Pop In

333 30 6
                                    

Pop in, kunjungan singkat.

Berarti hanya sementara, tidak selamanya. Setelahnya ia akan pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Begitulah cara kerja sebuah kebahagiaan. Mereka hanya bertahan sepersekian detik bahkan sebelum kau benar-benar merasakannya.

Bahkan sebelum kau menyadari bahwa yang kau rasakan itu adalah kebahagiaan, mereka akan menghilang seolah tak pernah ada sebelumnya, digantikan begitu saja oleh rasa pilu yang menahun dan membuatmu meronta kesakitan.

-x-

Jika bicara tentang jenis manusia mana yang paling harus diwaspadai, tentu saja jenis pendendam adalah yang paling berbahaya. Pada dasarnya, tentu saja setiap manusia memiliki dendam terhadap satu pribadi atau kelompok manusia lainnya. Namun, ada yang berniat membalaskan dendamnya ada juga yang memilih menyimpannya sendiri. Mereka yang berkeinginan untuk membalaskan dendamnya sudah pasti akan menghalalkan berbagai macam cara untuk membalaskan dendamnya, terutama yang dendamnya lahir karena masalah cinta dan harga diri. Cara seperti apapun pasti akan ditempuh selama itu dapat membalaskan dendamnya.

Ya, cara apapun.

Mereka akan dibutakan oleh hasrat untuk membalas dendam hingga tak lagi dapat memilah keputusan-keputusan yang manusiawi. Mereka tidak akan ragu untuk merusak atau melukai orang yang menanamkan dendam pada diri mereka jika itu berarti dendam mereka terbalaskan. Bahkan tak jarang, balas dendam menjadi motif dari kasus pembunuhan yang ditangani pihak kepolisian.

Karena itu mereka yang menyimpan dendam adalah yang paling berbahaya.

Trista kini merasakan ketakutan itu. Takut pada Nicholas yang sudah pasti menyimpan dendam pada Samara setelah semua kejadian itu. Jika harus dipikir baik-baik, wajar saja Nicholas membenci Samara dan berambisi untuk membalas semua perbuatan Samara. Namun, Trista pun tak dapat menyalahkan Samara karena kekasihnya itu termasuk ke dalam pihak yang dirugikan dalam kasus ini.

Setelah mendengar semua pengakuan dari Samara, Trista menjadi sangat berhati-hati dan waspada dalam melakukan hal apapun. Ia selalu memastikan Samara untuk tidak berkeliaran seorang diri, hal inilah yang mendorong Trista menjadi sangat clingy pada Samara hari ini. Trista hanya takut jika ia tak berada di sisi Samara, Nicholas akan menyerang Samara tiba-tiba.

“Bagaimana kalau kita makan siang?” ajak Samara pada Trista yang sejak tadi sibuk memerhatikan lingkungan sekitar. Gadis itu sadar bahwa pacarnya yang menggemaskan ini sudah bersiaga sejak tadi dan tentu saja itu akan menguras tenaga luar biasa banyak, karena itulah Samara mengajak Trista untuk mengisi perut walau arloji yang melingkar pada pergelangan tangan kanan Samara belum menunjukkan waktu untuk makan siang pada umumnya.

“Eh? Tapi aku belum lapar..”

“Kalau begitu tidak perlu yang terlalu berat, sesuatu yang ringan juga tidak masalah. Yang cukup untuk mengganjal perut.” Sahut Samara, gadis itu bangkit dari bangku yang sejak tadi ia duduki, mengeluarkan kunci mobilnya dari saku.

“Ada sesuatu yang ingin kau makan?”

Trista diam sejenak, mencoba memikirkan sesuatu untuk menjawab pertanyaan Samara. Kemudian sesuatu terlintas di kepalanya, Trista tersenyum kecil. Ia pun segera mengutarakan keinginannya itu pada Samara.

“Baiklah, ayo kita ke sana.” Samara mengulurkan tangannya pada Trista, meminta gadis itu untuk bergandengan tangan. Trista menerimanya dengan senang hati, mereka berjalan menuju parkiran sambil bergandengan—sebuah kebiasaan baru diantara mereka.

Tempat yang dituju pasangan itu adalah minimarket yang tak begitu jauh dari kampus. Mereka kini duduk berhadapan di salah satu meja yang disediakan dengan deretan nasi kepal dan kopi kalengan di hadapan mereka. Semua sama persis dengan masa itu, hari di mana Samara dan Trista pertama kalinya makan bersama. Yang membedakan hanyalah waktu, saat itu hari sudah sangat gelap, sementara sekarang langit tampak cerah. Kemudian, hal yang menjadi pembeda lainnya adalah hubungan keduanya. Dulu mereka datang kemari sebagai senior dan junior, kini mereka datang sebagai sepasang kekasih.

The Princess Who Could Not SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang