Chapter 28

51 7 4
                                    

Galuh pov

Kuberlari menuju kedalam bandara, sambil merubah wujudku menjadi seekor burung gagak. Aku terbang melewati desingan peluru dan asap tebal disekitarku. Kucari gedung airport tempat dimana Mada berada.

Setelah kutemukan gedung itu, tak menunggu lama aku masuki gedung itu melalui sebuah jendela yang terbuka. Kucari sosok Mada diseluruh ruangan, namun hanya orang-orang suruhannya yang aku temukan.

Aku rubah wujudku kembali menjadi manusia. Kulumpuhkan satu persatu orang-orang suruhan Mada sambil mencari informasi.

Kucengkeram leher salah seorang dari mereka yang telah kulumpuhkan sambil kuangkat ke udara sehingga kakinya menggantung.

"Dimana tuanmu Mada? Katakan padaku, cepat!" tanyaku.

Orang itu hanya diam dan megap-megap, dia berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku.

"Kau memilih mati dari pada memberitahukan dimana tuanmu, huh?!" hardikku dengan emosi.

"Di.. dia a... ada di me... menara..." jawab orang itu pasrah.

"Bagus! Pergilah!" seruku sambil melepaskan cengkeramanku.

Orang itu lari tunggang langgang sambil memegang lehernya yang baru saja ku cekik.

Aku berlari menuju menara pengawas sambil melumpuhkan orang-orang suruhan Mada yang menghadangku. Aku tak sendiri melawan mereka, tim pengamananku ikut membantu melawan orang-orang suruhan Mada.

Ketua tim menghampiriku sambil terus bertarung dengan lawan.

"Bu Galuh, serahkan saja mereka pada kami. Silahkan anda cari pemimpin mereka" ujar ketua tim.

"Berikan aku sebuah senjata!" pintaku.

Ketua tim memberikan sebuah belati padaku.

Aku mengangguk, lalu aku cepat berlari menuju menara. Ketua tim dan anggotanya terus mengawalku hingga tak ada yang dapat menghadang jalanku mencari Mada.

*****

Author pov

Tiba di menara pengawas, Galuh mengedarkan pandangan mencari sosok itu. Perlahan-lahan dia berjalan diantara meja, kursi, alat komunikasi dan lain-lainnya yang berantakkan.

Dia terus waspada terhadap serangan mendadak dari Mada, dia yakin Mada tengah bersembunyi menunggu waktu yang tepat untuk menyerangnya. Dipegangnya belati pemberian ketua tim untuk pertahanan diri.

Galuh melintasi sebuah ruangan yang pintunya terbuka, diceknya sekilas keadaan ruangan itu. Setelah dirasa aman, dia kembali melanjutkan pencarian ke ruang lainnya.

Baru saja keluar dari ruangan tadi, sekelebat bayangan menyerang dirinya. Ternyata itu adalah Mada!

Traaaang!!

Belati ditangan Galuh menahan serangan pedang dari Mada. Mada menyeringai sambil terus menyerang Galuh.

"Datang juga kau akhirnya, Ni Luh! Kukira kau takut padaku!" seringai Mada.

"Aku tak pernah takut padamu! Dulu ataupun sekarang! Kau hanya seekor kecoak busuk!" hardik Galuh.

Galuh terus merangsek Mada dari jarak dekat, sehingga Mada sulit menggunakan pedangnya. Mada bertahan menangkis setiap serangan belati dari Galuh, Galuh tak mau kehilangan kesempatan untuk menghabisi Mada. Dia ingin secepatnya mengakhiri semua dendam kesumat ini, agar dia bisa hidup tenang bersama Rama.

Mada terpojok dan akhirnya jatuh terjerembab, pedangnya lepas dari tangannya. Dia panik melihat pedangnya terlempar jauh, sedangkan Galuh terus menyerangnya. Mada melihat tanah dari pot bunga yang terguling di dekatnya, digenggamnya tanah itu ditangannya.

SILUMAN GAGAK (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang