Chapter 25

61 7 2
                                    

Happy reading
Hope you enjoy the story

Author pov

Galuh, Bahar dan pasukan telah siap di salah satu gudang milik Galuh di dekat pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan markas tim pengamanan. Bahar terburu-buru mendekati Galuh.

"Galuh, para hacker sudah dapat melacak keberadaan Rama!" seru Bahar dengan semangat.

Galuh yang sedang duduk di sebuah kursi pun langsung berdiri begitu mendengar perkataan Bahar.

"Dimana dia? Katakan!" sahut Galuh tak sabar.

"Disebuah hangar di lapangan udara terbengkalai di daerah Pondok Cabe" ujar Bahar.

"Pondok Cabe?" tanya Galuh lagi.

"Untuk lebih jelasnya, lebih baik kita ke tempat para hackers" ujar Bahar.

"Baiklah cepat, kita tidak punya banyak waktu! Nyawa Rama taruhannya!" sahut Galuh.

"Kita naik helikopter saja, aku sudah memanggilnya tadi. Sebentar lagi sampai" ujar Bahar.

Baru saja selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara helikopter mendekat.

"Nah itu!" ujar Bahar, "ayo... Galuh!"

Galuh menganggukan kepalanya dan mereka segera berlari mendekati helikopter yang sudah turun, lalu kembali terbang setelah Galuh dan Bahar sudah masuk kedalamnya.

Tak beberapa lama kemudian, helikopter sampai ditempat tujuan. Sebuah gudang yang terlihat terbengkalai dari luar, namun didalamnya penuh dengan alat-alat canggih dan orang-orang yang sangat jenius. Semua dibiayai oleh perusahaan Galuh untuk kepentingan yang rahasia. Gedung itu terletak di pinggiran kota Jakarta, sehingga tak ada yang curiga dengan kegiatan didalam gedung itu.

Galuh dan Bahar segera turun dari helikopter, beberapa orang berjaga-jaga disekitar helikopter. Mereka segera memasuki gedung itu. Didalam mereka disambut oleh pemimpin para hackers, Mario namanya.

"Ke arah sini, bu Galuh" ujar Mario sambil menunjukan jalan menuju ruang kerja para hackers.

Mereka tiba disebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat yang super canggih. Beberapa layar monitor tersusun berbaris menempel didinding. Beberapa orang duduk di meja masing-masing menghadapi seperangkat alat komputer.

"Semalaman kami tidak tidur sama sekali, kami menghack setiap kamera cctv yang terlewati oleh helikopter yang semalam terbang dari penthouse ibu Galuh. Setelah kami susun gambar-gambar itu, ternyata helikopter itu berhenti disini" ujar Mario sambil memperlihatkan potongan-potongan video.

Galuh melihat bagaimana Rama diseret masuk kedalam helikopter, dan setiba di tempat tujuan pun Rama masih belum sadar. Dia kembali diseret menuju sebuah hangar. Galuh sangat geram melihat kekasihnya diperlakukan seperti itu, tangannya mengepal dengan sangat kencang.

"Bukankah itu adalah Bandara yang sudah lama terbengkalai di daerah Pondok Cabe?" tanya Bahar pada Mario.

"Iya benar, pak Bahar" sahut Mario.

"Tunggu apa lagi, Bahar? Perintahkan pasukan kita untuk bergerak kesana! Aku berangkat lebih dulu untuk melihat sekitar" ujar Galuh memberikan perintah.

"Tunggu dulu!" ujar Bahar sambil menahan Galuh yang ingin secepatnya pergi ke bandara terbengkalai itu.

"Jangan sembrono begini, tidak biasanya kamu seperti ini. Kita harus mengatur siasat dahulu, aku yakin Mada sudah mempersiapkan perangkap untuk kita begitu kita masuk kesana" ujar Bahar.

Galuh tertegun mendengar kata-kata Bahar, yang semuanya Galuh pikir adalah benar.

"Kau benar, Bahar. Maafkan aku... Aku tidak tahan melihat Rama diperlakukan seperti itu di video tadi. Aku ingin secepatnya melepaskan dia" sahut Galuh dengan lirih.

SILUMAN GAGAK (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang