Chapter 14

99 9 1
                                    

Happy reading
Hope you enjoy it

Masih Flashback
Kembali kemasa kerajaan...

Ni Luh menghadapi ratusan prajurit, namun tenaganya tak pernah habis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ni Luh menghadapi ratusan prajurit, namun tenaganya tak pernah habis. Dengan mudahnya ia menebas musuh satu persatu. Ia tak perduli ia harus menyabut nyawa ratusan orang, ia harus menuntaskan dendam kesumatnya.

Sang Panglima sudah didalam istana, namun Maharaja Hayam Wuruk tak ada di singgasananya.

Beberapa bulan terakhir ia jarang duduk di singgasananya, hatinya masih patah. Kematian Putri Dyah Pitaloka membuatnya seperti kehilangan sinar kehidupan, kehilangan arah tujuan hidupnya.

Hampir sepanjang hari Maharaja Hayam Wuruk hanya berdiam diri didalam biliknya. Makanan yang disediakan dayang istana pun tak pernah disentuhnya sama sekali.

Keadaannya benar-benar sangat menyedihkan, sepertinya beliau ingin menyusul Putri Dyah Pitaloka.

Ni Luh berhasil melewati hadangan para prajurit istana, dia terus berjalan memasuki istana. Di dalam istana, dia dihadang lagi oleh Panglima Kerajaan juga pejabat istana.

"Disini kau rupanya, Panglima! Kukira kau masih bersembunyi di ketiak rajamu!" ujar Ni Luh sinis.

"Diam kau! Ayo kita tuntaskan ini sekarang juga!" hardik panglima penuh emosi.

"Dengan senang hati!"

Ni Luh bersiap akan menyerang Panglima, begitu juga dengan Panglima. Mereka berhadap-hadapan dengan pedang ditangan masin-masing.

Panglima lebih dulu menyerang Ni Luh yang disambut dengan seringai sinisnya. Panglima menghunuskan pedangnya kearah dada Ni Luh, Ni Luh menangkisnya dengan pedang nya. Sehingga benturan dua pedang itu menghasilkan percikan api dan bunyi yang memekakkan telinga.

"TRAAANG"

Ni Luh menendang dada Panglima yang membuatnya jatuh terjungkal kebelakang.

Tanpa ampun Ni Luh terus menendang, memukul, menusuk Panglima tanpa henti. Panglima benar-benar kewalahan menangkis setiap serangan dari Ni Luh.

Ni luh mundur sejenak memberi waktu bagi Panglima untuk mengatur nafas. Seringaian nya tak pernah lepas dari wajahnya.

Setelah dirasanya cukup memberi waktu, Ni Luh kembali menyerang Panglima.

Pertarungan mereka berlangsung cukup lama, karena keduanya memiliki ilmu kanuragan yang sangat mumpuni.

Namun Ni Luh terus menerus menggempur Panglima seolah tenaganya tak pernah habis, membuat Panglima benar-benar terkuras tenaganya.

Panglima pun terdesak oleh gempuran Ni Luh yang membuatnya terjengkang di atas tanah, tangan kirinya terluka oleh sabetan pedang Ni Luh.

SILUMAN GAGAK (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang