Hello From The Other Side

369 34 1
                                    

Apakah ini benar?

Apakah semua ini tidak masalah?

Bolehkah aku menikmati semua ini?

Senang karenanya, apakah aku sungguh diizinkan?

Tuhan, kali ini kau tidak sedang mempermainkanku, bukan?

Mempermainkan hatiku yang rapuh ini dengan bunga tidur yang membuai.

-x-

To : Evelina G
Subject : how r u
Eve, bagaimana Jepang? Menyenangkan? Padahal kau baru pergi selama seminggu tapi aku merindukanmu. Harusnya kita menghabiskan waktu lebih lama untuk bermain bersama sebelumnya.

Oh, tahun ini musim semi akan datang lebih cepat dari tahun lalu. Semoga kau juga menikmati musim semi di sana, ya!

Ps. Senior Evans semakin menggila, semoga bukan pertanda buruk, ya?

Trista menekan tombol send pada layar ponselnya. Helaan nafas panjang terdengar tak lama setelahnya. Jujur saja, tidak pernah ia rasakan gugup yang seperti ini hanya untuk mengirim sebuah pesan. Pengalaman baru yang menggelikan.

Seminggu telah berlalu sejak Evelina berangkat ke Jepang dan selama itu jugalah Trista tak mendapat kabar apapun dari kawannya itu. Khawatir tentu saja mampir ke dalam diri Trista, tak peduli walau mereka baru kenal beberapa hari. Namun, Trista mencoba menjadi positif, mungkin Evelina hanya sedang sibuk menyesuaikan diri di sana.

Ya, pasti begitu! Trista berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Lagipula, ada sesuatu yang lebih penting yang harus dipikirkannya sekarang. Senior Samara. Ya, kakak tingkatnya itu belakangan ini kian mencurigakan saja. Setiap kali ada kesempatan, ia pasti akan mengajak Trista makan bersama. Dengan begitu keras kepalanya, Samara tak akan menyerah sebelum Trista menjawab ‘ya’.

“Orang itu terobsesi dengan makan, mungkin, ya?” gumam Trista sambil memainkan ponselnya.

Sebuah panggilan tiba-tiba saja masuk, dari Aya.

Eonni, kau dimana? Semua orang sudah berkumpul, loh!” suara Aya terdengar hampir membaur dengan kegaduhan di ujung sana, bukti bahwa semua orang memang sudah berkumpul.

“Ah, maaf. Sebentar lagi aku ke sana!” sahut Trista sambil bangkit dari bangku yang ia duduki.

“Cepat, ya!” pesan Aya sebelum mengakhiri panggilan.

“Iya, iya,” sahut Trista. Gadis itu mulai berjalan menuju tempat yang telah ditetapkan, ponselnya kini aman di dalam ransel hijau tuanya.

Hari ini adalah hari terakhir persiapan festival. Karena itu, semua orang datang begitu awal ke kampus untuk menyelesaikan semuanya. Besok universitas ini akan dibuka untuk umum, jadi kalau tidak hari ini, tentu saja tidak akan selesai.

Mahasiswa dari berbagai jurusan terlihat sibuk, terutama bagian dekorasinya. Mereka sibuk bergelut dengan gunting, lem, dan cutter. Memperindah stand mereka masing-masing. Sementara jurusan manajemen bisnis hari ini akan menyelesaikan pohon sakura mereka yang berjajar rapi di sepanjang jalan menuju gedung manajemen.

The Princess Who Could Not SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang