NaNa

35 4 0
                                    

Na Jaemin, namja berusia 17 tahun berwajah tampan. Ia merupakan putera kedua di keluarganya. Namun, Jaemin tak pernah tahu siapa kakaknya sedari kecil. Ibunya selalu bungkam ketika Jaemin bertanya siapa dan dimana kakaknya.

"Eomma, kakakku siapa sih? Di mana dia sekarang?" tanya Jaemin suatu hari pada ibunya.

Tanpa banyak bicara, ibu Jaemin membawanya ke sebuah taman pemakaman. Jaemin yang dibawa ibunya hanya menurut dan mengikuti langkah ibunya itu. Ibu Jaemin berhenti saat tiba di sebuah makam.

"Itu makam kakakmu. Saat kau kecil, kakakmu mengalami kecelakaan," jelas ibu Jaemin.

"Aku tidak percaya!! Ini bukan makam kakak! Aku percaya kalau kakak masih hidup," Jaemin pergi begitu saja dari makam itu meninggalkan ibunya.

Sepanjang jalan pulang Jaemin terus menangis dan terkadang mengumpat. Ia tak percaya kalau makam yang ia lihat tadi adalah makam kakaknya. Ia tak memperhatikan jalan hingga menabrak pejalan kaki yang lain.

"Hei! Hati-hati jika berjalan," tegur namja yang di tabrak Jaemin tadi.

"Maaf, saya tidak sengaja. Sekali lagi maaf," kata Jaemin.

"Kau ada masalah? Kudengar tadi kau mengumpat-umpat dan menangis sepanjang jalan," tanya namja itu lagi.

"Bukan urusan anda. Maaf saya harus pergi," Jaemin melangkah menjauhi namja asing itu.

"Akan kupastikan kita bertemu lagi suatu saat nanti," kata namja itu yakin.

Jaemin sampai di rumah dengan keadaan lemas. Punggungnya merasakan sakit. Saat akan membuka pintu rumah, Jaemin sulit untuk bergerak. Ia hampir jatuh.

Sebelum jatuh sempurna di atas tanah, ternyata ada yang memegangi tubuh Jaemin yang sangat lemas. Jaemin yang terkejut melihat ke arah orang yang memeganginya. Namja yang di tabraknya tadi sewaktu di jalan.

"Kau tidak apa-apa? Maaf aku jadi membuntutimu sepanjang jalan tadi. Aku khawatir denganmu," kata namja itu.

"Ada sedikit masalah dengan punggung saya. Tak masalah jika anda membuntuti saya. Terima kasih," Jaemin berusaha berdiri dengan bantuan namja itu.

"Oh, iya maaf lancang. Namaku Yuta, Nakamoto Yuta. Bicaralah biasa saja denganku. Jangan terlalu formal. Aku sering geli sendiri mendengar orang berbicara terlalu formal," namja itu memperkenalkan diri.

"Namaku Jaemin, Na Jaemin. Yuta~ssi bukan orang sekitar sini ya? Aku belum pernah lihat hyung sebelum ini," kata Jaemin.

"Ya, aku baru pindah dari Jepang. Aku melanjutkan sekolahku di Hanyang University," jawab Yuta. "Mari kubantu kau masuk. Kau kelihatan sangat kesakitan," Yuta memapah Jaemin masuk ke rumahnya.

"Kau masih sekolah ya?" Tanya Yuta saat melihat satu set seragam berwarna kuning tergantung di dinding kamar.

"Ya, aku masih SMA Yuta~ssi. Tapi beberapa bulan lalu aku harus terapi dan ketinggalan pelajaran. Awal musim semi ini aku akan masuk lagi," jawab Jaemin.

"Oh, kalau begitu cepatlah sembuh. Musim dingin hampir berakhir. Aku pulang dulu ya Jaemin~ssi," Yuta keluar dari kamar Jaemin dan langsung pergi.

"Ku harap kita bertemu lagi Yuta hyung," Jaemin tertidur sesaat setelahnya.

♡♡♡

"Saya baru pindah ke sini kemarin. Saya baru saja membeli rumah tepat di sebelah sana," kata Yuta saat berbicara dengan ibu Jaemin. Ia menunjuk rumah yang tepat di seberang

"Oh, jadi kamu tetangga baru yang katanya dari Jepang itu ya?" tanya ibu Jaemin menanggapi.

Yuta hanya mengangguk. Ia menengok ke arah jendela sebuah kamar yang tepat menghadap halaman depan. Di balik tirai, terlihat Jaemin yang malu-malu melambaikan tangannya pada Yuta. Yuta membalasnya.

"Boleh saya bertemu dengan anak ibu? Kemarin, saya lihat dia sangat lemas saat tiba di rumah. Dia bilang punggungnya bermasalah. Apa itu benar?" tanya Yuta.

"Silakan saja. Dia memang punya penyakit yang cukup parah. Kalau nak Yuta ingin melihatnya boleh kok," ibu Jaemin mempersilakan Yuta masuk ke rumah

"Annyeong! Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?" tanya Yuta saat masuk ke kamar Jaemin.

"Eh, Yuta hyung. Ya lumayan lah. Tapi, masih sulit bergerak rasanya," jawab Jaemin. "Yuta hyung pagi sekali berada di sekitar sini? Ada perlu apa?" tanya Jaemin heran.

"Rumahku kan tepat di seberang rumahmu. Sekalian saja aku mengenal lingkungan baruku dengan berjalan-jalan di sekitar sini," jelas Yuta.

"Benarkah? Rumahmu tepat di seberang rumah ini?" tanya Jaemin tak percaya.

"Ya, kalau kau perlu sesuatu datanglah ke rumahku. Dengan senang hati aku akan menerimamu. Kau sudah ku anggap adikku sendiri," kata Yuta.

"Terima kasih hyung," kata Jaemin.

Yuta berkeliling di kamar Jaemin dengan melihat-lihat foto yang terpajang di sebuah buffet di sudut kamar. Perhatiannya tertuju pada sebuah foto dengan pigura kayu tua. Foto yang tak asing di mata Yuta.

"Ini siapa Jaemin?" tanya Yuta dengan menunjukkan foto yang dari tadi ia lihat.

"Itu Eomma, almarhum Appa, yang bayi itu aku, dan yang anak kecil sekitar umur 5 tahun itu kakakku," jawab Jaemin.

"Kakak? Appa? Mana Appamu dan kakakmu ini sekarang?" Tanya Yuta lagi.

"Setelah foto itu diambil, beberapa hari kemudian mereka pergi. Eomma pikir mereka tiada," kata Jaemin. "Tapi aku yakin mereka masih ada," kata Jaemin yakin.

Yuta mengambil ponselnya lalu membuka galeri. Ada foto yang sama persis dengan foto di pigura kayu tua tadi. Ia tersenyum.

"Ehm, kau akan segera menemukannya. Aku yakin itu," kata Yuta. "Aku pamit dulu ya. Ada barang yang belum kupindahkan di rumah," pamit Yuta.

"Tidak apa-apa hyung. Terima kasih sudah mengunjungiku," Jaemin mempersilakan Yuta.

"Cepatlah pulih," ucap Yuta saat keluar dari kamar Jaemin.

♡♡♡

Di rumah, Yuta justru termenung. Ia memikirkan keluarga kandungnya yang ternyata kini tetangganya. Yuta membongkar tas berkas yang ia bawa saat pindah dari Jepang. Ia bermaksud mencari akta kelahiran miliknya.

Ia menemukan sebuah akta dengan aksara hangeul yang cukup usang. Tanggal terbitnya surat itu sama persis dengan tanggal lahirnya, 26 Oktober  1995. Namun, nama yang tertulis di sana adalah Na Hyun-ttak. Yuta yakin itu adalah nama Korea miliknya.

"Sayang, ayah sudah tiada beberapa tahun lalu. Kalau masih ada mungkin Jaemin akan senang," gumam Yuta.

"Tapi bagaimana caranya aku memberitahunya? Aku takut ia tak mempercayainya," ucapnya bermonolog di kamar. "Aku akan dekatinya perlahan. Itu akan yakinkan dirinya," lanjut Yuta yakin.

♡♡♡TBC♡♡♡

Bagaimana cara Yuta meyakinkan Jaemin bahwa ia adalah kakak yang Jaemin cari? Bagaimana reaksi ibu Jaemin ketika Yuta menceritakan yang sebenarnya?

Spoiler dikit lah buat part lanjutannya. Kalo ditulis disini kepanjangan ehe. Capek juga ini lagi banyak kerjaan /thor, kok malah curhat?/ Sabar menunggu yak....

Makasih buat readers cerita brotherhoods NCT jangan lupa klik bintang yang di pojok kiri ya...

Random NCT StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang