"Ergh.. stop it Hanbin. We just fucked hard. Aku terlalu capek untuk ronde ke 5. Biarkan aku tidur, please.." erang Jennie saat ia merasakan Hanbin menciumi perut ratanya.
Hanbin terkekeh saat ia mendengar Jennie mengeluh. "You're driving me crazy, Miss Kim!"
"Kamu memang sudah gila, Hanbin. Jangan jadikan aku sebagai alasanmu." Gerutu Jennie.
"Apa kau mengantuk? Bukannya tadi sudah tidur?" tanya Hanbin.
"Aku capekk, Hanbin!" Jennie kini sudah terduduk di kasur. "Dan sekarang aku sudah tidak ingin tidur, karena seseorang. Terimakasih ya!" Jennie memutar bola matanya sementara Hanbin kembali terkekeh. "Dasar tukang tidur!" Ucap Hanbin sambil mencubit pipi empuk Jennie.
Jennie mengendus kesal. Ia duduk di atas pangkuan Hanbin dan menatap pria itu. "Kamu itu selalu bikin kesal! I only stay because of your lips, Hanb in." Ucap Jennie sambil mengusap lembut bibir bawah Hanbin dengan ibu jarinya.
"Katanya capek?" Hanbin menaikkan salah satu alisnya.
"Bukannya kamu masih pengen makanya gangguin aku dari tadi?" Jawab Jennie sambil mengerutkan keningnya.
"Ya tuhan! Jennie Kim, stop making such a face!" Hanbin terbahak-bahak saat ia melihat wajah polos Jennie yang kebingungan.
"Apa sih?" gerutu Jennie kesal.
"Okay.. Okay.. Sorry.. Aku ingin bicara aja tadi."
"Well, we already talked?" tanya Jennie yang masih bingung.
"Ya.. Tapi aku ingin bicara tentang kamu. Aku belum kenal kamu, Jennie Kim." Hanbin menatap Jennie yang sama sekali tidak memeberikan respon apapun.
"Kau perlu tahu kau tidur dengan siapa saja? Tenang Hanbin, I'm on my pills. Aku tidak akan tiba-tiba hamil lalu membuatmu 'bertanggung jawab'." Jawab Jennie enteng.
"Bukan itu maksudku, Jennie." Hanbin menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Lalu? You already know enough of me. Aku bekerja di YG sebagai creative director dan kita sedang dalam project yang sama. Apa lagi yang perlu kau ketahui? Bukankah kau hanya butuh namaku untuk kau teriakkan setiap kita bersetubuh?"
"Aku ingin lebih mengenal seorang Jennie Kim." Jawab Hanbin frustasi kali ini.
"Kau sudah cukup tahu tentang aku, Kim Hanbin. Dan kau tidak perlu tahu hal lain tentang diriku." Jennie berdiri dari kasurnya. Ia mencari sesuatu di dalam tasnya yang tergeletak di lantai.
Demi apapun yang ada di langit, Hanbin tidak tahu kenapa hatinya seperti ingin jatuh saat ia melihat Jennie berjalan jalan di kamar dalam keadaan masih telanjang. Ia sudah melihat semuanya, tapi semuanya masih tidak pernah cukup bagi Hanbin jika itu tentang Jennie Kim.
"Kau mau satu?" Jennie menyodorkan sebuah lintingan ke arah Hanbin. Hanbin tak tahu apa itu. Ia hanya mengerutkan keningnya. Seolah tahu ketidakpahaman Hanbin, Jennie tersenyum . "Cuman ganja. Mau gak?" Hanbin masih tidak bergeming. "Ah ya, Korea Selatan masih terlalu bodoh untuk melegalkan ganja kan?"
Jennie hanya mengendikkan pundaknya lalu menyelipkan lintingan itu dibibirnya. Api dari pemantik sudah membakar ujung lintingan ganja Jennie. Wanita itu menghembuskan asapnya di udara dan tersenyum.
"Kaget?" Tanya Jennie ke Hanbin, seolah olah ia sudah memprediksikan reaksi Hanbin. "Katanya ingin tahu tentang Jennie Kim?" Wanita itu kembali tersenyum.
"Sejak kapan?" Hanbin akhirnya bersuara.
"Lupa." Jawab Jennie acuh.
"Apa lagi selain ganja?" Tanya Hanbin serius.
"Anything that can make me feel numb? You name it." Jennie tahu Hanbin sedang luar biasa kaget saat ini.
"Kenapa?"
"Bukan urusanmu."
"Siapa saja yang tahu?"
"Jiyong. You must know by now, right?" Jennie berjalan mendekati Hanbin. "Ada lagi hal yang kau ingin ketahui tentang Jennie Kim?" Hanbin masih terdiam. "Sudah menyesal?" tanya Jennie kembali.
"Berikan padaku!" Hanbin merebut lintingan ganja yang berada diantara jemari lentik Jennie dan meletakkannya diantara bibirnya.
"Are you fucking crazy, Kim Hanbin?!" Jennie merebut lintingan ganjanya sebelum Hanbin bisa menghisapnya. "Jangan lakukan hal bodoh! Jauhi benda ini selama negaramu masih bertingkah bodoh seperti sekarang!" Tanpa sadar suara Jennie meninggi dan bergetar.
"Can't you do the same thing?" tanya Hanbin dengan frustasi.
"Dengar, Hanbin. Inilah mengapa kau tak seharusnya mengenal Jennie Kim. Let's just stick to kissing and fucking, okay?" Jennie mematikan sisa api di lintingan ganjanya.
"Tidurlah, kau pasti sangat shock malam ini." Ucap Jennie sebelum akhirnya ia meninggalkan Hanbin yang masih duduk terdiam di sudut kasur.
A/N: ini fiksi ya. semua hal buruk dalam cerita hanya sebagai bumbu. jangan ditiru. Selamat Tahun Baru!
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI HEROINE - Kim Hanbin / Jennie Kim (21+)
FanfictionJennie Kim memang bukan pemeran utama dalam pertunjukan hidup seorang Kim Hanbin. Dia hanyalah pemeran sampingan namun tanpa ia ketahui perlahan menjadi seorang antagonis.