CURRENT TIME.
SOUTH KOREA.
"Kau siap? Ini adalah tour Eropamu yang pertama!" ucap Baymax manager yang menemani Hanbin menunggu boarding time.
"Aku tak tahu." Jawab singkat Hanbin.
Sejujurnya itulah yang benar-benar Hanbin rasakan saat ini. Ia tak tahu apa yang sedang bergejolak di hatinya. Gejolak itu terlalu besar bagi Hanbin untuk tidak menghiraukannya.
Swiss...
Swiss...
Hanbin tak yakin bahwa ia siap untuk menghirup udara yang sama dengan wanita itu.
Empat hari pertama Hanbin di Eropa tidak buruk.
Setidaknya sebelum Hanbin bertemu dengan seseorang yang ia kenal. Seseorang yang ia hindari.
Kwon Jiyong.
Jiyong mengisyaratkan tangannya seolah memerintahkan Hanbin untuk berdiri lebih dekat dengannya.
"Ne Hyung.." Hanbin berusaha untuk terdengar sesopan mungkin.
"Ikuti aku." Ucap Jiyong singkat.
Mereka sampai di coffee shop local yang sepi. Jika bukan karena alunan music jazz yang memenuhi coffee shop, orang lain pasti bisa mendengarkan degup jantung Hanbin saat ini. Entah mengapa setelah kepergian Jennie, Hanbin menjadi takut untuk bertemu dengan Jiyong. Ia merasa telah melakukan sesuatu yang akan membuat Jiyong marah padanya.
Dan dia benar.
Jiyong saat ini tidak menyembunyikan rasa marahnya.
Jiyong ingin Hanbin tahu dan merasakan kemarahannya. Pria itu mengeluarkan sebuah amplop tebal dan melemparnya ke atas meja coffee shop itu.
"Buka." Perintah jiyong singkat.
Hanbin mengeluarkan isi dari amplop itu. Ia melihat wajah yang ia cari selama 5 tahun ini. Jennie Kim. Semua system didalam diri Hanbin runtuh begitu ia melihat Jennie.
"Pernah berpikir mengapa detektif payah bayaranmu itu tak pernah kembali dengan hasil yang kau inginkan?" Tanya Jiyong dengan nada yang sangat amat diatur . Demi apapun yang ada di alam semesta, Jiyong sedang menyiksa dirinya sendiri dengan mengontrol amarahnya.
Hanbin seperti melihat hantu. Wajahnya pucat. Pria itu terus melihat foto-foto yang ada di dalam amplop.
Jennie yang terlihat pucat dan ringkih berjalan menyusuri taman bersama Jiyong.
Jennie dan Jiyong duduk bersama di pizza café..
Jiyong yang tertawa dengan Jennie di dalam mobil mewahnya.
Jennie yang duduk di taman sambil melakukan facetiming dengan seseorang.
Wanita itu tersenyum sangat manis.
Wanita itu hamil..
Hanbin meletakkan kumpulan foto itu di atas meja.
"Lima tahun yang lalu. Masih ada banyak foto yang harus kau lihat. Bukankah ini yang kau inginkan dari detektif bodohmu?" Jiyong memastikan Hanbin melihat semua foto yang ada di amplop itu.
Jennie yang menggendong bayi kecil
Jennie dan Jiyong bermain dengan anak gadis di taman
Jennie yang menjemput anak gadis itu dari sekolahnya
Jennie yang sedang memeluk anak gadis itu
Jiyong dan anak gadis itu saat di Korea
Hanbin melihat semuanya.
"Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menyakiti Jennie?" Jiyong bertanya dengan suara paraunya. "Kuharap kamu tahu batasanmu. Stop bothering MY family, Hanbin. Ini peringatan terakhir bagimu." Jiyong berdiri dari tempat duduknya dan akan meninggalkan coffee shop namun dihentikan oleh suara Hanbin.
"Dimana Jennie?" tanya Hanbin.
"Aku sudah memperingatimu Kim Hanbin!" Jiyong mulai geram.
"Tidak. Aku harus tahu dimana Jennie Kim saat ini." Hanbin kini sama sekali tidak takut dengan Jiyong.
"Lalu apa? Menyakiti Jennie lagi? Get lost man!" Jiyong menaikkan suaranya.
"AKU HARUS BERTEMU DENGAN JENNIE KIM! DIMANA DIA SEKARANG?" Hanbin tiba-tiba meledak. Suaranya bergetar. Matanya berair. Ia ingat semuanya tentang malam itu. Tentang dosa terbesarnya, Ia ingat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI HEROINE - Kim Hanbin / Jennie Kim (21+)
FanfictionJennie Kim memang bukan pemeran utama dalam pertunjukan hidup seorang Kim Hanbin. Dia hanyalah pemeran sampingan namun tanpa ia ketahui perlahan menjadi seorang antagonis.