Coin has Two Sides

373 37 4
                                    

Apakah Tuhan benar-benar menyiapkan akhir yang bahagia untuk semua orang? Seperti kisah dongeng yang menemani anak-anak ketika malam datang. Setiap kisah selalu sama, berbagai kesulitan datang di awal, namun berubah menjadi indah ketika kisahnya berakhir.

Akankah kehidupan ini juga akan seperti itu?

Bolehkah aku memercayai hal itu? Layaknya anak kecil yang tak mengenal kekejaman dunia. Kau tidak akan mentertawakannya, kan?

-x-

Trista sama sekali tidak mengenali sinar matahari pagi yang masuk dari jendela besar di dekat tempat tidur dan menerpa wajahnya, menarik dirinya dari dunia mimpi, kembali ke dunia nyata dengan kepala berdenyut. Tak hanya itu, Trista juga bangun dengan sejuta pertanyaan tentang apa yang terjadi setelah ia ikut minum bersama para senior. Tetapi ada satu pertanyaan yang sangat ingin Trista ketahui jawabannya jika dibandingkan dengan pertanyaan yang lainnya,
“Aku.. ada di mana?”

Ruangan yang menyambutnya itu adalah kamar yang sangat besar, ukurannya mungkin dua kali kamar yang selama ini ditempati Trista. Tempat Trista berada saat ini adalah sebuah kasur berukuran besar yang menempel pada jendela tanpa gorden yang juga luar biasa besar, jendela itu menjadi sumber cahaya yang sempurna bagi kamar ini. Cahaya matahari yang masuk ketika pagi datang pun dapat menjadi alarm yang ramah bagi siapa pun yang menempati kamar ini.

Dindingnya tersusun atas bata berwarna merah, polos tanpa apapun menggantung padanya. Pandangan Trista kini beralih pada lemari berukuran besar yang menempel pada tembok di pojok kanan kamar, lalu berlanjut pada meja dan rak kayu yang mengisi bagian kiri kamar yang rapi itu. Tak ada barang-barang berserakan di sembarang tempat, semua tersusun pada tempatnya masing-masing. Pakaian kotor satu pun tak terlihat bergelimpangan di lantai, buku-buku tersusun di rak, jaket dan tas tergantung pada stand-hanger di depan pintu kamar. Pemilik kamar ini pastilah orang yang sangat disipin.

Tapi, sebenarnya ini kamar siapa?

Trista hampir saja menjerit ketika sesuatu yang terasa dingin menyentuh punggung tangannya. Ia buru-buru menoleh dan ternyata di sanalah jawaban atas pertanyaannya berbaring—Samara Evans tidur dengan pulasnya di tempat tidur yang sama dengan yang ditempati oleh Trista. Kini pertanyaan yang membutuhkan jawaban di dalam kepala Trista justru semakin banyak saja.

Kenapa Samara ada di sini? Apakah ini kamar Samara? Kalau benar, kenapa dirinya ada di sini? Gadis itu tidak ada di bar semalam. Lalu, kenapa mereka sekarang malah bersama? Kenapa? Bagaimana bisa? Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya semalam?

Gadis yang kebingungan itu memijit kepalanya yang berdenyut semakin kuat, mungkin karena pengaruh alkohol yang masih tersisa atau juga karena pengaruh semua pertanyaan yang memenuhi kepalanya saat itu. Mungkin juga karena keduanya.

Kerongkongan Trista tiba-tiba terasa kering dan serak, ia ingin sesuatu untuk menyegarkannya sekarang juga. Segelas air putih mungkin adalah pilihan yang tepat. Maka, Trista pun mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar, berharap ia akan menemukan botol berisi air yang dapat diminum atau semacamnya. Helaan nafas panjang mengakhiri pencarian Trista yang berakhil nihil.

Apa itu artinya aku harus pergi ke dapur? Batin Trista ragu.

Keraguan itu bukan hanya karena ia merasa tak nyaman untuk berkeliaran di rumah orang lain tanpa seizin pemiiliknya, tapi juga karena ia tak yakin kalau dirinya dapat menemukan dapur di rumah yang ukurannya pasti sangat besar itu—mengingat kamar yang ditempatinya saja sudah sangat besar.

Ada keinginan untuk membangunkan Samara dan memintanya mengantar Trista menuju dapur, namun melihat wajah tidurnya itu Trista jadi tak sampai hati membangunkannya. Wajah polos itu sama persis dengan yang dilihatnya di balik semak-semak kampus beberapa minggu yang lalu. Sangat manis dan menggemaskan, seperti bayi. Melihatnya membuat Trista melupakan sejenak masalah kerongkongannya dan memilih untuk memerhatikan wajah Samara dari dekat saja.

The Princess Who Could Not SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang