Pagi Pertama

12 1 0
                                    

Mas Affan

Sinta terbangun kaget melihat seorang pria tertidur di sampingnya. Perlahan kesadarannya kembali pulih, ia melihat baju pengantin yang masih melekat di badannya. Ia pun tersenyum sendiri menyadari dirinya tertidur saat duduk di tempat tidur. Hatinya berdesir  mengingat  kemarin saat Affan mengucapkan ijab qabul dengan lancar di depan ayahnya.

"Affan, Affan bangun!" Sinta memanggil suaminya saat azan subuh berkumandang. Tangannya terurur hendak membangunkan Affan. Namun ia  tarik lagi tangannya. Jantungnya berdebar kencang.

Pelan mata Affan terbuka dan tersenyum kepada Sinta.
"Terima kasih telah membangunkanku, Dik. Ayo kita salat subuh bersama"

Dada Sinta berdesir mendengar panggilan Dik. Bisanyanya ia hanya dipanggil Sinta ketika mereka masih teman kampus.

"Kamu tidak mencium tanganku, Dik?" Affan bertanya kepada Sinta sewaktu selesai salat subuh berjamaah.

"Iya, Affan." Sinta dengan pipi memerah mencium tangan suaminya. Tangannya gemetar saat bersentuhan. Ini adalah sentuhan pertama dengan suaminya.

"Panggil aku, Mas. Aku sekarang suamimu, Dik." Affan menatap lekat mata Sinta.

Wajah Sinta semakin memerah. Lidahnya terasa kelu. Ia menunduk tidak berani menatap balik.

"Dik, kamu sudah membaca buku yang Mas kirim sebelum menikah? Kamu sudah hafal doanya?" Affan bertanya dengan nada serius.

"Iya, Mas Affan." Akhirnya kata itu keluar dari mulut Sinta setelah berulang kali berputar di benaknya.

Seketika ia merasa panas dingin saat Affan mendekatinya. Tubuhnya terasa kaku tidak mampu bergerak. Ia menutup kedua matanya karena terlalu takut.

Tiba-tiba didengarnya suara tawa suaminya. Ia membuka mata.

"Biasanya kamu selalu berani menyanggah pendapatku saat kita berdiskusi di mata kuliah. Pagi ini kita akan berdiskusi mengenai isi buku yang aku kirim padamu. Rileks saja ya, Dik." Mata Affan berbinar geli.

Tubuh Sinta merinding saat Affan meletakkan tangannya di ubun-ubun sambil mengucapkan doa yang sudah ia hafal.

Pagi ini mendung, seolah mentari terlalu malu mengganggu diskusi pasangan baru.






Snack StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang