^^BAB 25^^

47 5 2
                                    

Pagi ini Rara terbangun dengan perasaan hampa. Jika dihitung dengan hari ini sudah hampir 5 hari Nico tidak pulang ke mansion dan tidak ada kabar sama sekali. Oke.. Rara masih bisa memaklumi jika di kerajaan tidak boleh seenaknya memakai hape, tapi gak sampe 5 hari juga kan? Emang di sana sibuk banget ya? Sampe gak ada waktu buat ngabarin.

Kesal, bingung, marah, takut, khawatir, semua itu kerap Rara rasakan akhir-akhir ini. Terutama perasaan kesal dan takut. Kesal karena tak mendapat kabar sama sekali dan takut dengan segala kemungkinan yang sering berputar-putar di pikiran Rara.

Rara berjalan gontai menuju kamar mandi dan memulai ritual mandi nya. Sekitar 10 menit Rara keluar kamar sudah lengkap dengan seragam dan tas nya, ntah di dalam tas itu ada bukunya atau tidak.

"Morning guys". Sapa Rara lesu

"Astaghfir. Ra, lo kenapa? Kurang sesajen, lemes amat". Ujar Nadya

"Aelah.. Kurang belaian dia mah". Ejek Mevia

"Lah? Si doi belom balik?". Tanya Nadya

Di jawab anggukan oleh Mevia.

"Yeudah lah.. Dia kan pangeran, maklumin aja kalik. Orang dia juga suka nya keluyuran, jangan di bikin pusing dah". Ucap Nadya menasihati

Rara hanya menatap malas kedua sahabatnya itu. Udah tadi ngatain dirinya sekarang ngatain Nico. Rasanya ingin bolos sekolah aja hari ini. Pengen rebahan di kamar sekalian nenangin diri. Biar nggak nethink terus.

.
.
.

"Ra, nanti ke kelab yok". Ajak Mevia

"Tumben-tumbenan lo yang ngajak mev? Kesurupan setan ajib-ajib lo". Ejek Nadya

Karena memang dari dulu Mevia memang tak pernah ke tempat 'ajaib' itu tanpa paksaan dari Nadya maupun Rara.

"Diem lo! Gue cuma pengen buat sahabat gue ini seneng, gak galau kayak gini". Ucap Mevia sambil merangkul pundak Rara

"Ya siapa tau ada cowok ganteng yang nyamperin kita dan ngajak kenalan". Ucapnya lagi

"Kenalan doang nih? Gak ada niatan lain gitu?". Tantang Nadya sambil menyeringai

"Kotor banget dah otak lo. Ya kan semua hubungan berasal dari perkenalan, so.. Gue harus kenalan dulu baru melakukan yang 'baik-baik' itu". Jelas Mevia

Nadya tertawa mendengar jawaban Mevia, karena dia tidak menyangka kalau sahabatnya itu sudah terkontaminasi sebegitu dalamnya.

Rara menyaksikan perdebatan kedua sahabatnya dengan teliti namun tak ingin berkomentar, di otaknya sudah penuh dengan nama Nico dan berbagai asumsi Rara tentang kepergian Nico yang tanpa kabar.

Sebenarnya ada niatan di otak kecil Rara untuk datang ke kerajaan dan menemui Nico, tapi itu hanya niatan sih.. Tapi gak buruk juga untuk di laksanakan. Lagian Rara kan tunangan Nico pasti di bolehkan ya ke kerajaan.

"Guys gue pengen ke kerajaan". Ungkap Rara setelah berdebat panjang dengan pikirannya

Nadya dan Mevia menatap Rara langsung seakaan memastikan bahwa yang di dengarnya itu salah.

"APA?!!". Ucap mereka kemudian saat sadar bahwa telinga mereka tidak bermasalah.

"Gue pengen liat, si Nico itu ngapain di kerajaan sampe-sampe gak ngabarin sama sekali". Ucap Rara lagi namun kini menatap mantap ke arah kedua sahabatnya itu.

Mevia dan Nadya saling pandang sejenak kemudian kembali memandang Rara

"Lo yakin?". Tanya Nadya

"Yakin. Banget malahan. Tapi lo berdua diem-diem aja".

"Why?".

"Ya gak papa". Jawab Rara seenaknya

"Berangkat kapan?". Tanya Mevia

"Sekarang!!". Ucap Rara

Segera Rara menyabet kunci mobilnya dan berlari menuju bagasi, tanpa sadar bahwa dia masih memakai seragam walaupun tertutup jaket kesayangannya. Dan untung saja waktunya agak mepet bel masuk sekolah jadi dia tidak berpapasan dengan William. Karena bagaimanapun juga Willian itu kelas bangsawan yang harus menjaga martabat nya.

So lucky

Rara mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh tanpa memperdulikan bunyi klakson mobil lain yang dibalapnya.

Perjalanan lumayan memakan waktu itu bisa diatasi Rara hanya dengan beberapa jam saja. Kini dia telah sampai di gerbang istana. Bukan tepat didepan gerbang sih, jarak beberapa puluh meter dari gerbang istana. Rara tidak bisa masuk lewat gerbang depan karena dia berencana ingin diam-diam. Rara penasaran sebenarnya ada apa? Apakah ada sesuatu yang terjadi di kerajaan? Hingga sang pangeran tidak ada waktu untuk pulang sekedar untuk mengabari sang tunangan.

Rara berjalan kearah tembok samping dan berjalan menuju semak-semak. Ada jalan tersembunyi di ujung semak-semak ini. Jangan tanya darimana Rara tau, dia dulu tanpa sengaja melihat seorang anak kecil keluar lewat jalur ini. Berhubung badan Rara kecil jadi kemungkinan muat lah melewati lubang itu.

Dan Rara berhasil masuk ke dalam istana, dia celingak-celinguk memastikan tidak ada penjaga di sekitarnya. Rara menutupi kepalanya dengan hoddie yang ada pada jaketnya. Dia mengantisipasi bila terpasang cctv di tempatnya masuk. Kemudian Rara berjalan masuk menuju istana saat dikira cukup aman. Sebenarnya Rara tidak begitu hafal tempat-tempat di istana ini. Dia hanya sekali kemari dan ini untuk kedua kalinya, itupun dia sudah seperti penyusup yang mengendap-ngendap masuk.

Rara terus berjalan lurus karena itu pilihan yang lebih baik daripada dia belok-belok namun akhirnya nanti tersesat. Kan ngga lucu kalau Rara yang menyusup tapi Rara juga yang tersesat. Rara berakhir disebuah taman bunga yang sangat indah, ini baru pertama kali Rara melihatnya. Apakah taman ini baru di buat? Atau memang sudah ada tapi Rara tidak sadar dulu.

Rara sangat menyukai tempat ini hingga tanpa sadar kakinya melangkah menuju taman itu. Dia terlalu terpesona dengan keindahan bunga-bunga disini. Namun samar-samar Rara mendengar pembicaraan seseorang.

"Kita tidak bisa seperti ini".

"Kenapa tidak bisa?".

Rara mendekati arah suara itu. Dan itu terdengar seperti suara laki-laki dan perempuan.

'berantem kali yak'. Batin Rara

Rara mengintip dari balik tanaman tinggi yang untungnya bisa menutupi tubuh Rara.

Rara shok melihat pemandangan di depannya. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Pemandangan itu sangat mengiris-iris hati dan perasaannya. Bahkan mencabik-cabik jiwanya. Rara mengenal laki-laki yang memeluk perempuan itu. Rara mengenal baik laki-laki itu. Laki-laki brengsek yang sudah membuat perasaan Rara kacau balau.

Ya..

Dia Nico..

Nicholas Artha Vermillionz..

Dan dia sedang memeluk perempuan lain. Disini. Ditempat sepi seperti ini. Dengan amat sangat romantisnya dia mengelus rambut panjang wanita itu dan mengucapkan beberapa kalimat yang tak dapat Rara dengar karena tiba-tiba indra pendengaran Rara tidak berfungsi dengan baik. Bahkan kini tanpa diminta air matanya pun turun sendiri, padahal dia bukan gadis yang cengeng.

Rara mengusap kasar air matanya kemudian berbalik arah. Untuk apa dia melihat sesuatu yang menyakiti hatinya. Lebih baik dia pulang dan melakukan kegiatannya seperti dulu lagi. Persetan dengan perjodohan ini. Persetan dengan semua janji manis Nico. Persetan dengan keseriusan Nico yang ternyata hanya kebohongan semata.

.

.

.

#TBC
Terima kasih atas partisipasinya..
Jangan lupa vote dan komen ya, biar saya semangat nulis :)
#Salam_exol

[MY PRINCE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang