Sudah empat tahun sejak orang tua Kim Taerin meninggal. Kini, ia hidup sebatang kara. Hanya sendirian di rumah kecil peninggalan orang tuanya. Ia tak memiliki sanak saudara terdekat. Ia benar-benar hidup sendiri.
Di sekolah, ia mendapatkan beasiswa. Itu sangat membantu kehidupannya saat ini. Ia mendapat beasiswa itu karena sangat berprestasi di kegiatan akademik maupun non akademik. Seolah-olah kini Taerin tak lagi membayar untuk biaya sekolahnya. Sisa uang beasiswanya pun ia tabung untuk kebutuhan sehari-hari.
Tak hanya mengandalkan beasiswa, Taerin juga berjualan kue untuk memenuhi kebutuhannya. Sepulang sekolah, ia biasanya menjual kue yang ia buat langsung di tempat. Ia membuka kios kecil di bekas garasi rumahnya.
Kue buatan Taerin terkenal sangat enak. Hal itu membuat kios kuenya tak pernah sepi pengunjung. Hingga pada suatu hari,
"Ini enak sekali nak, kau sangat pandai memasak," puji seorang ibu-ibu yang memakan kue buatan Taerin di tempat setelah membelinya.
"Terima kasih Ahjumma..." Taerin tersenyum.
"Di mana orang tuamu sayang?" tanya ibu tadi.
Taerin hanya tertunduk."Oh, maafkan saya. Saya tidak bermaksud," kata ibu tadi.
"Mama, ayo cepat kita pulang," panggil seorang namja dari mobilnya.
"Sebentar Young," kata ibu itu. "Ya sudah ya nak, ibu permisi dulu. Saya akan sering pergi ke sini lagi," pamit ibu itu.
"Ya ahjumma, terima kasih atas kunjungannya," Taerin berojigi kepada ibu itu.
"Panggil saja saya ibu Kim," kata ibu itu.
$$$
Semenjak saat itu, ibu Kim kerap membeli kue di Taerin. Terkadang, ibu Kim membeli sangat banyak kue. Hampir setiap hari, ibu itu memborong habis kue buatan Taerin.
"Mama, aku ingin beli kue itu. Cepatlah sedikit Ma," kata namja yang ternyata putera dari ibu Kim.
"Ya," ibu Kim langsung menuju kios Taerin.
"Eh, ahjumma. Mari," Taerin langsung menunjuk tempat duduk.
"Nak, saya ke sini juga punya tujuan yang lain. Saya ingin mengangkat kamu sebagai puteri saya," kata ibu Kim serius.
Taerin terkejut. Ia terdiam di tempat.
"Doyoung, kemari!" panggil ibu Kim.
"Hah? Ya Ma," namja yang dipanggil Doyoung itu pun menghampiri ibunya. "Ada apa Ma?" tanya Doyoung.
"Kalau dia jadi adikmu, apa kamu mau?" tanya Ibu Kim.
Doyoung melihat sekilas ke arah Taerin lalu tersenyum pada mamanya. Ia lalu berkata, "Mama serius? Jadi si cantik ini yang Mama bilang penjual kue yang sudah tidak punya siapa-siapa? Kalau dari awal bilang sih, Doyoung mau Ma,"
"Yak, kamu ini," ibu Kim menjitak kepala Doyoung.
"Kamu mau kan? Eh, siapa nama kamu?" tanya ibu Kim.
"Eh, Kim Taerin ahjumma," jawab Taerin gugup.
"Kok bisa kebetulan nama marga kita sama?" Doyoung terkejut.
"Udah emang jodoh kali Young," canda ibu Kim. "Jadi, bagaimana?" tanya ibu Kim pada Taerin.
Taerin hanya tersenyum. Ia lalu melihat ke arah kue buatannya.
"Oh, kamu khawatir ya sama usaha kamu yang satu ini? Kalau aku jadi kakak kamu, aku janji bakal jadiin rumah ini cafe. Kue kamu bakal aku jual sama menu lain di cafe yang udah aku punya," ujar Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random NCT Stories
Random[ide ngambang, ga tau update cepet ato engga] Random story about nct with each other and you Gimana ya kalau nct punya hubungan saudara satu sama lain? Atau punya hubungan lebih sama kamu? 1 judul bakal ada beberapa part yang di post step by step S...