BALADA SPP BUDI

15 1 0
                                    

"Bapak," ucapmu gemetar."Budi tidak bisa ikut ujian jika belum membayar spp."

Bapak tertunduk tak mampu menatapmu. Ibu terdiam dengan mata yang berkaca.

"Maafkan bapak, Nak, Bapak tidak punya uang lagi. Sawah kita gagal panen." ucap bapak lirih. "Emas ibumu terjual semua untuk membayar bunga hutang lintah darat. Tidak ada uang lagi bahkan untuk membeli lauk."

Ibu menangis terisak. Bapak tertunduk malu. Kamu tak mampu bicara apapun lagi.

Kamu mengerti keadaan ekonomi rumahmu dari nasi dan sayur yang menjadi makananmu sehari-hari. Tanpa ayam atau telur yang menemani. Tetapi sekolahmu tidak mengerti.

Kamu menghembuskan napas panjang. Berharap menghilangkan sesak yang berada di dadamu. Hari ini kamu dipanggil kembali oleh gurumu ke kantor. Spp yang tertunggak 3 bulan tidak mampu dibayarkan oleh orang tuamu akibat puso sawah orang tuamu.

"Budi, kalau kamu tidak bisa melunaskan 3 bulan spp dalam waktu minggu ini, kamu tidak akan bisa ujian sekolah yang diadakan 1minggu lagi," kata gurumu.

"Bu guru, saya minta keringanan untuk bisa membayar spp setelah ujian." pinta dirimu penuh harap.

"Maaf Budi, ini semua peraturan sekolah. Sppmu harus dilunaskan terlebih dahulu sebelum mengikuti ujian," tegas gurumu.

Kamu bingung mencari uang ke mana sementara dirimu hanya pemuda belasan tahun yang belum tamat SMU. Di dadamu membara tekad untuk bekerja mengumpulkan uang spp sekolahmu.


Snack StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang