Chapter 31

176 8 8
                                    

Enjoy the story

🚎🚐🚑🚒🚓🚕🚙

Author pov

Beberapa bulan kemudian...

Bahar tiba di kantor Rama, dia diminta datang oleh Rama untuk membantunya menyeleksi pegawai baru untuk ditempatkan di cabang yang baru saja dibuka. Bahar menyanggupinya, sehingga kini dia berada di kantor itu. Suasana sangat ramai karena sangat banyak yang ingin menjadi pegawai di perusahaan mereka.

Bahar segera menuju lift khusus, ia agak pusing melihat keramaian seperti itu. Lift bergerak menuju lantai yang dituju oleh Bahar, lalu berhenti setelah sampai. Pintu lift terbuka, Bahar pun keluar dari lift. Bahar berjalan menuju ruang kerja Rama dan disambut senyuman ramah Sari ketika sampai disana.

"Selamat pagi, Pak Bahar. Bapak sudah ditunggu Pak Rama" ujar Sari.

"Selamat pagi, Sari. Biar saja Rama menunggu. Kamu sudah punya pacar?" tanya Bahar iseng.

"Kaya bapak gak tahu aja, Pak Rama selalu memberi saya banyak pekerjaan. Mana sempat saya mencari pacar" sahut Sari sambil mengerucutkan mulutnya.

"Meskipun kamu punya pacar, bapak yakin kakak mu itu akan menjagamu super ketat. Gak boleh begini lah, gak boleh begitu lah. Iya 'kan?" ujar Bahar.

"Iyaa..." sahut Sari, mulutnya masih mengerucut.

"Hehehe...yang sabar ya?!" ucap Bahar sambil menepuk-nepuk pundak Sari.

"Udah sana bapak masuk, nanti Pak Rama ngamuk lagi" ujar Sari.

"Gak mungkin dia berani ngamuk-ngamuk sama aku, bisa aku pecat dia!" sahut Bahar.

"Aku masuk dulu ya?" ujar Bahar kemudian dia memasuki ruangan kerja Rama.

Sari tersenyum, kemudian dia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Di dalam ruangan kerja, Rama sedang fokus pada laptopnya. Dia melepaskan pandangannya pada laptop begitu mendengar seseorang memasuki ruangannya.

"Oh... bapak sudah sampai" ucap Rama.

"Aku sudah dari tadi sampai sini, barusan aku ngobrol dulu dengan Sari" ujar Bahar.

Rama hendak bangkit menyalami Bahar, namun di cegah oleh Bahar.

"Sudah... kamu lanjutkan saja pekerjaanmu. Biar aku duduk di sofa saja" ujar Bahar, lalu dia duduk di sofa.

Tiba-tiba pintu diketuk dari luar.

"Masuk!" seru Rama.

Sari masuk sambil membawa minuman dan makanan di atas nampan.

"Tumben... biasanya juga di suruh dulu" sindir Rama.

Sari tidak memperdulikan perkataan Rama, dia menaruh makanan dan minuman diatas meja.

"Silahkan diminum, pak" ucap Sari pada Bahar.

"Terima kasih, Sari" sahut Bahar.

Sari tersenyum, lalu dia berbalik menghadap Rama. Kemudian dia menjulurkan lidahnya mengejek Rama.

"Weeeekk!"

Lalu Sari berlari menuju pintu keluar.

"Ishh... kurang ajar!" seru Rama.

Bahar tertawa terbahak-bahak melihat tingkah mereka.

~ <> ~

Rama, Bahar dan beberapa orang manager duduk berjejer dibelakang meja penyeleksian. Per wawancara lima orang yang di panggil agar cepat selesai. Setiap orang memiliki watak, kemampuan dan jenjang pendidikan yang berbeda, jadi mereka harus teliti memilih orang dan menempatkan ditempat yang sesuai.

Beberapa jam pun berlalu, para pelamar sudah hampir semua di wawancara. Mereka semua pun sudah pulang ke rumah masing-masing, karena hasil wawancara akan diberitahukan lewat telepon atau email.

"Berapa orang lagi yang belum di wawancara?" tanya Rama pada panitia penyelenggara.

"Seharusnya tiga orang lagi, tapi satu orang belum datang. Dia tadi telepon, katanya dia sekarang berada dalam perjalanan dari luar kota" jawab panitia.

"Sekarang masih belum datang?" tanya Bahar.

"Belum, pak" jawab panitia.

"Ya sudah, panggil saja dahulu yang dua orang itu" ujar Rama.

"Baik, pak" jawab panitia itu lagi.

Dua orang terakhir di panggil masuk, lalu mereka di wawancara. Beberapa waktu mereka di wawancara hingga selesai. Mereka pun keluar dari ruangan.

"Bagaimana orang yang terakhir belum datang juga?" tanya Rama.

"Iya, pak" jawab panitia.

"Bagaimana menurut bapak? Kita tunggu atau di cancel saja lamarannya?" tanya Rama pada Bahar.

Bahar melihat jam tangannya.

"Ini sudah sore, kita mengundang mereka dari beberapa hari sebelumnya 'kan? Kalau dia benar-benar ingin bekerja disini, seharusnya dia kembali dari luar kota dari kemarin" sahut Bahar.

"Tapi mungkin ada alasan yang membuatnya tidak bisa kembali secepatnya, pak" ujar Rama.

"Iya, tapi kan dia harus bertindak profesional bila ingin bekerja disini. Belum apa-apa saja dia sudah tidak disiplin seperti ini" sahut Bahar kembali.

Rama terdiam karena perkataan Bahar ada benarnya, namun dia yakin orang itu pasti sangat membutuhkan pekerjaan ini.

"Ingat kau itu Direktur Utama, mana wibawa dan keprofesionalan mu bila lembek begini?" bisik Bahar.

Rama menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Baiklah! Ya sudah, kita cancel yang satu orang ini" ujar Rama.

Mereka pun bangkit dari kursi masing-masing.

Tiba-tiba...

"Tunggu! Tunggu sebentar! Jangan di cancel dulu!" seru seorang perempuan yang baru datang dengan mengenakan masker juga helm.

Seseorang mengejarnya dari belakang, yang ternyata tukang ojek.

"Mbak! Itu helm saya. Mbak juga belum bayar!" seru tukang ojek. 

Perempuan itu pun berbalik menghadap pada tukang ojek.

"Maaf! Maaf pak. Saya buru-buru" ujar perempuan yang baru datang tadi.

Lalu dia membuka helm dan memberikannya pada tukang ojek. Kemudian dia mengambil dompet di tas nya dan memberikan uang pada tukang ojek.

"Terima kasih ya, pak" ucap Perempuan itu.

"Sama-sama" jawab tukang ojek, dia pun berlalu dari ruangan itu.

Perempuan itu kembali berbalik ke arah para penyeleksi. Panitia menghampirinya.

"Anda yang menelpon tadi? Yang katanya sedang dalam perjalanan dari luar kota?" tanya panitia.

"Benar, pak" jawab perempuan itu.

"Bagaimana, pak. Apakah masih bisa di wawancara?" tanya panitia pada Rama.

Rama menatap pada Bahar meminta persetujuan.

"Coba perlihatkan wajahmu agar kami bisa menilai dirimu" ujar Bahar.

Perempuan itu terkejut, dia lupa melepas maskernya. Dia pun berbalik untuk membuka masker dan jaket yang dia kenakan, lalu di rapikannya rambut hitam panjang juga pakaiannya. Setelah dirasa rapi, dia pun berbalik kembali.

Rama dan Bahar membelalakkan matanya, begitu terlihat jelas wajah perempuan itu.

"GALUH!!" seru mereka berbarengan.

T A M A T

Terima kasih sudah setia nengikuti ceritaku chapter demi chapter

Tunggu karyaku selanjutnya

SEE YOU NEXT STORY

SILUMAN GAGAK (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang