iKON memang layak mendapatkan popularitas yang mereka miliki saat ini. Jennie terkagum melihat bagaimana 7 pria itu menikmati konser mereka lebih dari siapapun di venue itu. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan saat di atas panggung.
Tak jarang mereka bermain-main saat berada di atas panggung. Jennie sangat menikmati konser ini.
Oh, dan tentu saja Hanbin. Jennie tak bisa lupa bagaimana Hanbin benar-benar menginvestasikan dirinya sepenuhnya untuk konser malam ini. Hanbin menjadi seseorang yang lucu saat ia harus berinteraksi dengan penggemarnya. Jennie hampir tak percaya bahwa Hanbin yang terlihat seperti harimau saat proses rehearsal adalah orang yang sama dengan Hanbin yang bergurau di atas panggung malam ini .
Di sisi lain, Hanbin berusaha untuk tidak berlari kearah Jennie selama konser berlangsung. Bagaimana seseorang bisa terlihat begitu cantik dan menawan dari kejauhan. Jennie Kim kau membuatku gila! Batin Hanbin.
Pria itu bergegas ke backstage saat konser telah usai dilakukan. Ia tak sabar untuk melihat hadiahnya. Saat Hanbin baru saja akan pergi kembali ke hotel, Jiwon menghentikannya. "Kau tak akan melewatkan makan malam bersama crew dan staff untuk menghampiri wanita itu kan?"
"Hmm?"
"Kamu tahu apa yang sedang aku bicarakan, Hanbin." Ujar Jiwon dengan nada khawatir.
"Ya, aku akan ikut makan malam ini. Kau puas?" jawab Hanbin kesal.
"Aku hanya tak ingin kau jatuh ke dalam lubang yang sama. Kau tahu Jennie hanya bermain-main denganmu."
"More like, we agree to play this game. Jangan khawatirkan diriku, Hyung. Aku tahu apa yang sedang kumainkan. I will be okay."
"Semoga saja."
Semua orang terlihat menikmati makan malam, kecuali Hanbin. Hanbin terus menatap jam tangannya. Ia ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini. Entah apa yang sedang Hanbin pikirkan sampai-sampai ia sudah tak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Ia benar-benar tak peduli.
"Bisakah kau setidaknya berpura-pura untuk menikmati makan mala mini. Mereka bukan orang asing, Hanbin. Mereka adalah crew yang membantu kita selama ini!" Jiwon terdengar geram.
"Aku tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, Hyung."
"Dengar, aku tak akan kecolongan lagi kali ini. Kau tak akan mencampakkan kehidupanmu hanya untuk seorang wanita sialan lagi."
"Cukup. Aku akan pergi." Hanbin kini terdengar marah. Ia marah. Sangat marah. Tapi ia tak tahu pasti alasannya. Kepada siapa ia marah.
Hanbin merogoh sesuatu dari dalam kantong jasnya. Sebuah kartu. Jennie memberikan Hanbin kartu duplikat kamar hotelnya. Hanbin memasuki kamar hotel Jennie dengan berhati-hati. Hening. Hanbin tidak mendengar suara Jennie. Dimana Jennie? Tanya Hanbin di dalam hati.
Senyum Hanbin mengembang saat ia melihat Jennie yang sedang tertidur di meja kerjanya. Hanbin menghampiri meja yang penuh dengan potongan kertas foto dan swatces warna yang berserakan. Jennie tertidur saat ia sedang mengerjakan moodboard untuk konsep album Hanbin. Hanbin tidak bisa berhenti tersenyum. Ia tak bisa memilih antara moodboard yang dikerjakan oleh Jennie atau wajah damai Jennie yang sedang tertidur. Dua-duanya sempurna bagi Hanbin.
Senyum Hanbin menghilang saat ia melihat sesuatu dalam tas kertas disamping kursi Jennie. Hanbin tahu ta situ berisi sepasang lingerie baru berwarna hitam. Hanbin berusaha untuk mengontrol dirinya. "Tidak Hanbin, kau tidak akan membangunkan Jennie hanya karena kau ingin melihatnya didalam sepasang lingerie itu." Hanbin menggeleng-gelengkan kepalanya seakan ia dapat menghapus niatan buruknya.
Dengan penuh hati-hati, Hanbin memindahkan Jennie ke kasur agar ia bisa tidur dengan nyaman. Hanbin memutuskan untuk mandi dan tidur di samping Jennie malam ini.
Hanbin mengerang dalam tidurnya. Kini ia melihat Jennie dalam balutan lingerie hitam yang ia lihat tadi. Hanbin pasti sangat ingin melihat Jennie didalam lingerie sampai ia memimpikannya. Hanbin merasakan sesuatu yang basah dan hangat di kemaluannya. Pria itu kembali mengerang.
"Bangunlah, Hanbin." Hanbin membuka matanya saat ia mendengar suara yang ia kenali. Jennie Kim benar-benar dibalut dengan lingerie hitam sedang mengulum kemaluannya seperti tidak ada hari esok. "Erghh Jennie, please. Suck it deeper baby." Erang Hanbin dengan suara seraknya.
Hanbin meraih kepala Jennie dan mengatur tempo mereka menjadi lebih cepat. "Yes, baby.. faster fasterr.." erang Hanbin kembali sebelum ahirnya ia melepaskan cairannya didalam mulut hangat Jennie.
Jennie tersenyum saat ia melihat Hanbin yang sudah benar-benar terbangun dari tidurnya. Jennie merangkak ke arah Hanbin dan mencium bibir montok pria itu. Ia ingin membiarakan Hanbin tahu betapa manis dirinya. Jennie licks, sucks and kisses Hanbin's lips like there's no tomorrow.
"Hallo, Hanbin." Sapa Jennie setelah mereka berciuman. "Kau tak berpikiran kalau aku akan melupakan hadiahmu malam ini kan?" tanya Jennie sambil menggesekkan kemaluan Hanbin yang berkedut ke bagian lingerie Jennie yang sudah basah.
"No, baby.. Please.." Erang Hanbin frustasi.
"I love your lips, mereka sangat empuk. Aku rindu untuk merasakan mereka di bawah sana.." goda Jennie sambil menggigit bibirnya.
Hanbin membalikkan posisi mereka dengan sekejap. Kini Hanbin berada diantara paha Jennie."You're already wet, baby. I love this." Ucap Hanbin saat ia melihat lingerie Jennie yang sudah basah. "Apakah aku sudah bilang kalau kau terlihat sangat indah didalam lingerie ini?" tanya Hanbin. "Ugh.. Just fuck me hard, Hanbin!" erang Jennie dengan frustasi.
"Your will is my command, my lady."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI HEROINE - Kim Hanbin / Jennie Kim (21+)
FanfictionJennie Kim memang bukan pemeran utama dalam pertunjukan hidup seorang Kim Hanbin. Dia hanyalah pemeran sampingan namun tanpa ia ketahui perlahan menjadi seorang antagonis.