^^BAB 22^^

80 3 0
                                    

"Dan yang paling penting.. Aku benci pengkhianat. Aku tidak menerima pengkhianatan dalam hal apapun. Kamu mengerti kan, Ra?".

Hanya anggukan yang dapat Rara berikan sebagai jawaban. Lidahnya terasa kelu saat Nico menyinggung soal pengkhianatan.

"Aku percaya padamu. Tolong jangan hancurkan kepercayaanku padamu..". Ucap Nico

.
.

**Happy reading**

.
.

#Normal POV

Sudah 2 hari berlalu sejak peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang amat mendebarkan bagi Rara. Rara berpikir keras untuk menyelesaikan masalah ini, karena bagaimanapun juga semua keputusan ada di tangan Rara.

Rara tak mau dicap sebagai pengkhianat hanya karena dia dekat dengan Zen. Tapi, bagaimana dengan perasaannya sendiri terhadap Zen? Rara masih mencintai Zen, tapi dia harus sadar bahwa sekarang dia sudah milik Nico. Pilihan berat memang, tapi dia harus ambil keputusan.

"Lo kenapa sih Ra? Dari tadi ngelamun mulu?". Tanya Nadya

"Gue pusing Nad. Kepala gue rasanya mau copot". Keluh Rara sambil menyelonjorkan kepalanya di meja

"Masalah lo sama si Nico belom kelar juga? Padahal jawabannya udah jelas banget lho.. ". Ucap Nadya yang membuat Rara sedikit terkejut

"Lo tau jawabannya? Kasih tau gue dong". Bujuk Rara dengan tampang melas

"Ha? Jawaban itu ada pada diri lo sendiri. Lo harus bisa mantapin hati lo.. Jangan asal main sini main sana". Celoteh Nadya

"Yak tul.. Mau secapek apapun kita nasihatin lo, tetap aja keputusan akhir di lo". Imbuh Mevia

Rara menghembuskan nafas untuk kesekian kalinya. Dia benar-benar kewalahan menghadapi masalah ini. Masalah simple tapi menguras tenaga.

Karena terlalu pusing, Rara memutuskan untuk membolos di jam Ketiga. Dia berniat ke kantin tapi justru berakhir di taman sekolah. Crystal School memiliki beberapa taman yang sangat luas dan indah, tapi lokasi Rara saat ini berada di taman yang sepertinya belom terjamah sama sekali. Terlihat dari rerumputan yang tumbuh liar dan guguran daun yang menumpuk.

Rara memilih duduk di bawah pohon rindang dan menikmati angin semilir yang menerpa wajahnya. Hampir saja dia terlelap tapi tak jadi karena dia samar-samar mendengar sesuatu.

Rara mencari sumber suara itu dan menemukan seseorang di balik sebuah bangunan kecil. Rara tersentak saat mengenali seseorang itu. Dia sedikit heran melihat orang itu disini, pasalnya dari tadi tidak ada orang berseliweran disini, tapi kenapa dia bisa ada disini? Yah, walaupun tempat ini bukan tempat rahasia sih.. Tapi tetap saja aneh.

Rara mendekat ke arah orang itu tapi masih dengan menyembunyikan dirinya. Dia penasaran dengan tujuan orang itu datang ke tempat seperti ini.

"Arghh.. Kenapa gue harus mengucapkan hal memalukan seperti itu pada cewek bar-bar itu?!!". Teriak orang itu frustasi

Rara sedikit banyak terkejut dengan teriakan cowok itu. Tapi dia masih bisa mengendalikan diri

"Walaupun semua yang gue ucapin itu serius tapi tetep aja memalukan kalau diingat". Geram nya lagi

"Gimana reaksi Rara nanti yah.. Udah 2 hari gue ngehindar darinya.. Argh..!!! ".

Rara termangu mendengar ucapan Nico. Nico malu? Jadi itu alesan dia menghindar? Tapi bukan dia aja kok yang jaga jarak, Rara juga melakukan hal yang sama. Dia juga sama malu nya dengan Nico

[MY PRINCE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang