PANGGILAN DARI KANTOR

61 1 0
                                    

PANGGILAN DARI KANTOR

Dari beranda kamar, Laras memandang langit berwarna jingga. Sudah lama ia memandang langit. Ia berharap mampu menghilangkan rasa sesak di dadanya. Ia mendesah berkali-kali sambil mengambil napas panjang berharap galau di hatinya hilang. Perlahan-lahan matahari terbenam kembali keperaduan menyisakan kegelapan malam. Laras masih termenung di beranda. Ia menatap ponselnya yang tidak pernah berbunyi. Masih lekat dalam ingatannya percakapan dengan Bram suaminya.

"Mas mau dinas ke mana lagi? Masa bulan puasa tetap dinas juga?" tanya Laras.
"Dinas ke Jogja, Dek. Namanya juga tugas kantor gak bisa pilih-pilih. Nanti Mas bawakan gudeg kesukaanmu. Mas mandi dulu ya," kata Bram.

Saat Laras memasukkan pakaian dinas suaminya ke dalam koper dan Bram mandi, ponsel suaminya berbunyi berkali-kali. Laras segera mengangkat ponsel tersebut. Ia anggap panggilan masuk dari kantor penting. Didengarnya suara perempuan muda berkata, "Sayang, jadi ke rumah nanti malam."
Seketika Laras kaget dan memutus panggilan.

"Tega kamu, Mas. Siapa dia yang kamu sebut panggilan dari kantor?" teriak Laras.
"Maafkan aku, Dek. Ini semua kekhilafanku," Bram tak mampu menatap Laras.
"Pilih aku atau dia!" jerit Laras keras.
"Saat ini Mas tidak bisa meninggalkannya. Ia hamil 8 bulan."

Laras tergugu. Hatinya patah. Hancur tak bersisa.

#flashfiction
#ponsel_jingga

Snack StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang