Prolog

563 31 0
                                    

Prolog

Di dalam gedung itu, mungkin ada lebih dari seratus orang yang duduk memandangku.

Saat ini, detik ini, entah kekuatan apa yang membawaku menjadi perhatian dari sekian orang yang duduk di hadapanku.

Kakiku tiba-tiba saja melangkah, dengan pikiran dan hati yang saling begelut. Mendahului orang-orang yang turut berebut untuk maju ke depan. Hanya untuk membacakan kisah cinta mereka. Dalam waktu sepuluh menit yang telah mereka tulis beberapa menit yang lalu.

Benarkah ini aku? Membaca secarik kertas bertuliskan kisah cintaku? Sungguh? Apakah aku benar-benar akan membacakan pengalaman yang selama ini aku hadapi sendiri, yang selama ini hanya aku dan orang-orang terdekat yang mengetahui.

Bodoh! Kenapa kau harus maju ke depan? Bukankah akan banyak orang yang semakin tahu betapa bodohnya dirimu?

Acara workshop kepenulisan ini sungguh menjebakku. Membawaku harus menuliskan kisah yang ingin ku tinggalkan. Membawaku harus mengingat bahkan menguapkan kisah yang ingin ku lupakan.

Tangan dan kakiku bergetar. Bahkan, bintang tamu yang menjadikanku maju ke depan itu kini memelukku, menenangkanku. Hei! Ini bukan karena aku grogi berdiri di hadapan semua orang. Ini karena kisah bodoh yang entah kenapa kembali ku tulis! Ku baca! Dan lagi-lagi ku ingat!

Kini semua orang siap mendengarkanku.

Suaraku terdengar bergetar, meski pelukan sedikit menenangkan gemelut hati pikiran.

Dan inilah kisahku, kau akan tahu betapa bodohnya aku!

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang