Hyung pt. 1

194 15 5
                                    

"Mark, kau harus tetap di sini. Kau tak boleh ikut denganku,"

"Tapi aku ingin ikut denganmu. Jangan tinggalkan aku sendirian,"

"Kau tidak akan pernah sendiri, jaga dirimu baik-baik,"

Sosok itu kian menjauh dari Mark

"Taeyong Hyung!!!"

Sosok yang dipanggil Taeyong itu kini semakin menjauh. Ia menghilang seiring sinar yang sangat menyilaukan mata menghalangi pandangan seorang namja yang terus memanggil Taeyong.
******

"Astaga!" namja berambut cokelat kusam berteriak saat terbangun dari mimpinya. Ia mengucek matanya dan melihat jam yang ada di dalam kamarnya.

04:23 a.m

"Huh, lebih baik aku bersiap berangkat sekolah saja," gumamnya saat beranjak dari tempat tidur.

*

Selesai mandi, ia memandangi foto yang ada di ruang keluarga. Ada foto dirinya bersama sang kakak yang telah tiada. Matanya berkaca-kaca saat memandang foto kebersamaan mereka yang terakhir kalinya.

"Taeyong hyung, bogosippo," ucapnya lirih. Ia meneteskan air mata.

Ia keluar rumah dengan mengenakan seragam sekolahnya. Ia berjalan sendirian menuju sekolah yang kebetulan tak jauh dari rumahnya.

Mark memang hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil saat keduanya ada tugas ke luar kota tiga tahun lalu. Lalu, ia hanya hidup bertiga bersama kakak laki-laki dan adik perempuannya.

Tepat setahun sepeninggal orang tua mereka, adik perempuan Mark mengalami demam yang sangat tinggi dan akhirnya meninggal. Kakaknya, Taeyong juga menyusul. Ia mengalami kecelakaan saat akan menyelamatkan nyawa Mark yang hampir tertabrak bus. Kini, tinggal Mark seorang diri.

"Hyung, ayo ikut futsal bersamaku sepulang sekolah nanti. Ada Jeno dan Haechan juga," ajak Renjun, Sahabat Mark yang berasal dari China.

Sejak awal SMA, Renjun telah berteman akrab dengan Mark. Ia juga telah lama tinggal di Korea. Jadi, tak ada lagi masalah Renjun tidak bisa berbahasa Korea.

"Ah, ayo! Sejak kapan aku menolak untuk ikut futsal bersama kalian," Mark menerima ajakan Renjun.

"Hai hyung!" sapa Jeno dan Haechan yang muncul dari persimpangan jalan.

"Eh kalian," kata Mark terkejut.

"Hyung, ikut turnamen futsal yuk. Lumayan hadiahnya nih," Haechan menunjuk sebuah poster perlombaan.

"Siapa pemain ke lima? Jaemin bukannya cedera punggung setelah pekan olahraga kemarin?" tanya Mark.

"Bagaimana kalau Yukhei gege? Kudengar, dia jago sepak bola," usul Renjun.

"Maksudmu Lucas? Boleh di coba itu," tukas Jeno.

"Sudah ah, ayo percepat langkah kita ke sekolah. Kita akan terlambat jika seperti ini," Mark mulai memperlebar langkahnya.

**

Di sekolah, Mark dikenal dengan sosoknya yang pintar dan mudah bergaul. Ia dikenal baik di seantero sekolah. Tak ada satupun yang tidak tahu tentang Mark. Prestasinya di berbagai bidang membuatnya di kenal oleh semua guru di sekolah.

Ia juga merupakan anggota OSIS di sekolahnya. Ia memegang seksi bidang prestasi olahraga. Kemampuan dalam berolahraganya tak perlu diragukan lagi.

"Eh, rencana lomba olahraga antar kelas bagaimana? Sudah kau pikirkan?" tanya Jaehyun, sang ketua OSIS.

"Sudah hyung, Proposalnya juga sudah di setujui oleh pihak sekolah. Kita hanya tinggal mencari sponsor untuk menambah dana penyelenggaraan acara," jelas Mark.

Random NCT StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang