23

295 23 3
                                    

Gadis dengan seragam sekolah yang sudah tak rapi ini menatap rumah besar yang ditinggali-nya dengan tatapan iba. Sesekali, berubah menjadi tatapan tajam. Begitu seterusnya.

Banyak kenangan yang terputar kembali dipikirannya setiap menatap rumah besar dengan cat berwarna putih ini. Mulai dari kenangan indah sampai kenangan pahit yang bisa membuat bendungan air di mata gadis ini. Kenangan yang membuat dirinya ingin marah juga tampil di pikirannya.

Tapi dengan cepat ia lupakan semua pikiran berisi kenangan-kenangan yang hanya akan membuat dirinya sedih itu dan memasuki rumah-nya.

Satu persatu anak tangga ia lewati dan sampailah dia di depan kamar yang berada di lantai dua rumah-nya ini.

'Ting!'

Farrel Hedan : obatin lg ya lukanya:)

Lekukan bibir mungil milik Mora terlihat lagi. Tersenyum. Ya, gadis itu tersenyum setelah melihat notif dari ponsel-nya itu.

Dan sekarang, pikiran gadis itu dipenuhi oleh kejadian-kejadian yang tadi ia alami bersama Farrel, cowok yang ia cap sebagai cowok nyebelin.

"Aduh! Udah dong senyum-nya!" Mora menjepit kedua pipi-nya dengan satu ibu jari dan satu telunjuknya.

"Kalo mau senyum, senyum aja. Kasian pipi-nya, pasti pegel ditahan gitu."

Pipi Mora semakin merona dan senyum-nya pun tak bisa ia hentikan. Ia jadi malu sendiri, padahal tidak ada siapapun dikamar-nya.

"Mor! Udah, ih! Apaan sih?! Kok jadi letoy gini?!"

'Pak!' 'Pak!' Pukulan pelan itu ia tujukan kepada kedua pipi-nya yang tak bisa menahan lekukan bibir-nya ini sehingga ia pun terus tersenyum.

"Ayo, dong! Berhenti ah!" Bentak-nya sendiri kepada kedua pipi milik-nya sambil terus menepuk mereka pelan.

'Ting!'

Farrel Hedan : jgn baper. Gue mau berperilaku baik aja sm lo, cuma mau ngingetin doang supaya luka lo cpt sembuh

Farrel Hedan : gue lg balas budi atas jaket gue yg udh lo cuciin. Tapi kapan dibalikin ya?

Farrel Hedan : jgn bilang kalo lo tergila-gila sm jaket mahal gue? Pantes. Lama balikinnya-_-

Seketika semua yang terjadi pada Mora tadi, hilang. Entah kenapa bibir yang tadi sangat susah untuk berhenti tersenyum, sekarang dengan sangat mudahnya bisa berhenti.

Mora Kanaya : ya

Gadis itu membalas pesan dari Farrel dengan mood yang sudah rusak. Keluarlah sumpah serapah dari bibir-nya itu sambil menatap tajam kontak Farrel.

Mata-nya terpejam gemas. "Ihhh!! Padahal kan gue udah seneng ada yang ngingetin..." Kata Mora pelan tapi dengan nada gemas karena kesal sambil menekan-nekan layar ponsel milik-nya itu. Seakan menyalurkan perasaan gereget-nya pada benda berwarna hitam ini.

"Dasar!", gerutu Mora.

Setelah puas meneriaki benda elektronik tersebut, Ia lemparkan ponsel nya itu ke tempat tidur lalu masuk ke dalam kamar mandi sambil mengeluh kesal.

Famora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang