chapter 15

1K 97 5
                                    

WARNING!

SENSITIVE CONTENT!



Hanbin tidak bisa berpikir dengan jelas. Kepalanya terasa sangat berat. Mulutnya terasa pahit. Ia terlalu banyak minum malam ini.

Matanya mencari cari sesuatu.

Hanbin menyusuri ruangan dengan terhuyung-huyung. Semua orang tahu pria ini mabuk. Sangat mabuk.

Hanbin menghentikan langkahnya saat ia menemukan apa yang ia cari.

Jennie Kim.

"Jangan menatapku seperti itu." Bisik Hanbin pada Jennie yang masih tidak melakukan apapun.

"Kau benar. aku yang bodoh. Kau yang membuatku seperti ini. Bagaimana bisa kau meninggalkanku dalam keadaan hancur sendirian seperti ini, Jennie Kim? Kau harus bertanggung jawab. Kau harus." Ucap Hanbin dengan suara paraunya.

Pria itu menarik tangan Jennie dengan kasar.

"Kemana kau akan membawaku, Kim Hanbin?" tanya Jennie.

"MY place." Jennie tahu Hanbin sedang mabuk dan marah.

"Kau terlalu mabuk untuk menyetir. Apa kau gila?!" Jennie berusaha melepaskan genggaman tangan Hanbin yang terlalu kuat.

"Sangat gila."

"Kau akan mencelakai kita!" Jennie memekikkan suaranya.

"Setidaknya kita akan mati bersama-sama jika hal itu terjadi."

Mereka beruntung, saat itu terlalu malam sehingga tak banyak kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan. Ini adalah tiga puluh menit terlama yang pernah Jennie rasakan seumur hidupnya. Ia hanya berharap Hanbin dapat melihat jalanan dengan jelas, meski mustahil.

Hanbin kembali menarik pergelangan tangan Jennie saat mereka sudah sampai. Jennie tahu ia akan melihat memar di pergelangan tangannya tak lama lagi.

"Lepaskan aku!" Jennie berusaha melepaskan dirinya dari Hanbin saat mereka sampai di apartemen Hanbin.

"Apa yang kau mau, Kim Hanbin?!"

"Kamu. Aku ingin Jennie Kim, malam ini." Jawab Hanbin. Jennie bisa merasakan hawa panas yang keluar dari mulut Hanbin di lehernya. Pria mabuk dengan amarah yang tak terkontrol. Ini adalah kombinasi terakhir yang Jennie inginkan dari seorang Hanbin.

"Tidak. Kau tidak akan mendapatkan apapun dariku, Hanbin." Tubuh Jennie menjadi dingin saat ia melihat mata Hanbin. Ia benci tatapan mata ini. Ia benci kalau ia pernah melihat tatapan mata ini dulu.

"You don't say no to Kim Hanbin, Jennie." Hanbin menekan tubuhnya pada tubuh Jennie yang terguncang.

"No Hanbin, You're better than this. Jangan lakukan ini padaku. Aku sudah bilang tidak. Tolong Hanbin.." Jennie tak bisa menahan air matanya. Ia tahu Hanbin tak akan berhenti.

"Jangan menangis! Kau sudah biasa dengan semua ini kan? Kenapa menangis sekarang?" Hanbin tak bisa menahan amarahnya saat ia melihat Jennie menangis. "Kau tak layak untuk menangis setelah apa yang kau perbuat, Jennie. Jadi berikan aku senyumanmu sekarang."

Malam itu, Jennie melewati kejadian yang sama persis saat ia masih berumur 14 tahun. Pria itu tak peduli saat Jennie mengatakan tidak. Nyatanya, Hanbin tidak berbeda dengan ayah tirinya. Mereka adalah hewan bagi Jennie. Mencintainya katanya? Jennie juga mendengar hal yang sama dari ayah tirinya sebelum pria itu menghancurkan hidup Jennie.

Jennie terduduk di lantai apartementnya. Ia masih bisa mendengar suara Hanbin.

"Can you feel my love, Jennie?"

"You hate me for making love with you right?"

"I love you Jennie Kim."

"I hope you suffer like me, because this love makes me suffer."

Jennie tak bisa berhenti menangis.

Ia merasa kotor.

Ia membenci dirinya yang terduduk tak berdaya saat ini.

Ia membenci kenyataan saat ia pernah yakin kalau Hanbin adalah pria yang berbeda.

Ia membenci dirinya yang harus kembali ke masa lalunya.

Ia membenci dirinya melebihi apapun saat ini.

Hal terakhir yang ia inginkan saat ini adalah hidup.

ANTI HEROINE - Kim Hanbin / Jennie Kim (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang