- Enough
If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
Jam kosong, inilah yang dinamakan surga di sekolah. Semua siswa berhak melakukan apapun selama dua jam pelajaran sesuai keinginan mereka. Setelah tugas selesai, selesai mencontek maksudnya karena hanya satu siswa yang mengerjakan dan lainnya jamaah. Mereka akhirnya bisa menghela napas bebas.
Guru Geografi yang harusnya masuk kedua kalinya dalam seminggu hari ini tidak hadir. Guru yang sekaligus menjabat sebagai Waka Kesiswaan akan sering sibuk di luar daripada mengajar bukan? Bukankah akan ada waktu kosong dalam seminggu ini.
Permainan Uno, tidur di atas meja, ngerumpi, hingga jail ke sesama yang lain membuat kelas ini riuh. Belum lagi aksi Cakka Dkk yang membuat gedek di dalam kelas saat jam kosong ini.
Meski dia termasuk 'minoritas' di kelas ini karena tidak berasal dari SMP yang sama seperti yang lain, ia bisa merajai kelas ini dengan kelakuan jailnya. Iya jail memang, udah jail cerewet pula. Potongannya yang cepak itu menggelikan.
Gara-gara saat MOS kemarin rambutnya panjang, akhirnya ia mendapati hukuman untuk memangkas rambutnya, alhasil karena kekesalannya ia potong rambut mirip polisi. Katanya kalau ada yang macam-macam sama kelas 'D' dia yang akan maju duluan.
"Gaya kamu kayak polisi yang kemalingan, Cak!" Cibir Raju
"Yah polisi kemalingan, mana ada? Tapi mending sih daripada polisi tidur," celetuk Cakka. Sontak satu kelas tertawa saat itu.
Ify hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman barunya itu. Cakep sih, tapi ngeselin.
Try to deny it as much as you want
But in time ourfeelings will show
Lapangan sepi, kelas-kelas lain tertutup rapat karena pelajaran.
Ify duduk sendiri di depan kelas, memasang earphone di telinganya serta membaca buku pemberian Gita. Tidak tahu kekacauan apa yang terjadi di dalam, Ify tidak ingin jadi korban Cakka.
Rambutnya terurai menutupi sebagaian wajahnya jika dilihat dari samping. Mulutnya bergumam merapal lirik lagu 'Almost is never enough' milik Ariana Grande. Kedua tangannya menyibak halaman buku dengan kaki kiri terangkat di pangkuan kaki kanannya. Posisi yang sangat cantik dan natural bila diperhatikan dengan seksama. Sesekali angin yang berembus menyibakkan rambutnya dan menampilkan wajah ayunya. Siapa pun yang lewat dijamin akan naksir.
Tapi, andai itu Rio yang lewat, apa iya dia akan naksir? Ah apalah. Lupakan.
The truth is everyone knows
Tanpa ia sadari, tidak hanya ia sendiri di depan kelas. Seorang laki-laki berdiri tak jauh darinya dan memperhatikan dengan seksama. Punggungnya bersender di tembok sedangkan kedua tangannya bersendekap di depan dada dan kaki kanannya berada di depan kaki kirinya.
"Fy!! Tas kamu diambil Cakka!!" tiba-tiba saja Sivia teriak dari jendela di atas kepala Ify.
Ify yang mendongak mengeryit bingung. Kepala Sivia kembali masuk dengan suara teriakannya. Ia pun berjinjit untuk melihat apa yang terjadi.
Oh My God, kelas benar-benar kacau.
"Fyy! Tolongggg!" Sivia berteriak saat Cakka menarik tangan kirinya.
Cakka masih berusaha menarik Sivia ke belakang kelas.
"Yah berani-beraninya manggil pawang," desis Cakka masih menarik tangan Sivia
"Kamu ngapain sih, Via?"
"Fy, aku mau dibunuh Cakka. Please tolong!!" suara Sivia tedengar dibuat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama
Fiksi PenggemarIni lebih menyakitkan dari sekedar backstreet. Saling mencintai namun sembunyi. Sedangkan aku, semua ini nyata, rasaku tidak sembunyi, aku memiliki raganya, tapi tidak dengan hatinya. Membisu tanpa tahu dimana hatinya terbelenggu. Ini lebih gila dar...