09

1.4K 198 16
                                    

Selasa

07.15am

©©©

"Belajar yang bener kamu, jangan malu-maluin Papih sama Mamih."

Si dedek salim tangan Papih. "Iya Pih, iya."

"Baek, Tae, jagain adik lo berdua. Ini hari pertama dia sekolah baru, jangan biarin dia jalan sendirian, kalau udah bel istirahat ajak makan bareng, dan Tae kamu kan masih kelas Sepuluh kayak dedek, jadi kamu bisa leluasa meratiin dedek." Tutur Papih panjang lebar.

"Astaga, iya Pih, iya."

"Udah kan? Cus berangkat! Pih! Mih! Syalom!"

"Syalom."

©©©

"Udah fasih baca abjad internasional kan, dek?" tanya Taehyung yang lagi duduk disamping Baekhyun yang lagi nyetir mobil.

Si Dedek duduk sendirian di jok tengah sambil mainin Handphone .

"Dikit, bang. Susah soalnya, tau gini Dedek ikut saran Papih buat les Bahasa Indo waktu di Thai."

Si Dedek emang fasih bicara pakai bahasa Indonesia, bahkan juga paham bahasa Gaul anak Jakarta dan Sunda.

Tapi untuk nulis, ngetik dan balas pesan dia pakai bahasanya di Thailand, termaksud ngirim pesan ke Keluarganya di Indonesia.

Makanya si Dedek agak resah mau belajar di Sekolahnya yang baru hari ini, karena dia gak terbiasa nulis atau belajar dengan Abjad Internasional.

"Teu kudu dipikirin, nulis pake basa sunda wae." Si Baekhyun nyaut dari kursi pengemudi.

Dan akhirnya si Dedek ketawa. "Aing cageur keneh oge kali, bang."

"Tapi beunang oge tuh." Tanpa disangka, Taehyung ikutan nimbrung pakai bahasa Sunda dan berakhirlah perjalanan mereka menuju Sekolah dengan obrolan-obrolan absrud dengan bahasa Sunda.

©©©

"Eh Tae, lo anterin deh si Dedek, aing baru ingat harus nyalin PR si Dyo. Mana guru Killer deui!" ujar Baekhyun dan langsung ngacir pergi ke kelasnya.

Kini tinggalah Taehyung dan Si Dedek, berdua diparkiran yang suasananya lagi ramai karena para siswa berdatangan masuk dan memakirkan kendaraannya.

Terutama para siswi yang bisik-bisik ngelihat Taehyung yang baru saja menarik tangan adiknya untuk pergi.

Selama yang para ciwi-ciwi kang gosip tau, Taehyung gak pernah dekat sama cewek manapun, kecuali abangnya si Baekhyun yang lagi ngejar cinta Kim Taeyeon.

Tapi mereka kaget, begitu diparkiran mereka melihat si Taehyung lagi narik tangan cewek yang dari parasnya kelihatan kalau dia anak baru.

"Telinga gue kok panas ya?" ujar Taehyung

Si Dedek ikut mengangguk. "Sama bang."

©©©

"Gimana bang? Sekelas?" tanya Si Dedek saat mereka berdua baru keluar dari ruangan Kepala Tata Usaha, setelah selesai menanyakan kelas baru si Dedek.

"Enggak sih, tapi kelas kita dekatan kok, entar pas istirahat gue sama bang Baek samperin, tungguin dalam kelas aja." jelas Taehyung

Si Dedek mengangguk dan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung yang sepertinya sibuk merapikan rambutnya yang bertakan.

Dan sepanjang koridor kelas Sepuluh, Taehyung dan Adeknya jadi pusat perhatian, apalagi warna rambut si Dedek yang berbeda dari warna rambut siswa kebanyakan.

"Bang, takut..." rengek si Dedek.

Taehyung malah bermasa bodoh. "Ya elah, tiap anak baru juga pasti gitu, tenang aja."

Akhirnya mereka berdua tiba didepan kelas si Dedek , Sepuluh MIPA Satu.

"Udah gede kan lo, jadi gak perlu gue anter lagi sampai ke dalem. Yang rajin belajarnya, gue mau ke kelas gue dulu." ujar Taehyung sambil menepuk pelan kepala si Dedek sebelum berjalan menuju kelasnya di Sepuluh MIPA Tiga.

©©©

"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Kim Aerin, saya pindahan dari Thailand. Mohon bantuannya."

Aerin berusaha tersenyum semanis mungkin kepada teman-teman dikelas barunya.

Dan begitu mengakhiri perkenalannya, seluruh penghuni kelas langsung bertepuk tangan dengan riuh dan menyoraki nama Aerin, menandakan kalau mereka menerima kehadiran murid baru jika sejenis Aerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan begitu mengakhiri perkenalannya, seluruh penghuni kelas langsung bertepuk tangan dengan riuh dan menyoraki nama Aerin, menandakan kalau mereka menerima kehadiran murid baru jika sejenis Aerin.

"Aerin, sekarang kamu bisa duduk disamping Lalisa." tunjuk Bu Sandara, sambil menunjuk gadis berpostur badan lumayan tinggi semampai, yang duduk di barisan kedua dari belakang.

Aerin mengangguk dan berjalan menuju bangkunya dan langsung mengambil tempat di samping Lalisa, seperti apa yang bu Sandara katakan.

"Mantul, gue gak Thai sendiri lagi." ujar Lisa—nama panggilan akrabnya— begitu melihat Aerin duduk disampingnya.

"Lo juga dari Thailand?" tanya Aerin yang terkejut begitu mengetahui teman sebangkunya kini, berasal juga dari tempat dimana ia dibesarkan.

"Iya. Gue sampai umur tiga belas di Nonthaburi sebelum gue ikut bokap nyokap kesini." Jelas Lisa

Aerin mengangguk paham.

Berbeda situasi dengan penghuni tiga meja dibelakang mereka yang diisi oleh biang rusuh Sekolah.

Park Chanyeol.

Oh Sehun.

Kim Jongin.

Mereka bertiga langsung heboh begitu Aerin, si murid baru pindahan dari Thailand langsung mengambil tempat didepan mereka.

"Eh anjir! Ini kan—"

"—cewek aneh yang di Cafe kemarin!"

COGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang