Jantung Najwa berdebar kencang saat ketiga teman sekelasnya mengelilinginya di kamar mandi. Pandangannya menatap pintu kamar mandi yang dikunci oleh Elsa, siswi primadona SMA Harapan.
"Ada apa ini?" Najwa bertanya kepada mereka dengan tampang ingin tahu.
"Halah jangan munafik deh. Sok kepintaran sendiri." Ratih, siswi berbandana hijau menunjuk muka Najwa.
"Memangnya aku salah apa?" tanya Najwa dengan nada protes. Ia merasa tidak pernah salah kepada ketiga temannya.
"Kamu bodoh atau lemot? Ulangan matematika kami jelek gara-gara kamu tidak memberikan contekan. Kamu juga tidak menuliskan nama kami di tugas kelompok biologi." Clara menarik rambut Najwa saat mengatakannya.
"Sakit!" Najwa berusaha melepaskan tarikan rambut Clara sambil menariknya balik rambut Clara.
"Salah sendiri tidak belajar sebelum ulangan. Kalau tidak kerja kelompok ya namanya nggak bakalan ditulis di laporan. Di mana letak kesalahanku?" Najwa berkata dengan nada tinggi.
"Eh cupu, berani ya melawan kami!" Elsa berteriak dan menampar muka Najwa.
Ratih juga mendorong tubuh Najwa hingga terjatuh. Tisu di tangan Najwa terlempar ke bawah wastafel.
Lutut Najwa terasa sakit saat menyentuh lantai. Pipinya perih terkena tamparan. Kepalanya sakit akibat jambakan. Ditahannya air mata yang hendak keluar dari kelopak matanya. Air mata tidak akan menyelesaikan masalah. Kelemahan semakin menyenangkan mereka. Pem-bully-an hanya bisa berhenti dengan perlawanan. Sekarang atau tidak sama sekali, Najwa menguatkan tekadnya.
"Kenapa kalian jahat sekali?" Najwa bertanya balik.
"Mau dimaafkan? Cium tangan kami!" Elsa tertawa ketika mengatakannya.
"Kalau perlu sujud di bawah kakiku!" Clara mendorong kening Najwa.
"Nanti aku upload deh video cium tanganmu. Si cupu sungkem." Ratih bersiap mengabadikan adegan dengan kameranya.
Najwa berdiri dengan mengepalkan kedua tanganya. Rahangnya mengeras. Pembuluh darah berdenyut di pelipisnya. Ia mengambil tangan Elsa perlahan. dilihatnya senyum kemenangan ketiga temannya. Lalu dengan cepat, ia memelintirkan tangan Elsa tanpa ampun.
Elsa berteriak keras. Wajahnya dipenuhi air mata."Ngapain aku salim sama anak manja seperti kalian. Emangnya kalian Ibuku! Jangan mimpi!"
Tangan Ratih melayang hendak menampar Najwa. Dengan sigap Najwa meliukkan tubuh berkelit walaupun tangannya masih memelintir Elsa.
Clara tidak tinggal diam juga membantu Ratih memukul Najwa. Aksi kedua siswi itu terputus saat Elsa didorong ke arah mereka. Ketiganya terjatuh bersamaan.
Tangan Najwa memungut ponsel Ratih yang terjatuh. "Upss, maaf tanganku licin sehingga ponselnya jatuh di ember penuh air."
Wajah Ratna memucat melihat ponsel kesayangannya tenggelam. Ia ingin menangis tetapi terlalu takut.
"Maaf, aku mau cuci tangan tapi salah siram."
Clara berteriak keras saat air dingin mengenai kepalanya.
"Kalau kalian masih melakukan bully lagi, aku akan melaporkan perbuatan kalian kepada kepala sekolah! Jangan harap aku akan tutup mulut lagi!" Mata Najwa menyala saat mengatakan peringatan kepada ketiga temanya.
Senyumnya terbit melihat ketiga temannya melarikan diri karena takut disiram olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snack Story
Short StoryFlash fiction yang mengandung kata tertentu yang istimewa Flash fiction yang dibuat dari judul lagu Flash fiction yang dibuat dari hati