Jennie mendorong kursi Hanbin hingga sudut terdalam studionya. Jennie menampar pipi kiri pria yang berada di hadapannya. Hanbin tidak memberikan reaksi apapun. Jennie kembali menampar pria itu. "YOU BETTER FEEL SORRY FOR LAST NIGHT, YOU FFUCKING JERK!" mendengar suara Jennie yang bergetar, Hanbin langsung menatap mata wanita itu. Merah dan bergenang. Jennie menahan tangisnya. Hanbin menangkup wajah mungil Jennie lalu meraup bibirnya. Tangisan Jennie pecah. Ini bukan yang ia inginkan.
Jennie berusaha melepaskan tautan bibirnya dengan Hanbin. "But this is my revenge!" desah Jennie setelah ia berhasil melepaskan dirinya dari dekapan Hanbin. Dengan cepat, Jennie menurunkan training Hanbin di tempat beserta boxernya. Ia tersenyum melihat kondisi di balik boxer Hanbin yang sudah tegang dan berkedut. Alam semesta sedang membantu Jennie.
Jennie memasukkan bagian Hanbin kedalam mulut mungilnya. Pria malang itu melepaskan erangan saat ia merasakan lidah lembut jennie menyentuh bagiannya. She takes care of him very well that Hanbin moans everytime her little mouth suck him. Hanbin cant help but thrust his way in Jennie's mouth but she suddenly stops. "This is my game. I take control." Ucap Jennie. Hanya Tuhan yang tahu mengapa Hanbin melakukan apa yang Jennie katakan.
Hanbin terus mengerang, ia bahkan tak peduli jika ada orang lain yang mendengar erangannya di pagi-pagi buta ini. "Suck it deeper baby, I'm so close – errghj" Hanbin tak bisa focus dengan kata-katanya. Jennie membuatnya gila. Tepat sebelum Hanbin mencapai klimaks, Jennie melepaskan dirinya dari Hanbin. Wanita itu mencampakkan bagian pria malang itu yang sedang berkedut tidak karuan lalu mengecup bibir pria itu. "For a jerk like you, you taste sweet. I'll see you around Kim Hanbin!" Jennie meninggalkan pria itu sendirian di studio dalam keadaan mengenaskan. Hanbin membanting kursinya marah. Jennie benar-benar mempermalukan dirinya pagi itu.
"Ya! Kim Hanbin! This place smells like sex! Did you bring random chick to your studio?!! I swear to God you bette-" seseorang menyadarkan Hanbin dari lamunannya.
"Diamlah Hyung.." jawab lemas Hanbin.
"Hey, you okay?"
"Obviously not okay."
"Masalah wanita huh? Spill it bro. kau tau aku adalah ahlinya di bidang ini." Pria sipit itu terkekek.
"Tidak ada apa-apa hyung.."
"Jangan berbohong padaku. Aku tadi melihat wanita keluar dari studiomu, you little jerk." Sontak Hanbin langsung mengarahkan pandagannya kepada si 'hyung' tersebut.
"Jiwon hyung, tolong jangan biarkan orang lain tahu apa yang baru saja terjadi padaku. Okay?" mohon Hanbin
"Depends on, will you spill it or nah.."
Hanbin hanya bisa mengendus frustasi.
"Dialah alasan Jiyong hyung mendobrak masuk dalam studio mala mini." Jawab Hanbin lemas. "Hyung, aku tak tahu keadaan apa yang sedang menjebakku dengan wanita itu. Yang pasti aku merasa ada banyak hal buruk yang akan terjadi setelah ini."
"Oh, si Jennie Kim itu?" Lagi-lagi Hanbin mengalihkan pandangannya pada Jiwon dengan tatapan yang terkejut. Seakan tahu apa yang sedang Hanbin pikirkan, Jiwon melanjutkan perkataannya. "Dia ada di pesta tadi malam kan?" Tanya Jiwon. Hanbin mengangguk. "Aku melihatnya berpelukan dengan Jiyong hyung makanya aku jadi penasaran. Tadinya sih aku ingin berkenalan dengan gadis itu, namun saat aku mengikuti mereka ke meja VIP, semua senior kita menyambutnya dengan hangat. Bahkan mereka memeluk dan tertawa dengan gadis itu. Aku hanya tau namanya sih but not with her identity. Yang pasti dia adalah orang yang special bagi orang-orang penting YG. Well at least for Jiyong hyung." Jelas Jiwon.
"ahhh!" erang Hanbin secara frustasi.
"Now tell me, why Jennie Kim was inside your sacred cave." Jiwon mulai mengintrogasi Hanbin.
"I slept with her last night."
"DUDE! APAKAH KAU SERIUS?!?! HAHAHAHAH" Jiwon tertawa terbahak-bahak sebelum akhirnya ia sadar kalau Hanbin tidak tertawa. "wait, its not a good thing???" Tanya Jiwon yang kebingungan.
"Tidak, saat seorang Kwon Jiyong datang ke studioku hanya untuk meninjuku dan mengancam untuk mengusirku karena kejadian semalam." Jiwon menunjukkan wajahnya yang masing bingung.
"You fucked a virgin?!" Tanya Jiwon
"Hyung..." Hanbin akhirnya tertawa. "Shes definitely not a virgin. The thing is – " Hanbin menghentikan perkataannya.
"I made love with her." Jiwon langsung berdiri dari tempat duduknya.
"SOMEONE PLEASE BRING KIM HANBIN TO HOSPITAL, HE IS SICK!" Jiwon tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar.
"Bagaimana menurutmu Hyung?" Tanya Hanbin
"Bagaimana apanya?! Kau sudah gila Hanbin ah! Not to be an ass, but should I remind you what happened to your lame ass after giving your all for a chick?!"
"Hayi isn't a random chick hyung..." lawan Hanbin lemas
"WELL IM SORRY BUT I CANT FORGET THAT YOU ALMOST TURN EVERYTHING DOWN FOR HER AND LOOK AT YOURSELF NOW! Depressed. Sekarang jawab pertanyaanku, dimana wanita yang kau perjuangkan itu hah? " Hanbin tidak bisa menjawab pertanyaan Jiwon. "RIGHT! SHE LEFT YOU MISERABLY! SHE LEFT YOU KIM HANBIN!" Jiwon tidak bisa menahan rasa jengkelnya. Hanbin masih tertunduk di kursinya.
Hanbin mengendarai mobilnya menyusuri jalanan kota Seoul yang masih tertidur. Ini tahun ketiga baginya untuk tinggal sendiri tak bersama membernya di asrama. Hanbin melemparkan tubuhnya ke kasur. Pria itu menatap langit-langit kamarnya. Ia teringat pada malam itu. Malam terdingin di tahun 2019 saat Hanbin kehilangan adiknya dalam sebuah kecelakaan. Jika saja Hanbin tidak terlalu sibuk mungkin ia akan lebih sering mengunjungi keluarganya. Mungkin Ayahnya tak perlu menyetir pagi-pagi buta untuk mengantarkan Hanbyul bertemu dengannya. Mungkin kecelakaan itu tak akan terjadi.
Tak ada malam dimana ia tidak menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang merenggut nyawa malaikat kecilnya.
2019, malam kedelapan setelah insiden itu, Hanbin hampir memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Jika bukan karena Hayi, tak akan ada seorang Kim Hanbin di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI HEROINE - Kim Hanbin / Jennie Kim (21+)
FanficJennie Kim memang bukan pemeran utama dalam pertunjukan hidup seorang Kim Hanbin. Dia hanyalah pemeran sampingan namun tanpa ia ketahui perlahan menjadi seorang antagonis.