Memories

1.6K 194 32
                                    


Sudah satu jam berlalu semenjak kedatangan Jin ke apartemen Taehyung. Meski keduanya kini sudah tak lagi berpelukan, namun tangan Taehyung masih menggenggam tangan Jin erat. Seakan dia akan kehilangan malaikatnya itu jika sedetik saja dia melepaskan jemari Jin dari tautan jemarinya sendiri, dan Jin bisa merasakan kecemasan itu.

Dalam diam keduanya saling mendampingi, menyampaikan pikiran dan perasaan satu sama lain lewat kehadiran masing-masing. Jin hampir melupakan tujuannya datang kemari hari ini, tapi hal itu bisa menunggu. Saat ini Taehyung sangat membutuhkannya, maka Jin akan berada di sampingnya sebagai Kim Seokjin yang Taehyung kenal.

Taehyung masih membisu. Wajahnya tertunduk menatap lantai, dan tatapannya kosong. Menandakan jika pikirannya sedang berkelana jauh. Namun meski jiwa Taehyung sedang tak bersama raganya, tubuh Taehyung masih berfungsi layaknya seorang manusia pada umumnya. Meski dia tak menginginkannya, tubuhnya tetap punya batas. Dia kelaparan. Maka di saat semuanya terasa begitu serius, tiba-tiba perutnya berbunyi tanpa kendali.

Jin yang mendengar hal itu segera bangkit dari posisi duduknya, "Aku akan memasak," ucapnya pelan, namun Taehyung menahannya. Kepalanya masih tertunduk. "Taehyung-ah..." Jin menatap Taehyung cemas. "Aku tahu sekarang kau sama sekali tak berselera untuk makan, tapi tubuhmu tetap memerlukan asupan."

Taehyung masih membisu, menolak melepaskan tangan Jin.

Jin menghela nafas halus."Taehyung-ah, jangan siksa dirimu. Aku mohon..."

Perlahan Taehyung mengangkat wajahnya saat merasakan ibu jari Jin mengelus punggung tangannya lembut. Dia menatap Jin dengan tatapan rapuh, masih tak mengucapkan apapun.

Jin tersenyum lembut. "Aku akan membuatkanmu sesuatu yang ringan, tunggulah." Dengan perlahan Jin melepaskan tautan jarinya dari jemari Taehyung dan berjalan menuju dapur.

Taehyung masih belum bersuara, namun pandangannya terkunci pada sosok Jin yang kini dengan anggun menyiapkan bahan-bahan masakan di dapur Taehyung.

Samar-samar Taehyung bisa mendengar alunan lembut dari suara Jin yang sedang bersenandung. Sebuah senandung yang tak pernah Taehyung dengar sebelumnya, namun di waktu yang bersamaan terasa begitu familiar.

Entah sudah seberapa lama Taehyung menatap punggung yang lebar itu, namun suara dari perkakas dapur yang saling beradu itu kini telah berhenti dan berganti dengan aroma lembut yang memenuhi ruangan.

Dari arah dapur Jin berjalan sambil membawa semangkuk bubur yang masih mengeluarkan asap. Saat mangkuk itu mendekat, Taehyung bisa mencium aroma lembut yang hangat, aroma yang sudah lama tak dirasakannya semenjak Ibu dan Kakak laki-lakinya Taeyoon pergi untuk selamanya, meninggalkan Taehyung dan adik laki-lakinya Taejoon di dunia yang dingin dan kelam.

"Aku membuatkanmu bubur, makanlah..." Jin meletakkan mangkuk itu di atas meja tamu yang berada tepat di hadapan Taehyung.

Jemari Taehyung mulai bergerak untuk menggapai mangkuk bubur itu. Meski dia enggan, namun dia tak bisa membiarkan usaha Jin sia-sia. Selain itu dia pun tak ingin membuat Jin semakin cemas, maka dia pun memutuskan untuk memaksa dirinya sendiri agar mau makan.

Taehyung menyuapkan suapan pertamanya, dan seketika rasa hangat menjalari seluruh tubuhnya. Dia tak mengerti apa yang sedang dirasakannya, kelima indranya tak bisa menangkap luapan perasaan itu. Namun yang dia ingat, sedetik setelah indra perasanya bersentuhan dengan kelembutan itu, sesuatu di dalam hatinya meluap tak terkendali. Dan ingatannya tentang Ibu dan Hyung-nya Taeyoon kembali berputar di dalam benaknya, senyuman bangga Ibunya saat Taeyoon berhasil membuat sarapan untuk Taehyung, Taejoon, dan dirinya. Serta senyuman malu-malu Taeyoon saat Taehyung dan Taejoon memuji masakannya. Semuanya terasa begitu nyata, seakan Sang waktu sendiri yang menarik Taehyung kemasa-masa indah itu.

ALWAYS ON THE RUN [Taejin] [Jinkook] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang