Multimedia :
Avril lavigne - when you're goneDidengerin ya...
Happy reading
Hope you enjoy the storyAuthor pov
Galuh menunggu Bahar yang sedang berkoordinasi dengan pasukannya melalui ponsel. Sambil menunggu Bahar, Galuh berkomunikasi dengan gagak-gagaknya yang sedang berkeliling mencari informasi keberadaan Rama.
Galuh berkonsentrasi sambil memejamkan matanya, ia duduk diatas sofa di ruang TV. Tangannya ia lipat didadanya. Jadi terlihat oleh orang lain, Galuh sedang tertidur. Karena di dalam penthouse Galuh sedang banyak yang hilir mudik membereskan kekacauan yang dibuat oleh anak buah Mada.
Galuh menerawang pandangan gagak satu persatu, berharap ada setitik harapan mengenai keberadaan Rama.
Bahar yang sudah selesai menelpon, menyusul Galuh ke ruang TV. Disentuhnya perlahan pundak Galuh, mengisyaratkan bahwa dia disini. Galuh pun membuka matanya.
"Bagaimana, Bahar?" tanya Galuh.
"Pasukan kita sudah siap, tinggal menunggu perintah" jawab Bahar.
"Bagus!" ujar Galuh.
"Aku telah memerintahkan hacker-hacker kita untuk mencari jejak helikopter melalui cctv dari gedung-gedung atau rumah-rumah yang dilewatinya" ujar Bahar.
"Lalu... Sudah ada hasilnya?" tanya Galuh lagi.
"Belum, mereka bilang ini memerlukan waktu agak lama" sahut Bahar.
"Begitu ya?" ucap Galuh.
"Bagaimana dengan gagak-gagakmu, apakah mereka menemukan sesuatu?" bisik Bahar agar tak diketahui orang lain.
Galuh pun memperhatikan sekitar, barangkali ada yang mendengar pembicaraan mereka.
"Gagak ku yang sedang berada di kediaman Mada, melihat Mada pergi dengan beberapa pengawalnya menggunakan mobil dengan terburu-buru" bisik Galuh pula.
"Aku yakin Mada akan pergi ke tempat Rama berada, apakah gagakmu mengikutinya terus?" ujar Bahar masih berbisik.
"Tentu saja! Aku tak mau kehilangan jejaknya sama sekali, jadi aku perintahkan beberapa gagak mengikutinya!" sahut Galuh lagi.
"Bagus! Mudah-mudahan kita segera menemukan Rama dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun" ujar Bahar.
"Ya, kita tinggal menunggu hasil dari para hackers dan gagak-gagakku" ucap Galuh.
"Kau belum menceritakan bagaimana ini bisa terjadi, dan apakah benar Mada sudah mengetahui siapa dirinya dimasa lalu?" tanya Bahar.
"Ya itu semua benar, aku sedang berada di kediaman Mada sewaktu anak buah Mada menyerang kemari" ungkap Galuh.
"Benarkah? Ceritakan padaku apa yang terjadi sewaktu kau di kediaman Mada" pinta Bahar.
Galuh pun menceritakan semua kejadian sewaktu dia berada di kediaman Mada.
***
Rama pov
Aku menunggu Galuh kembali dari kediaman Mada dengan cemas, berharap tak ada sesuatu apapun menimpa dirinya. Aku pandangi pemandangan kota yang sangat indah dengan kerlap kerlip lampu disana sini. Namun hatiku tetap tak bisa tenang bila belum ada kabar dari kekasih hatiku.
Tiba-tiba aku mendengar suara-suara tembakan dan keributan dari dalam penthouse. 'Ada apa ini?' tanyaku dalam hati. Aku pun bergegas menuju lift untuk melihat keadaan penthouse yang selama ini aku diami.
Begitu lift terbuka, didalam ruangan seperti dalam peperangan antara para security penjaga penthouse dengan orang-orang tidak dikenal. Seseorang berteriak padaku...
"Mas Rama! Masuk kembali kedalam lift, cepat!" teriaknya.
