39

12 1 1
                                    

•••

"Ini beneran Mora?"

"Ternyata dia gak sebaik yang kita lihat ya!"

"Gue kira dia anak baik-baik, eh taunya kayak gini."

"GAK NYANGKA ANJIR!!"

"Ih jangan mau!! Nanti lo ketularan diajak ke tempat kaya gitu! Emang mau?!"

Mendengar nama-nya disebut. Mora langsung menyusup ke dalam kerumunan untuk melihat ada apa di mading sekolah.

Murid-murid pun terpaksa memberi jalan kepada gadis itu. Tentunya dengan tatapan yang sinis.

"MORA KANAYA LOTU. CEWEK YANG SELAMA INI CUMA PURA-PURA BAIK BUAT NUTUPIN IBU-NYA YANG JADI PELACUR!

HATI-HATI TEMAN-TEMAN!! JANGAN SAMPAI KALIAN DIAJAK BUAT JADI PELACUR!

BUAH JATUH TIDAK JAUH DARI POHONNYA:)"

Mora terkejut bukan main setelah melihat tulisan di kertas yang tertempel di mading lengkap dengan foto dimana dirinya sedang menuntun jalan Dara semalam.

Perlahan tapi pasti, gadis itu melirik sekelilingnya. Tatapan sinis dan tajam dari murid yang lainnya seketika menusuk dirinya sampai ke dalam.

"MUNAFIK!"

"IYA! DASAR LO ANAK PELACUR!"

Dari satu teriakan menjadi ratusan teriakan.

"MORA ANAK PELACUR!"

"ANAK PELACUR, ANAK PELACUR!"

"GAK USAH MIMPI KETINGGIAN!! PALING-PALING JUGA NANTI KERJA NYA JADI PELACUR KAYA MAMA-nya."

Gadis itu bungkam. Diam membeku di tempat-nya. Sekarang ia ada di tengah-tengah kerumunan siswa-siswi SMA Terna Meyata. Telinga nya terasa panas. Kedua mata indah-nya kini telah dibendungi air mata yang siap akan jatuh.

Mading sekolah yang terletak begitu dekat dengan kantin, mengundang perhatian beberapa siswa-siswi yang sedang membeli makan sebelum bel masuk sekolah mendatangi kerumunan tersebut.

"Hei."

Indi datang bersama kedua temannya dengan senyuman puas.

"Kebongkar ya?" Kekeh Indi dengan sangat menyebalkan.

Mora hanya diam tidak menjawab. Teriakan-teriakan dari teman-temannya yang lain seketika berhenti ketika Indi memasuki wilayah ini.

"JAUH-JAUH LO DARI MORA!" Sasa datang dengan rasa bersalah-nya mebiarkan Mora melihat ini semua. Sasa ingin berniat baik agar Mora tidak melihat ini, tapi jika ia melarang, akan lebih parah lagi nantinya.

"Apaan sih lo!" Anggi mendorong tubuh Sasa hingga terjatuh.

Mora kaget dan segera membantu sahabat-nya itu berdiri.

"LIAT GUE, bitch!!" Dagu Mora ditarik oleh tangan Indi dengan kasar.

Senyuman licik Indi terlihat jelas di depan mata Mora. "Mana Farrel? Mana pangeran lo?"

"Hahaha! Pasti hidup lo bakal hancur setelah semua temen-temen lo ngejauhin lo! Dan siap-siap aja, Farrel juga bakal ngejauh dari lo!"

Ketiga perempuan itu tertawa terbahak-bahak di atas penderitaan Mora.

"Jaga ya mulut lo!" Sahut Sasa tidak terima. Gadis ini geram melihat Indi melakukan ini pada sahabat-nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Famora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang