Prolog

178 9 8
                                    

"Ibu, tidak ada yang mau berteman denganku... Huuuu.... Hiks."

Nampak seorang anak kecil kira-kira berumur 7 tahun mengadu pada Ibunya. Ibunya yang sedang menikmati secangkir kopi dikala senja hari, terpaksa menghentikan kegiatan minum kopi sore hari hanya demi menenangkan sang Putra.

"Coba katakan pada Ibu, kenapa kau bilang tak ada yang mau berteman denganmu? Cup, berhentilah menangis", kata Ibu itu lalu mengusap aliran air mata dari pipi Sang Putra.

"Mereka bilang aku lemah karena tak bisa berkelahi, huuu.....", jelasnya pada Sang Ibu. "..... aku tadi didorong mereka dengan kasar hingga aku jatuh kebelakang.... sakit Bu... Huuuuu", sambun gnya.

"Oh, begitu ya. Sudah, berhentilah menangis...", ucap Sang Ibu lembut.

"Hei... apa kau sudah berkenalan dengan Tetangga baru kita? Mereka baru saja pindah dari London, loh. Ibu dengar mereka hanya punya satu Putra, seumuran dengan dirimu....", kata Ibu itu lalu menunjuk Rumah yang berseberangan pagar dengan pagar rumah mereka. 

"Belum, Bu.... Tapi, apa dia mau berteman denganku?", tanyanya lugu.

"Pasti dia akan berteman denganmu. Ayo, kita temui mereka", ajak Sang Ibu.

Dan, anak itu bertemu pandang dengan tetangga barunya. Baru saja 10 detik bertemu, anak yang tadi menangis segera akrab dengan anak dari tetangga barunya. 

"Namaku Nicholas... senang bertemu denganmu", kenal anak yang satu.

"Aku Matthew, tapi panggil saja aku Matt. Senang bertemu denganmu", balas anak tetangga baru itu.

Nicholas yang tidak mempunyai teman saat itu, langsung bahagia karena menemukan seorang Sahabat baru yang menerima dia sepenuh hati. Matthew merasa bahwa dia dan Nicholas mempunyai ikatan yang kuat satu sama lain.

Dari sinilah awal Persahabatan mereka yang kemudian hari mereka sebut :

"BROMANCE"

The BromanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang