8. Friends (1)

1.6K 154 17
                                    

-Let me be your friend and I'll protect you when you are in danger.

-------------------------
H A P P Y R E A D I N G !
--------------------------------------

   XAVI mengerang kesakitan ketika luka di wajahnya diusap dengan sapu tangan yang basah.

"He! Pelan-pelan bisa tidak?!" Xavi merasa kesakitan dan memundurkan badannya.

"Ini udah pelan! Tahan dikit napa! Masih mending luka memar biasa! Dih!" Yuuna kesal sendiri karena daritadi Xavi tidak bisa diam, bahkan tadi belum tersentuh dan Xavi sudah kesakitan sendiri.

Xavi memutar bola matanya, menahan rasa sakitnya. Yuuna yang kebetulan tadi menemukan Xavi selesai bertengkar dengan preman dari genk musuh Xavi.

"Sudah, pakai ini." Yuuna memberi Xavi plester. Walaupun kelihatannya wajah Xavi hanya terkena memar sebenarnya ada lecet yang membuat pipinya perih.

Xavi yang duduk di bangku taman perumahan cuma bisa mengambilnya dan membuang nafas.

"Aku pulang sekarang, permisi." Yuuna berdiri dan mengambil tasnya.

"Hei."

Yuuna menoleh.

"Kau masih baik kepadaku setelah apapun yang telah kulakukan padamu?" Xavi menoleh dan menatap Yuuna yang menatapnya dengan serius.

Yuuna menggigit bibir.

"Kelihatannya kau baik, lagian aku tidak di didik untuk tidak menolong orang yang aku kenal ataupun tidak kenal." Yuuna mengeratkan pegangannya pada tas belanjaan.

Xavi membulatkan mata, sempat hening beberapa detik lalu Xavi tertawa.

Tertawa terbahak sampai membuat Yuuna mengubah ekspresinya menjadi ekspresi 'ini orang gila mendadak ya?'

Xavi berjalan mendekati Yuuna, menyentuh pundak Yuuna dan menatap Yuuna dengan matanya.

"Haha, baiklah. Kau yakin aku orang baik?"

"Hmm, setengah brengsek. Tapi aku percaya kau juga punya sisi baik." Yuuna menatap balik dengan berani tanpa ragu.

Xavi diam, matanya memang sedang melakukan kontak dengan mata Yuuna. Ekspresinya yang tadinya masih senyum menjadi datar setelah mendengar perkataan Yuuna.

"Aku yakin temanmu juga masih punya sisi baik, dan hmm.. Aku yakin date mu yang kemarin itu orang yang bisa menemukan kebaikanmu... Makanya dia bisa menyukaimu..?"

Ekspresi Xavi masih sama, dia menatap Yuuna dengan datar sedangkan Yuuna mulai merasa canggung karena Xavi sama sekali tidak merespon kata-katanya.

"Mmh.... Teman?"

"Teman." Jawab Xavi.

"Ha?" Yuuna mengernyit.

Xavi terkekeh.

"Iya, kita teman sekarang. Terima kasih."

Ekspresi Yuuna seperti orang bodoh, dia tidak mengerti maksud Xavi yang sebenarnya.

"Kau mengajakku berteman, jadi aku terima." Xavi menyentil dahi Yuuna, Yuuna meringis dan menyentuh dahinya yang disentil.

"Sejak kapan?" Yuuna menaikkan alis.

FATE [ Levi x Readers ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang