Sekolah juga bikin males". Tambah Mevia
"Oke.. Sepakat nih". Ucap Rara sambil melirik kedua sohib nya
"Yoi".
#TBC
Jangan lupa vote dan komen ya..
Terima kasih..
Selamat menunaikan ibadah puasa
#Salam_exol
KAMU SEDANG MEMBACA
[MY PRINCE]
Teen FictionRara gadis tomboy dengan segala kenakalannya. Tiba-tiba dijodohkan dengan seorang Pangeran. Rara yang tak bisa berkutik hanya bisa menerima dan pasrah. Rara tak pernah bermimpi menikah dengan pengeran bahkan dari kecil ia tak pernah memimpikan hal i...