Mora mendengus pelan melihat siapa yang sedang menahan tangannya sekarang. Mora mengerutkan kening-nya sebagai tanda tanya.
"Kamu kok malah nyuruh Mora pulang? Dia gadis baik, udah bantuin eyang pas tadi jatoh dari kursi roda."
Farrel membelakakkan kedua matanya saat mendengar kalau tadi, Eyang-nya jatuh dari kursi roda. "Hah?! Eyang kok bisa jatoh? Lagi gimana sih?"
"Tadi, Eyang lagi jalan-jalan aja sebentar, abis kamu lama dateng-nya." Jawab Kakek itu apa adanya, "anterin Mora pulang, kasian udah sore pulang sendiri, cewek lagi."
Farrel berdecak pelan saat disuruh mengantar Mora. Yaiyalah, Mora? Cewek rusuh, pecicilan, yang sekarang sudah Farrel anggap sebagai musuh baru-nya malah disuruh Eyang untuk mengantar dia pulang.
"Gak mau, ah! Cewek kaya dia, bisa pulang sendiri kok. Lagian, anak-nya nyebelin." Tolak Farrel yang masih berdiri di dekat Kakek-nya.
"Loh? Kamu ngebantah Eyang?" Terdengar dari suaranya yang meninggi, Farrel pun terpaksa mengiyakan permintaan sang Kakek.
"Iya, iya.. Farrel anterin. Tapi, nanti Eyang sendiri dong?"
Kakek itu hanya tersenyum. "Gapapa, Eyang kan laki-laki. Mora perempuan, yang harus kamu jaga itu perempuan. Lagian, Eyang masih kuat kok!"
Farrel tertawa kecil melihat Eyang-nya. Ia pun mengangguk lalu berpamitan.
"Gue anter." Jawab Farrel mengerti apa maksud ekspresi Mora.
KOK FARREL JADI BAIK?! Omg! Gue gak boleh sampe ketipu sama dia! Paling juga nganterin gue terus entar nurunin gue di halte depan Batin Mora terkaget-kaget saat mendengar kalau Farrel mau mengantar dirinya pulang.
"Gak usah, rumah gue deket." Mora berpura-pura ketus sambil melepaskan tangan Farrel yang menempel di lengannya.
Idih, sok jual mahal batin Farrel sambil menghela nafas berat.
Farrel menatap lekat Mora, membuat Mora yang tadi terus mencoba melepaskan tangannya jadi berhenti karena tatapan Farrel yang menusuk.
"Thanks, udah bantuin kakek gue." Tatapan tajam-nya berubah menjadi tatapan begitu hangat. Dan Farrel tersenyum.
Itu si Farrel lagi senyum? Ke gue?! Gila! Sumpah sumpah? Ini dia senyum? Apa lagi marah sih? Kok dia senyum ke gue? Eh tapi.. ganteng juga.
"Mor?" Panggil Farrel yang terdengar begitu lembut ditelinga Mora.
"Eh? Haha!" Mora tertawa menbuat Farrel bingung, "Eh! Kok ketawa sih gue?" Gumam Mora yang masih bisa di dengar oleh Farrel.
Farrel menaikkan satu alis-nya sambil terus memperhatikan gadis yang ada di depannya ini.
"Tadi apa? Thanks? Oke sama-sama." Mora membalas senyuman Farrel tadi dengan semanis mungkin. Farrel saja sempat tertegun melihat Mora tersenyum kepadanya, sedekat ini lagi!
"Untungnya tadi jiwa Wonder Woman gue lagi muncul, jadi bisa langsung cepet ngebantuin Kakek lo." Kekeh Mora sehingga memperlihatkan sederet gigi putihnya.
Tatapan mata Farrel berubah mendatar. "Gak mungkin cewek kaya lo punya jiwa Wonder Woman."
"Eh?! GUE PUNYA YA! Kaya wak--"