Belum sempat aku berbalik, tiba-tiba kakiku terasa sakit dan panas. Rupanya kaki kananku terkena tembakan, tubuhku pun jatuh kelantai. Beberapa orang tidak dikenal menyeretku masuk kedalam lift. Aku pun tak tinggal diam, aku berontak sebisaku berusaha melepaskan diri. Namun mereka mencengkeram kedua lenganku dengan sangat kuat, bahkan sesekali mereka menyarangkan tinjunya ke perut dan wajahku.
Tubuhku serasa remuk, belum lagi kaki kanan ku yang tertembus peluru sangat sakit luar biasa. Mereka membawaku kembali ke rooftop dengan menyeretku. Mereka benar-benar sangat sadis.
Beberapa security yang masih bertahan menyusulku ke rooftop, kembali terjadi baku tembak diantara mereka.
"Lepaskan mas Rama! Polisi sebentar lagi tiba disini, tidak ada jalan keluar lagi dari sini! Menyerahlah!" teriak salah seorang security.
"Justru tugas kami adalah membawa dia bersama kami! Bagaimana mungkin kami melepaskan dia? Dan... Polisi? Kami tidak takut dengan polisi!" seru salah seorang yang tadi menyeretku.
Tiba-tiba datang helikopter mendarat di rooftop sambil menembak ke arah para security, kembali aku diseret menuju helikopter. Baku tembak pun terjadi kembali. Para security kalah telak, mereka semua tergeletak diatas lantai.
Aku berusaha kembali melepaskan diri dari mereka, aku tidak mau ikut mereka.
"Lepaskan aku, brengsek! Aku tidak mau ikut kalian!" teriakku.
"Diamlah! Kalau kami tidak diperintah untuk membawamu hidup-hidup, sudah aku habisi dari tadi!" seru salah seorang dari mereka.
"Siapa yang menyuruh kalian, huh? Katakan padaku!" kembali aku berteriak sambil memberontak.
"Banyak bacot kau!" teriak seseorang lagi sambil memukul tengkukku.
Seketika pandanganku kabur dan aku tak ingat apa-apa lagi.
Beberapa waktu kemudian....
Entah betapa lama aku tak sadarkan diri, kini aku kembali tersadar dan kepalaku sangat berat sekali. Tanganku refleks hendak memegang kepalaku, namun ada yang menahan tanganku. Ternyata aku terikat pada sebuah kursi. Namun kakiku yang tertembak rupanya telah diobati dan diperban. Aku gelengkan kepalaku berharap dapat memulihkan penglihatanku. Aku kerjap-kerjap kan mataku agar aku dapat melihat dengan jelas.
Ternyata hari sudah berganti pagi, cahaya matahari tembus melalui celah- celah dinding. Aku edarkan pandanganku ke sekeliling, aku berada di sebuah gudang yang sangat besar dan kosong. Entahlah... Ini sebuah gudang atau sebuah hangar, aku tak tahu. Tak ada seorang pun ditempat ini, hanya aku sendiri. Dari luar pun tak terdengar suara apapun, benar-benar sepi.
"Tolooong! Siapa pun, tolong aku!" teriak ku mencoba mencari pertolongan.
Hening...
Sepi...
Sama sekali tak ada yang menjawab permintaan pertolongan dariku. Aku coba melepaskan diri dari ikatan, tapi ikatan ini begitu kuat.
Andai saja aku punya ilmu kanuragan dan bisa berteleportasi seperti Galuh, aku tak akan seperti ini jadinya.
Ah... Galuh, dia pasti sangat khawatir padaku. Aku tak ada ketika dia datang kembali dari kediaman Mada. Galuh pasti sedang mencariku bersama dengan pak Bahar. Aku yakin mereka akan menemukan dan menyelamatkan aku.
Lalu... Siapa sebenarnya dalang dibalik semua kejadian ini? Apakah Mada? Karena Galuh sedang menyelidikinya ketika mereka menyeretku kesini. Kalau benar Mada yang memerintahkan ini semua, berarti dia sudah mengetahui siapa dirinya di masa lalu. Ini benar-benar buruk!
Bersambung....
Jangan lupa vote dan komennya ya
Klik tanda ☆ di bawah ya
Terima Kasih...
Love you all 💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUMAN GAGAK (Completed✅)
AléatoireBurung gagak itu adalah dia, dan dia adalah burung gagak tersebut. Mereka satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dia dapat melihat visualisasi dari pandangan sang gagak, dan gagak itu pun bisa wujud menjadi dia...