Snack Story

DI TENGAH KEGELAPAN

"Apakah kamu pernah menyesal bertemu denganku?" tanya Robby di suatu malam yang kelam, hitam laksana kopi. Saat itu, langit mendung dan tidak ada bintang sama sekali. Aku tidak bisa melihat ekspresi wajah Robby sewaktu ia bertanya padaku. Namun aku mendengar nada kecemasan dalam pertanyaannya.

Ingatanku melayang tentang pembicaraan terakhirku dengan ayahku.
"Kamu telah jatuh cinta pada orang yang salah," kata Ayah. "Anna, kamu akan menyesali keputusanmu ini setiap hari dan berlutut hendak kembali ke sini!" teriak Ayah angkuh.

'Benar Ayah, aku menyesal sekarang. Aku menyesal karena sejak dulu tidak pernah belajar memasak. Bahkan untuk membuat sepiring omlet, aku hampir menghanguskan dapur Robby. Untunglah aku langsung menyiram apinya dengan seember air.'

'Aku menyesal karena ternyata banyak orang yang menderita di dunia ini. Rakyat yang diperas tenaganya, dicambuk, diperlakukan sewenang-wenang oleh kaum bangsawan. Pajak tanah yang mencekik mereka. Robby hanyalah seorang pemuda yang ingin membantu mereka, Ayah.'

Pikiranku kembali ke saat ini. Saat pembicaraan dengan Robby.
"Tidak pernah sama sekali," jawabku langsung menatap mata Robby. "Meskipun kita harus bepergian setiap hari dan mengembara ke ujung hutan sekalipun. Aku tetap memilih bersamamu. Panahmu telah menikam hatiku sangat dalam dan tidak akan penah tercabut lagi."

Dalam kegelapan aku dapat melihat siluet Robby yang terseyum lebar. Untunglah, cahaya bulan akhirnya muncul. Wajah tampan Robby terlihat. Ia memelukku erat.

"Terima kasih Tuhan, telah mengirimiku belahan jiwa yang mengerti arti perjuanganku. Walaupun masakannya tidak enak," kata Robby yang disertai aduhan karena kucubit. "Terima kasih sayang karena tetap selalu bersamaku. Aku juga mencintaimu."

Sepanjang sisa malam, kami hanya berpelukan. Mungkin bulan cemburu melihat kemesraan kami sehingga ia kembali menghilang. Bagiku, berdua melewati malam dengan saling bincang adalah hal mewah yang tidak bisa tiap malam dilakukan. Robby biasa bekerja di waktu malam. Bahagia itu ternyata sederhana.

Aku hanyalah putri bungsu perdana mentri yang memilih tinggal di hutan dan menjadi istri seorang robbin hood.

#romanadventurflashfiction
#air_hitam_jatuh