KISAH NYATA JUGUN IANFU

137 3 2
                                    


Hari ini kamu akan pergi menggapai cita. Pakai gaun biru terbaik dengan rambut panjang kuncir dua. Air mata mengalir deras menitik dari kedua matamu. Dadamu bergemuruh penuh keharuan meninggalkan Bapak dan Simbok. Kamu pandangi mereka yang kian menua.
Simbok memelukmu lama lalu berkata, "Hati-hati Asih sekolah yang rajin. Di negeri orang harus jaga diri. Jangan lupa salat!"
Simbok menangis melepaskanmu pergi. Bapakmu menatapmu haru.

Di usiamu yang hanya belasan, kamu telah bertekad menjadi perawat. Kamu berharap bisa membantu perjuangan negerimu yang belum merdeka. Di kapal, kamu bertemu dengan puluhan gadis seusiamu. Kalian semua bergembira karena akan mencapai cita. Tanpa tahu, kalian telah tertipu. Kapal ini tidak menuju ke jepang tetapi ke pulau Buru.

Kapal mendarat, kalian semua dikumpulkan di sebuah rumah. Kalian dibagi di tiap kamar. Di malam hari seorang tentara Jepang masuk ke kamarmu. Kamu melawan namun ia memukulmu berkali-kali. Lalu memperkosamu sampai pagi. Mengambil kehormatan yang kamu jaga untuk calon suamimu. Malam itu hujan lebat namun kamu dapat mendengar banyak teriakan kesakitan para gadis yang diperkosa.

Lukamu belum hilang saat tentara Jepang lainnya datang lagi keesokan harinya. Kamu dipaksa bekerja sebagai jugun ianfu, pemuas nafsu tentara jepang. Hidupmu lebih berat dari kematian itu sendiri.

'Tuhan, tolong angkat saja nyawaku,' doamu setiap waktu.

#historicalflashfiction
#hujan_biru

Snack StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang