•••
Dan disinilah Mora berjalan memasuki area kantin dengan lengan kiri Sasa yang ia peluk. Sejak keluar kelas gadis lucu itu hanya menunduk sambil memeluk lengan kiri Sasa erat.
"Eh, itu Mora kenapa nunduk gitu?" Tanya Gilang yang sedari tadi sedang melihat ke arah jalan masuknya kantin.
"Mana?" Rasya langsung mencari-cari keberadaan Mora.
"Tuh!" Tunjuk Gilang. Rasya yang berhasil melihat Mora hendak berdiri dan menghampiri gadis tersebut tapi dengan sigap Bayu menahan Rasya dengan memegang pundak cowok itu.
"Sekarang bukan waktu yang tepat buat lo minta maaf." Ujar Bayu seakan tau apa yang Rasya akan lakukan.
Rasya pun terpaksa duduk lagi dengan perasaan bersalah yang semakin menekan dirinya. Untuk sekarang ia harus melawan ego nya dan mendengarkan teman-temannya.
Cowok tampan ini hanya bisa memperhatikan Mora dari jauh dengan rasa bersalahnya.
"Sa, cepetan dong belinya! Gue gak mau lama-lama disini," gelisah Mora sambil mencuri-curi pandang pada orang-orang sekitar.
"Ini lagi bayar."
Mora menatap Sasa sambil melotot. "Nanti aja bayarnya!"
Sasa tertawa kecil melihat tingkah lucu sahabatnya. Ia pun terpaksa menunggak dulu bayaran nasi uduk pada si penjual.
"Sini duduk."
"Sa! Dikelas aja yuk!" Bisik Mora dengan suara paniknya.
Sasa yang baru saja duduk di meja bergabung bersama temannya itu menatap bingung Mora.
"Gak."
"Mor, lo kenapa deh?" Tanya Fia salah satu teman Sasa yang kenal dengan Mora juga.
"Hah?" Kaget Mora, "ngg--nggak, nggak gue gapapa."
Fia terkekeh pelan, "lo kaya orang abis nyuri tau gak!"
"Iya! Gak biasanya lo panik gitu." Celetuk Tiara heran.
Mora hanya bisa cengengesan kikuk di depan teman-temannya.
"Kak Mora!!" Sapa salah satu perempuan yang lewat di depan meja mereka dan tidak Mora kenal.
"Eh, ha--hai!" Sapa Mora bingung sambil tersenyum tipis. Anak perempuan itu membalas senyuman Mora lalu pergi begitu saja.
Tak sengaja mata Mora melihat Rasya yang sedang melihat pada dirinya. Ia kaget dan langsung membuang muka dengan membenamkan wajahnya diatas lipatan tangan diatas meja kantin.
Setiap kali ia melihat wajah Rasya, perkataan yang menyakiti hati itu kembali terngiang.
Fia dan Tiara langsung menatap Sasa dengan kode mata bertanya tentang Mora. Sasa hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kembali memakan nasi uduknya.
"Gila! Bang Rasya tadi ngeliat gue!" Gumam Mora pelan tapi panik.
"Duh! Gue aneh banget sih! Kenapa gue coba yang takut ketemu dia? Harusnya kan dia yang takut ketemu gue karena ngerasa bersalah udah ngata-ngatain gue?!" Masih dengan suara yang pelan Mora bergumam.
"Lapang yuk!" Ajak Bayu sambil menarik paksa Rasya agar tidak terus menerus merasa bersalah karena melihat Mora.
"Yuk!" Fikran yang mengerti kode dari Bayu juga langsung membawa Rasya pergi dari kantin.
Gilang, Aldi dan Satria juga langsung mengikuti ketiga temannya menuju lapang.
Tidak hanya Rasya yang memperhatikan Mora sejak gadis itu memasuki kantin, tetapi Farrel juga. Cowok dengan kaos olah raga berwarna putih itu sudah menunggu Mora memasuki kantin sejak bel istirahat berbunyi.