DIARY MAYA

33 1 0
                                    

Diary Maya

"Dear diary,
Kenapa Papa sama Mama selalu berantem setiap harinya? Maya kan jadi sedih.

Dear diary,
Papa sama Mama mau cerai. Nanti Maya tinggal sama siapa? Maya mau pergi dari rumah. Maya mau tinggal ke rumah nenek saja."

Laras menutup buku diary Maya, anak semata wayangnya. Air matanya turun membasahi diary pink itu.
'Maya kamu di mana, Sayang?' batin  Laras

"Semua ini terjadi gara-gara kamu, Bram!" jerit Laras pada Bram.
Dipukulnya dada suaminya berkali-kali hingga Laras kelelahan. Laras kemudian jatuh terduduk. Ia menangis sambil menutup mukanya. Air matanya turun membasahi bajunya. Bram memeluk Laras. Berharap membagi kekuatan untuk istrinya.

"Kenapa kita harus saling berkelahi setiap harinya. Tanpa sadar kita melukai Maya, anak kita sendiri," kata Laras dalam isak tangis.

"Ini semua salahku. Seandainya semua tidak terjadi," ucap Bram lemah.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Bram jika terjadi sesuatu dengan Maya," kata Laras tegas.

**
"Adik manis mau kemana?" tanya seorang pemuda.
"Maya mau ke rumah nenek, Om."
"Sini Om antar," jawabnya sambil tersenyum licik.

#flashfiction
#buku_pink

Snack StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang