Chapter 33/Prequel 5

17 4 2
                                    

Tersadar/Dicukur terus
  Tidak sadar kalau jam sekarang menunjukkan pukul 18.00. Matt, si pemuda yang masih menginjakkan kaki diumur 20 tahun itu, mulai terkena cipratan air. "Woy, apaan ini?!" teriaknya. Orang-orang yang disekitarnya hanya tertawa, karena dia terkena cipratan air dari Anak-anak yang main pistol air. 😂

"Anak-anak, Matt. Sabar!" Batinnya menenangkan. Tapi anak satunya sepertinya diperas. "Hei, berikan 2 pound mu pada kita." Tapi anak itu tidak mau. Dan terjadi kroyok-kroyokkan di Taman itu.

  Matt berinisiatif menghentikannya. "Berhenti disana kalian, anak muda!" serunya. Namun anak-anak yang memeras anak malang itu malah mengacungkan Jari Tengah mereka. Orang-orang lain yang melihat geleng-geleng kepala. Generasi Micin! Gue tabok juga kalian.

  Matt balas balik mengacungkan jari tengahnya balik. "Fuck you then!" teriaknya. dia hendak mengejar anak-anak itu, tapi keburu bubar, dan mereka meninggalkan uang hasil palak mereka. Anak kecil itu hanya murung dan ingin terisak. "Hei hei, jangan menangis! Kau sudah aman."

  Matt mungkin laki-laki berhati malaikat di Taman itu. Anak itu menangis, tapi ditenangkan oleh dia. Matt meringis, dia pasti akan disangka memalak anak kecil, tapi tidak apa. "Terima kasih kakak, sudah menolong aku." kata anak itu. "Sama-sama dek. Lain kali hati-hati ya? Kakak pergi dulu." pamit Matt.

  Dia berjalan pulang ke Rumah Sakit. Supaya tidak capek, dia menaiki Taksi ke St. Mary's Hospital.

  Di saat bersamaan, Nicholas terbangun dengan berdiri di Menghadap Jendela kamar. Dia sebal, karena Matt tidak ada disampingnya, malahan disaat dia terbangun, hanya perawat-perawat yang memberikan suntikan cairan yang menemaninya.

"Gue bakal hukum loe disini, Matt! Awas elu..." gumamnya. Lagian, Pasien kan harus dijaga oleh anggota keluarga, bukannya ditinggalin!

***

"Pasti dia udah bangun nih... Wkwk. Biarin, biar dia rasa Sementara Sendiri.... Hahaha..." gumam Pemuda yang sudah mengecat rambutnya menjadi pirang, tapi Ciri Khas Asianya tidak menghilang dari bagian dirinya.

  Dia terbayang kejadian ditaman tadi. Anak itu, mengingatkan dia kalau Dia juga Korban Bully di SMA, dan itu ada sangkut pautnya ketika dia meminta kembali bersama Nicholas. Hal itu dibuat oleh Geng Teman-teman Barunya Nicholas dilorong Kelas 11 IPA dulu di Indonesia.

"Jadi Nostalgia hehe." kekehnya.

Prequel 5
  Nicholas dibuat bingung sekaligus senang dengan keputusan Matt untuk kembali bersama dirinya. Status yang dibuatnya beserta Foto berketerangan I've Just Got My Bestfriend Back, pelukan Hangat, sepertinya terendus teman-teman gengnya disekolah.

  Harap dimaklumi, Masa Remaja kan adalah tahap pencarian jati diri. Tapi sayang, banyak jatuh juga dalam Pergaulan.

  Seperti saat ini. Dia dan Matt sedang berlarian dengan keduanya mengenakan Hoodie. Nampak jelas wajah bahagia diantara keduanya.

***  Tapi keceriaan mereka harus terganggu dengan rencana Geng itu memisahkan lagi Matt dan Nicholas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
  Tapi keceriaan mereka harus terganggu dengan rencana Geng itu memisahkan lagi Matt dan Nicholas. Mereka suka sekali membully Matt karena dia selalu menempel dengan Nicholas. Hei, mereka Sahabat dari kecil tau!

  Mereka sudah "mengendus" kalau Nicholas kembali bersama Matthew. Beberapa kali mereka mencoba memukul Matt, tapi mereka yang kalah. Matt lebih jago bela diri.

"Hei. Loe homo, ngapain nempel lagi sama Nicholas? Mau menularkan virus gay loe ke dia ha?" Bentak salah satu dari mereka. "Well boy, I don't give a Fuck with you." tepis Matt. "Belagu ya loe dibilangin? Ngajak ribut? Sini kalo berani." Kata mereka dengan penuh kesombongan. "Ayo, siapa takut?" Tantang Matt balik.

   Satu per satu mereka maju. Tapi tak ada yang bisa membuat Matt menundukkan kepala pada mereka. Malahan mereka yang kalah. Mereka tak lebih dari Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya. Berani lewat kata-kata, tapi tunjung jago gak bisa. Mana ada Pihak penantang lari meninggalkan arena perang sedangkan Pihak yang melawan bertahan ditempat. Itu namanya, Lempar Batu sembunyi Tangan. "Masa kalah sama Anak Nerd sekolah?!" pikir Matt. "Memang mereka tak suka gue deket terus sama Col. Orang dia dari kecil udah nempel ama gue!? Siapa kalian yang baru SMA ketemu mau sok belagu depan gue... Kecil kalian mah..." katanya sarkastik.

  Eh berapa lama mereka mulai mencari cara lain. Mendekati Matt untuk menguras uang jajannya. "Matt. Beliin gue makanan dong. Pake duit lu aja dulu." Selalu alasan mereka Pake aja duit lu dulu.

  Ini sudah dalam tahap pemerasan! Anehnya Matt tidak mau membantah dan juga memilih untuk tidak membalas. Ikut saja arusnya. Dia turuti saja apa mau mereka. Jika uangnya tidak cukup, dia selalu berikan alasan "Besok saja ya!"

  Tapi Nicholas seperti disetrum lagi otaknya. Cara dia memandang Matt, lebih mengerikan daripada Kejadian sebelumnya.

***

  Matt lagi ngobrol dengan Hagin  didepan kelas 11 IPA C, disisi lain, Nicholas menatapnya dingin. Memang Matt sedang membicarakan dirinya pada Hagin.

  Pas dia lewat, dia menabrak punggung tangan kanan Matt, tapi tidak minta maaf, dan malah menatap miring Hagin.

"Tuh kan, Hagin... Apa gue bilang? Dia sudah ngelakuin apa yang gue lihat dimimpi.... BARUSAN TERJADI!" ucap Matt was was.

"Dia dari tadi mengamati elu..." kata Hagin. Matt mengangkat kedua alisnya. "Mungkin dia naksir sama elu.... Hehehe, bercanda."

  Matt jijik mendengarnya. "Eww... Amit-amit gue suka sama dia.... :v" sambil mengibaskan tangannya dibaju seragamnya dan mengikuti gerak Nicholas yang menghilang di Balkon Lantai Dua Sekolah.

  Selama hari itu, Matt merasa mual dengan tingkah Geng dan juga Nicholas. Apalagi Dia baru saja kembali bersama, sekarang mau dipisah lagi.

  Ah! Rasa-rasanya dia ingin meninju Nicholas tepat diwajahnya, supaya dia sadar kalau hanya Satu orang yang sangat sayang dan peduli pada dirinya, dan itu Sahabatnya sendiri.

Bersambung
(Silvester_Jr Baca ini ya Thor :v "Hagin")
Manado, 3-04-2018
23:46
ChrisCley

The BromanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang