ALWAYS ON THE RUN [Taejin] [Jinkook]

Little Brother

"I am not just a big brother for my little brother. But also his guardian and protector. I'll do anything for him, even though I should sacrifice myself."
-S.R-
.
.
.

                 Taehyung berjalan menyusuri koridor gedung apartemennya yang sepi dengan langkah gontai. Tak ada usaha untuk menutupi keadaan dirinya seperti saat dia bersama Jin. Saat ini dia terlalu lelah untuk hal itu, secara fisik dan mental. Dan mungkin pulang keapartemen untuk sekedar beristirahat dapat membantunya mengembalikan sedikit tenaga sebelum kembali beraktivitas besok hari. Karena meski Taehyung enggan mengakuinya, permasalahannya dengan Jungkook dan Jin beberapa hari ini telah menyita banyak waktunya. Membuatnya menelantarkan tugas-tugasnya yang menggunung. Tapi Taehyung tak menyesal. Karena dia tahu, apa yang dilakukannya memang memiliki resiko, tapi semua usahanya untuk Jungkook tidak sia-sia. Dan untuk itu, Taehyung bisa bernafas lega.

                 Taehyung menekan kode pintu apartemennya, dan seketika gelap menyapa indra pengelihatannya. Tanpa menyalakan satu pun switch lampu, Taehyung melepas mantelnya dan bersiap untuk tidur. Namun langkahnya terhenti ketika dia menyadari sesuatu. Balkon kamarnya terbuka. Taehyung ingat betul, jika balkon kamarnya tertutup rapat saat terakhir kali dia meninggalkan apartemennya.

               Taehyung mencoba bersikap tenang. Dengan langkah sepelan mungkin dia mengambil pemukul baseball yang sengaja disimpannya di sudut ruang tengah dan berjalan menuju balkon kamarnya. Jantungnya berdebar kencang saat dia bisa melihat siluet seseorang sedang berdiri membelakanginya di balkon kamarnya. Taehyung bersiap untuk yang terburuk. Namun saat jarak Taehyung tinggal beberapa langkah lagi dari sosok itu, tiba-tiba Taehyung menghentikan langkahnya. Menatap lurus sosok yang dipendari cahaya bulan itu dengan kedua pupil yang melebar.

                "Taejoon..." Pemukul baseball di tangan Taehyung terlepas dan terjatuh menghantam lantai. Tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

***

                Perjalanan berlanjut dalam kebisuan. Tak ada satu pun kata yang terucap dari keduanya. Jin tetap fokus dengan jalanan kosong di depannya, sedangkan Jungkook seakan belum bisa keluar dari dalam pikirannya sendiri. Terjebak dalam momen yang mengguncangkan hatinya.