Rara hanya bisa mengangguk dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Mesti air mata mengalir tapi senyum bahagia tidak pernah lepas dari wajah Rara.
.
.**Happy reading**
.
.
Selepas kejadian bersejarah itu, Rara memutuskan untuk menemui Zen seorang diri. Karena menurutnya akan terjadi bencana besar kalau dia mengajak Nico bersamanya.Rara datang ke cafe yang dulu dia datangi bersama kedua sahabatnya itu. Tempat dimana dia bertemu Zen untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun dia menghilang.
Cafe terlihat ramai seperti biasanya, tapi sepertinya Zen tidak tampil saat ini. Terlihat dari pengunjung yang rata-rata kumpulan keluarga besar, jika memang Zen tampil pasti Cafe ini penuh cewek-cewek gila yang datang cuma untuk menyaksikan Zen.
Rara berjalan keluar dari cafe dan menuju sebuah minimarket, dia berniat membeli minuman dingin untuk persediaan di mansion. Karena para maid disana tidak pernah membeli minuman bersoda seperti yang selalu di beli oleh Rara.
Puk
Rara terkejut saat ada yang menepuk pundaknya sesaat setelah dia keluar dari minimarket. Saat menoleh dia mendapati seorang laki-laki yang tersenyum senang menatapnya. Yah.. Zen yang sedang dicarinya kini berdiri tepat dihadapannya.
"Hai Rain.. Lo ngapain disini?". Tanya Zen basa-basi karena aslinya tanpa bertanyapun dia tau apa yang dilakukan Rara disana.
"Seperti yang lo lihat.. ". Jawab Rara sambil menenteng plastik belanjaannya ke hadapan Zen.
"Owh.. Mau gue bantu? Kelihatannya berat gitu". Tawar Zen dengan senang hati
"Oh.. Boleh.. Nih!". Ucap Rara sambil menyerahkan belanjaannya
Yah.. Walaupun isinya cuma minuman kaleng, tapi berhubung jumlahnya gak hanya satu tapi sekitar 10 an dan beberapa camilan, tentu saja itu tidak bawaan ringan kan?
"Lo mau langsung balik nih?". Tanya Zen
"Oh ya.. Ada yang mau gue bicarain sama lo". Ucap Rara saat dia ingat dengan tujuannya datang kesini
Hampir saja dia lupa dengan tujuannya, hanya karena ingin segera pulang dan menyemili camilan yang dibelinya tadi.
"Apa?". Tanya Zen penasaran
"Kita ke mobil gue dulu aja naruh tuh belanjaan". Ucap Rara
Zen mengangguk sebagai jawaban dan berjalan mengikuti Rara yang sudah jalan di depan.
"Kita bicara di taman kota saja yah.. Gak enak kalau bicara di mobil".
"Okelah.. Lagian gue juga gak bawa kendaraan. Tadi cuma mau jalan-jalan doang, eh.. Malah ketemu sama lo". Jelas Zen
Rara hanya tersenyum menanggapi ucapan Zen. Sedikit banyak dia mulai ragu untuk menceritakan semuanya pada Zen, tapi apa boleh buat dia sudah berjanji pada Nico akan menyelesaikan semuanya.
.
.
.#Di Taman
"Jadi? Lo mau bicara apa sama gue? ". Tanya Zen setibanya di taman dan menduduki ayunan disana
"Emm.. Itu.. ". Gumam Rara
Entah kenapa dia mulai ragu dan bingung. Tapi sekelebat dia teringat Nico yang menampilkan senyum devil-nya yang membuat Rara merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MY PRINCE]
Teen FictionRara gadis tomboy dengan segala kenakalannya. Tiba-tiba dijodohkan dengan seorang Pangeran. Rara yang tak bisa berkutik hanya bisa menerima dan pasrah. Rara tak pernah bermimpi menikah dengan pengeran bahkan dari kecil ia tak pernah memimpikan hal i...