Hai..hai...
Author gaje datang lagi...
Ide saya udah mentok belum dapet hidayah...
Semoga suka ya...
Saya butuh dukungan para readers**Happy reading**
#POV_Rara
“Wah, nyaman banget di sini. Betah banget gue tinggal di rumah ini”. Ungkap Mevia senang sambil ngelihatin air terjun buatan didepannya.
“Lo bener Mev, rumah ini adem banget. Gak nyangka kalau rumah sesederhana ini bisa senyaman ini”. Tambah Nadya sambil terlentang.
“Lo berdua dipanggil Omma tuh daritadi. Ngoceh mulu. Gak kasihan apa sama Omma gue”. Teriakku setibanya didepan mereka. Aku baru saja dari dapur mengambil air minum.
“He?? Sorry Ra, kita gak denger”. Ucap Mevia cengengesan.
“Ya udah pada ke ruang makan gih, Omma nyuruh kalian makan”. Ucapku kemudian berlalu meninggalkan mereka.
“Lo mau kemana Ra?”. Tanya Nadya sebelum aku pergi.
“Gue mau manggil Oppa, disuruh Omma ikutan makan. Kalian kesana saja dulu, ntar gue nyusul bareng Oppa”. Jelasku.
*Ruang makan*
“Omma-nya Rara cantik banget ya, gue hampir gak percaya lho kalau Omma umurnya sudah lebih dari 60 tahun”. Ucap Mevia spontan.
“Hm, gue setuju. Rahasianya apa ya biar tetep awet muda gitu”. Ungkap Nadya sambil menopang dagu di meja makan.
Omma terkikik geli mendengar penuturan kedua sahabat cucunya itu. Dia pun menghampiri mereka dan duduk di depan mereka, di sisi lain meja.
“(Terima kasih)”. Ucap Omma sambil menampilkan senyum termanis nya.
Mevia dan Nadya yang bingung dengan penuturan Omma yang tiba-tiba hanya bisa saling pandang, sejurus kemudian menatap Omma dengan wajah inconnect-nya.
Mereka sih paham sama yang diucapin Omma, secara.. Kata itukan sudah sering diucapkan. Apalagi si Nadya, udah khatam sama kata itu.
“Emm... etto… Omma mengerti dengan apa yang kami bicarakan?”. Tanya Nadya hati-hati, takut salah-salah kata.
Omma hanya diam, belum menjawab pertanyaan yang diajukan Nadya. Tapi senyumnya belum pudar bahkan terus mengembang.
“Lo yakin Omma ngerti yang Lo bicarain?”. Bisik Mevia.
“Ya mana gue tau. Omma diem aja gitu. Lo dong yang gantian nanya”. Saut Nadya juga dengan berbisik.
“Ogah ah, gak berani gue. Takut salah kata. Ntar malah kena marah”.
“Ah lo, badan aja gede. Nyali ciut banget”. Ejek Nadya yang membuat Mevia memonyongkan bibirnya. Sekilas mirip bebek si Mevia.
Omma terkikik geli melihat kelakuan Mevia dan Nadya. Mereka udah SMA tapi masih mirip anak kecil.
Mendengar suara kikikan Omma, mereka berdua pun menoleh. Merekapun saling pandang lagi dan menghadap Omma. Kini Nadya memberanikan dirinya lagi untuk bertanya.
“Ano… apa Omma bisa bahasa Indonesia? Kalau gak bisa gak papa kok, Omma gak perlu dengerin ucapan kita. Beneran deh…”. Ucap Nadya mulai gugup sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MY PRINCE]
Teen FictionRara gadis tomboy dengan segala kenakalannya. Tiba-tiba dijodohkan dengan seorang Pangeran. Rara yang tak bisa berkutik hanya bisa menerima dan pasrah. Rara tak pernah bermimpi menikah dengan pengeran bahkan dari kecil ia tak pernah memimpikan hal i...