2

794 39 3
                                    

Mora lupa membawa buku paket Biologi. Membuat dirinya tidak bisa mengikuti pelajaran yang dibimbing oleh Bu Lia. Hanya dengan tidak membawa buku paket, Bu Lia akan menyuruh keluar. Menyebalkan bukan? Ini yang Mora tidak suka dari Bu Lia. Padahalkan, dia bisa menggunakan buku paket Biologi berdua dengan Sasa. Sasa juga tidak keberatan untuk menggunakan buku berdua.

"Bu, Mora ikutan belajar dong.. Masa murid-nya udah semangat mau belajar Biologi malah disuruh keluar?" Mora memasang wajah se-memelas mungkin, agar Bu Lia mencabut perkataan-nya untuk menyuruh Mora keluar kelas.

Bu Lia menata buku-buku dan kertas yang ia bawa tadi diatas meja guru sambil mendengar tawaran Mora. "Kalo semangat belajar, kenapa gak dibawa buku-nya?"

"Hehe.." , cengir Mora, "lupa, Bu.."

"Udah sana diluar," usir Bu Lia dengan nada tegas-nya. Mora pasrah, ia mengangguk lalu membalikkan tubuhnya menghadap pintu kelas. Sambil berjalan menuju keluar, Mora melirik Sasa dan memberi ia isyarat tanpa mengeluarkan suara.

"Fo-to-in. Ja-wa-ban. Ka-lo. A-da. Tu-gas," Bibir Mora mengeja kalimat tersebut.

"Siap!" Jawab Sasa tanpa suara juga.

•••

"Demi apapun, Bu Lia adalah guru ternyebelin sedunia! Gue gak akan pernah mau doain dia!" Gerutu Mora yang sedang duduk di bangku kantin sambil menunggu jus alpukat-nya datang.

Mora mengepalkan kedua tangan-nya gemas. Tak henti-hentinya dia menggerutu.

"Kenapa neng? Daritadi ngomong sendiri," ucap Pak Ojon si pedagang minuman di kantin sekolah-nya sambil menaruh gelas pelastik berisi jus alpukat di meja.

Mora beralih menatap Pak Ojon dengan raut muka cemberut. "Itu tuh Pak! Si Bu Lia! Bener-bener ya! Masa aku cuma gak bawa buku paket disuruh keluar kelas?!

Pak Ojon terkekeh. "Minum dulu neng."

Mora tersenyum tipis, "Makasih Pak."

Pak Ojon mengangguk. "Monggo di minum," katanya lalu pergi kembali ke gerobak jus-nya.

Mora melirik jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. Masih jam delapan lebih lima belas menit, sementara pelajaran Bu Lia selesai jam sembilan. Mora berdecak, dia bingung harus pergi kemana sambil menunggu jam sembilan datang.

'Drttt' 'Drtttt' ponsel Mora bergetar di dalam saku baju seragamnya. Dia pun mengambil dan mengecek notif apa yang masuk.

Sasa Damayanti : dimana lo

Mora Kanaya : Kantin

Sasa Damayanti : Ambilin pesenan gojek gue dong di satpam

Mora Kanaya : Pesenan apa? Kalo makanan gue ambil, tp kalo bukan gue gamau

Sasa Damayanti : Gue pesen Mcd, gue juga beli buat lo.

Dalam sekejap, mata Mora melebar dan senyum pun terlihat di wajah-nya. "Ya tuhan!! Makasih udah ngasih Mora sahabat baik dan pengertian kaya Sasaaaa!" Ucapnya sambil memejamkan mata dan mengangkat kedua tangannya keatas.

'Drttt' 'Drtt' ponsel-nya kembali bergetar membuat Mora membuka mata-nya.

Sasa Damayanti : Cepet ambil yakk!

Famora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang