Happy reading
Hope you enjoy it...Rama pov
Setiba di rumah sakit, aku mencari letak ruangan yang telah diberitahu ibu lewat sms. Aku sempat bertanya pada seorang perawat yang lewat. Setelah di tunjukan letak ruangan nya, aku segera berlalu menuju ruangan tersebut.
Tok tok tok
Kuketuk ruangan tersebut, lalu kubuka pintu itu. Didalam ruangan tersebut kulihat ada beberapa ranjang yang diisi pasien yang sakit. Danu dan ibu ada di salah satu ranjang di ruangan itu. Aku segera menghampiri mereka.
"Ibu..."
Ibu menoleh begitu aku memanggilnya.
"Ah...Rama. Kamu sendiri? Adik-adik mu bagaimana?" ujar ibu dengan suara seperti agak tertekan dan sedih.
"Adik-adik dijaga Sari, ada mbak Nur juga kan. Ibu ga usah khawatir" sahutku sambil memeriksa keadaan Danu.
"Syukurlah" ucap ibu.
"Danu bagaimana, bu?" tanyaku kemudian.
Ibu menghela nafas panjang seperti ada beban yang sangat berat di hatinya.
"Danu...Danu terkena talasemia, Rama. Dia harus tranfusi darah" ujar ibu, air matanya mulai jatuh di pipinya.
"Talasemia? Tranfusi? aku tak mengerti, bu..." tanyaku.
"Talasemia itu sejenis anemia yang akut, bahkan gejalanya pun sama. Danu mengidap jenis talasemia yang harus menerima tranfusi darah untuk bertahan hidup. Begitu kata dokter, Rama" jawab ibuku.
*Talasemia adalah bagian dari penyakit anemia akut yang merupakan jenis penyakit kelainan darah yang memiliki gejala yang sama. Kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen dan zat makanan ke seluruh tubuh. Penderita talasemia dibedakan berdasarkan produksi jenis globin yang berbeda. Talasemia pun memiliki beberapa jenis, ada yang membutuhkan tranfusi darah dan ada yang hanya perlu mengkonsumsi makanan yang sehat saja.
Dan penyakit yang di derita danu adalah jenis talasemia beta mayor, yaitu jenis talasemia yang paling parah. Penderita talasemia jenis ini membutuhkan transfusi darah sehat yang terus menerus semenjak di diagnosis.
Aku masih tercenung mendengar penjelasan ibu, terbayang sudah di kepalaku berapa banyak biaya yang harus dipersiapkan ibu untuk Danu.
'Hhh...aku harus membantu ibu mendapatkan biaya untuk Danu' pikirku, 'tapi bagaimana caranya? Dari mana aku harus mendapatkan nya?'
"Kamu kenapa diam aja, Rama?" tanya ibu melihatku terdiam.
"Ah...enggak apa-apa kok, bu. Cuma ada yang Rama fikirkan saja" jawabku.
"Oh iya, bagaimana pekerjaan mu? Kau di terima kan di perusahaan itu?" tanya ibuku.
"Diterima dong, bu. Ibu kan tahu Rama itu pintar, sudah pasti banyak perusahaan yang memperebutkan Rama" ujarku berusaha melemparkan sedikit lelucon.
Aku tidak mau menambah beban hati ibu. Akhirnya ku mantapkan hati untuk menerima pekerjaan itu, apapun resiko dari pekerjaan itu nanti akan aku hadapi. Itu semua aku lakukan hanya untuk membantu ibu membiayai perawatan Danu.
"Kepedean kamu tuh, Rama. Terus kapan kamu mulai kerja nya?" ucap ibu sambil tersenyum geli.
"Besok Rama ke kantor lagi, bu. Tapi..." ujarku menggantung.
"Tapi apa?" tanya ibu sambil menatap wajahku.
"Rama harus tinggal di asrama, bu. Jadi Rama ga bisa setiap hari ke rumah panti" jawabku berbohong.
"Oh begitu...ya engga apa-apa kalau memang itu di haruskan oleh perusahaan. Memang nya mulai kapan kamu kerja?" tanya ibu lagi.
"Tapi kan Rama jadi ga bisa bantu-bantu ibu..." jawabku.
"Adik-adikmu yang sudah besar kan banyak, ada Sari, Eko, Bagas dan lain-lain. Kamu ga usah khawatir. Jaman sekarang susah lho cari kerja! Jangan sia-siakan kesempatan yang belum tentu nanti akan datang lagi" ujar ibu menasehatiku.
"Iya, bu. Tentu saja ga akan Rama sia-siakan kesempatan ini. Mungkin Rama bisa nengokin ibu sama adik-adik kalau libur aja" sahutku.
"Ga apa-apa, ibu sama adik-adikmu pasti akan baik-baik saja" ujar ibu.
Kumemandang ke arah Danu yang sedang tertidur pulas. Di tubuhnya terpasang selang-selang yang terhubung ke infus dan juga kantong darah.
"Danu gimana keadaannya sekarang, bu?" tanyaku.
"Tadi sih badan nya panas tapi sudah dikasih obat penurun panas sama di kompres juga" sahut ibu.
"Masih butuh darah lagi ga, bu? Siapa tau Rama bisa donor" ujarku.
"Tadi sih kata suster persediaan darah nya masih ada, belum butuh pendonor" sahut ibu lagi.
"Ibu pulang aja, biar Rama yang nunggu disini. Besok pagi-pagi ibu kesini lagi, soalnya Rama mau ke kantor" ujarku.
"Kalau nanti Danu nangis gimana?" tanya ibuku.
"Ah ibu ini, tiap hari nya kan Danu tidur sama Rama. Danu kan deketnya sama Rama" sahutku.
"Eh iya juga ya. Ya sudah ibu pulang aja kalo gitu. Sebenarnya ga tenang ninggalin Danu, tapi yang di rumah juga butuh perhatian. Kalo ada apa-apa telpon ibu ya" ujar ibu.
"Iya, bu" jawabku.
Ibu menghampiri Danu dan mencium kening nya.
"Ibu pulang dulu ya, sayang. Cepet sembuh dan jangan rewel ya" ucap ibu sambil mengusap kepala Danu dengan Sayang.
"Jaga Danu baik-baik ya, Rama. Ibu pulang ya?" ujar ibu padaku.
"Iya bu, jangan khawatir" sahutku.
Ku cium punggung tangan ibu dan ibu pun berlalu meninggalkanku di ruangan rumah sakit itu.
Bersambung...
******************************
Bagaimana ceritanya? Kaya kurang gereget gitu ya?
Maklumlah authornya masih amatir...
Makanya kasih kritik dan saran dong
Hehehe
Maksa ya? Ya udah vote nya aja deh, klik 🌟 dibawah ya
Terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUMAN GAGAK (Completed✅)
DiversosBurung gagak itu adalah dia, dan dia adalah burung gagak tersebut. Mereka satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dia dapat melihat visualisasi dari pandangan sang gagak, dan gagak itu pun bisa wujud menjadi dia...