Enjoy the story
° <> °
Author povSudah hampir 3 bulan semenjak Rama mendapat berita tentang Galuh dari Bahar, hidup Rama seperti tidak bergairah. Seluruh karyawan kantor merasakan perubahan Direktur Utama mereka yang berubah drastis. Mereka membicarakannya setiap saat disetiap kesempatan. Hingga akhirnya berita tersebut sampai ditelinga Bahar.
"Inilah yang aku takut kan selama ini, aku takut Rama depresi kembali seperti dulu mendengar berita itu" gumam Bahar pada diri sendiri.
Bahar memutuskan untuk menhunjungi Rama sekarang juga, ia menelpon supirnya agar bersiap. Bahar pun bersiap untuk menemui Rama di perusahaannya.
~°~°~
Tiba di kantor megah itu, Bahar segera menemui Rama di ruang kerjanya.
Bahar sudah berada di depan ruang kerja Rama, Bahar menemui sekretaris Rama untuk menanyakan keadaan Rama. Sang sekretaris menyambut kedatangan Bahar.
"Selamat siang, Pak Bahar" ucap Sari dengan senyum menghias wajahnya.
"Selamat siang, Sari" jawab Bahar.
"Bapak hendak menemui Pak Rama?" tanya Sari.
"Iya, dia ada? Bagaimana keadaannya?" tanya Bahar.
"Pak Rama ada didalam. Tapi... yah... seperti yang saya bilang pada bapak, dia hanya diam saja menatap keluar jendela. Melamun..." jawab Sari, wajahnya terlihat sedih.
Bagaimana pun Rama adalah kakaknya yang selalu menyayangi nya dan membantu dirinya, hingga kini dia dapat bekerja disini. Bukan hanya Sari yang dibantu Rama untuk bekerja disini, tapi beberapa saudaranya di rumah yatim piatu juga dibantu Rama. Sari juga salah satu mata-mata Bahar yang sangat dipercayainya untuk mengawasi keadaan Rama.
"Hmm... aku jadi menyesal memberitahukan perihal Galuh pada Rama, jika jadinya seperti ini" ujar Bahar lirih.
"Lebih baik bapak temui Pak Rama, mungkin beliau akan lebih baik bila bapak menemuinya. Bapak kan sudah dianggap seperti ayah bagi Pak Rama" usul Sari.
"Baiklah, aku temui Rama dulu" sahut Bahar.
"Saya antar...?" tanya Sari.
"Tidak usah, biar aku masuk sendiri. Kamu lanjutkan saja pekerjaanmu dengan baik" ucap Bahar.
"Baiklah, pak" sahut Sari.
Bahar menuju pintu masuk ruangan kerja Rama. Diketuknya dahulu pintu itu, lalu dia masuk kedalam ruangan. Dilihatnya Rama sedang duduk di kursi kerjanya, namun menghadap ke arah jendela kaca.
"Ehem!!"
Bahar berdehem agar Rama menyadari keberadaannya, namun sepertinya tidak berhasil. Rama sama sekali tidak bergeming sedikit pun. Bahar mendekati Rama, perlahan ditepuknya pundak Rama. Rama pun tersentak dan menoleh ke arah Bahar.
"Oh bapak... sudah sejak kapan bapak disini?" tanya Rama, lalu dia berdiri menyalami dan memeluk Bahar.
"Yah... lumayan lama, tapi kamu kaya patung gak bergerak sama sekali" ujar Bahar, sambil melepas pelukan mereka.
"Ayo pak, duduk..." ajak Rama.
Mereka pun berjalan menuju sofa.
"Sebentar... aku suruh Sari ambil minum dulu" ujar Rama.
"Ehh... tidak usah, aku ingin mengajakmu keluar. Kau mau kan?" tanya Bahar.
"Oh begitu. Kemana?" tanya Rama kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUMAN GAGAK (Completed✅)
RandomBurung gagak itu adalah dia, dan dia adalah burung gagak tersebut. Mereka satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dia dapat melihat visualisasi dari pandangan sang gagak, dan gagak itu pun bisa wujud menjadi dia...