Suasana club semakin malam semakin panas. Orang-orang bercumbu disetiap sudut. Hal sama yang dilakukan oleh Jennie dan pria misterius itu. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana Jennie menggoda pria itu hingga saat ini bibir mereka bertautan cukup lama. Jennie melepaskan tautan itu. Dia menatap pria itu tepat di kedua bolamatanya. "Don't you think we kissed enough and need a room now? Because if you think I will go only with ki-" belum selesai Jennie protes pria itu maraup bibir mungilnya, dan yang pasti kali ini berbeda dengan sebelumnya. He kissed her everywhere, like everywhere, her jawline, her neck and even the back of her ear. Thanks to the noisy club, no one can hear her loud moan. Pria itu tidak melepaskan bibirnya dari tubuh jennie sampai mereka menemukan ruang VIP kosong.
Pria itu mendudukkan Jennie di kasur lalu melepaskan tautan bibir mereka. "You are cute" ucap pria itu sambil memegang bibirnya yang sudah bekerja keras malam ini.
"Wow, you can talk!" jawab jennie saat ia mendengar suara pria itu. Jennie bangkit dari kasur lalu berdiri menatap pria itu. "It's getting boring if you wont do something to this body. So let me have some fun with you first." Bisik Jennie.
Jennie meraup bibir montok pria itu, she even licked him and giggled after it. Jemari Jennie menyusuri dada bidang pria itu. Satu persatu jennie melepas kaitan kancing yang menutupi dada pria itu. Jemari lentik itu berhenti tiba-tiba. Sepasang mata kucing jennie mentap mata pria itu seolah-olah menunggu reaksi pria itu. Yang Jennie terima adalah senyuman.
"You know what? I guess I'll let you lead the game tonight." Jennie tersenyum pada pria itu. Sesuatu dari pria itu membuat Jennie memutuskan untuk meruntuhkan pertahanan dirinya. Jennie paham betul ini bukan reaksi alcohol yang ia inginkan. Tanpa ia sadar, senyuman pria itu lebih memabukkan dari alcohol yang ia minum.
Pria itu melangkah maju lebih dekat dengan jennie. Mata mereka bertemu, dan untuk kesekian kalinya pria itu tersenyum. Ia menyelipkan helaian rambut jennie ke balik daun telinga wanita itu. Dengan jemari hangatnya, pria itu perlahan membelai pipi jennie hingga akhirnya ia manangkup wajah Jennie lalu mencium bibir wanita itu. Jennie hampir mengumpat saat ia diingatkan betapa manis bibir pria itu.
Jemari Jennie berlari di balik rambut pria itu. Permainan ini sangat indah tapi jennie butuh lebih. "Sir, I need more of you" desah Jennie diselah-selah tautan bibir mereka.
Jennie memberikan akses agar pria itu lebih mudah menciumi sisi lehernya. He finally strips jennie off. Pria itu membaringkan Jennie di atas kasur dan tersenyum melihat tubuh wanita itu. Hanya Tuhan yang tahu betapa tatapan lembut pria itu bisa membuat seorang Jennie malu dengan badan indahnya yang terekspos.
He starts to cares the shape of her with his lips. His hands take care for her breasts. He does everything that screams how he admires her body. Now that his right hand starts to cares her wet folds, he dips his face between her thighs. Sucking all the sweetness from her. He dipped his fingers in and Jennie lets out endless moan.
Jennie is wet. Shes drenched down there, that guy does wonders only with fingers and mouth. Jennie's been screaming and moaning. "PLEASE I NEED MORE OF YOU-" and then she realized that she still doesn't know his name.
"It's Hanbin." He smiles and kisses her deeply.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI HEROINE - Kim Hanbin / Jennie Kim (21+)
FanfictionJennie Kim memang bukan pemeran utama dalam pertunjukan hidup seorang Kim Hanbin. Dia hanyalah pemeran sampingan namun tanpa ia ketahui perlahan menjadi seorang antagonis.