SEANDAINYA

17 1 0
                                    


"Mungkin ini sudah takdirku!" Bayu berkata lemah. "Aku mencintainya seperti cinta yang sempat diucapkan oleh kayu kepada api yang menjadikannya tiada."

"Siapa orangnya Bayu?" Andri penasaran setengah mati dibuatnya. "Kalau dia sudah punya pacar lebih baik kamu lamar saja sekalian supaya dia melihat keseriusanmu," kata Andri berapi-api.

Andre sudah tahu betapa Bayu sudah didesak menikah sama ibunya. Namun dia belum berhasil move on dari mantan terakhirnya sejak 4 tahun lalu meninggalkannya kuliah di luar negeri.

"Entahlah apakah aku bisa mengucapkan cinta padanya," Bayu berkata sedih.

"Jangan hanya cinta lamar saja. Nanti aku bantu melamarnya," Andri berkata senang.

Bayu sudah hampir berumur 37 tahun. Secara usia dia sudah mapan dan seharusnya menikah. Andri saja sudah punya anak dua.

"Dia Sarah. Teman sekantorku," akhirnya Bayu berkata pada Andri.

"Sarah yang berjilbab. Sarah yang baru dipindahkan ke kantor kita. Aku juga setuju kalau kamu melamarnya. Dia ramah," Andri sangat senang mendengarnya.

"Tapi, aku tidak bisa melamarnya," ucap Bayu pelan.

"Nanti aku yang akan lamarkan dirinya untukmu kalau kamu malu," kata Andri bersemangat.

"Jangan dia tidak akan bahagia denganku," jawab Bayu pelan.

"Kenapa Bayu? Kenapa kamu tidak pernah mau dijodohkan dengan siapapun!" teriak Andri jengkel. "Bayangkan aku yang sudah capek-capek mengatur banyak kencan buta untukmu dan kamu tidak pernah datang!" Andri kesal. Ia menghela napas panjang. "Kamu tidak kasihan dengan ibumu?"

"Bukannya aku tidak mau Andri. Aku tidak bisa. Sekarang atau kapan pun. Tuhan begitu baik menghukum kesalahanku dulu dengan ujian penghapusan dosa. Aku sudah melewati fase kemarahan ini lama," Bayu tak mampu meneruskan perkataannya kepada Andri. Ia terdiam lama. "Seandainya dulu aku tidak berkenalan dengan narkoba suntik. Aku positif HIV sejak 2 tahun lalu."

Andri hanya bisa terhenyak tak mampu berkata apa-apa.

#flashfiction
#taubat

Snack StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang