Sacrifice

1.5K 194 75
                                    

"Sacrificing your happiness for the happiness of the one you love, is by far, the truest type of love..."

..

..

..

"Mengorbankan kebahagianmu demi kebahagiaan orang yang kau cintai adalah salah satu bentuk dari cinta sejati..."

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook masih terdiam di tempatnya. Kedua matanya tertunduk menatap kancing besi berwarna perak dari blazernya yang tadi sempat tak sengaja melukai wajah Jin. Tangan Jungkook mencengkram blazer di tangannya semakin kuat saat dia melihat percikan darah yang menempel di kacing besi itu. Di sisi lain Taehyung masih memandangi pintu baja apartemennya dengan tatapan kehilangan.

Hening di antara mereka, hingga tiba-tiba Taehyung berbalik dan menatap Jungkook tajam."Kita harus bicara." Nada bicara Taehyung dingin.

Jungkook tak merespon. Pandangannya terfokus pada blazer di tangannya. Seakan seluruh dunianya telah berpindah kedalam sehelai kain berwarna biru dongker dengan aksen kancing besi berwarna perak itu.

Taehyung menarik nafas dalam untuk yang kesekian kalinya sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan mendekati Jungkook dan berdiri di hadapannya. Dia mengambil blazer itu dari tangan Jungkook secara paksa, membuat sahabatnya itu kini menatapnya dengan tatapan tajam yang menusuk.

"Apa sekarang kau sadar, seberapa besar kebodohan yang telah kau lakukan pada Jin Hyung?" Tanya Taehyung tajam.

Jungkook menatap Taehyung sengit, sebelum akhirnya membuang mukanya. "Kau masih punya harga diri untuk berbicara seperti itu setelah apa yang kau lakukan? Jangan bercanda." Nada bicara Jungkook pelan, namun menusuk.

Taehyung bisa merasakan kebencian dan kekecewaan dari ucapan Jungkook, dan hal itu membuatnya semakin merasa bersalah. Namun dia harus segera mengakhiri perselisihan bodoh ini. Apapun harga yang harus dibayar."Aku tak akan mengelak," ucap Taehyung kemudian. "Aku memang bersalah..." ucapannya menggantung. "Tapi Jin Hyung tak tahu apapun." Ucapan penutup dari Taehyung itu menarik perhatian Jungkook. Sahabatnya itu kini menatapnya dengan tatapan tajam, namun menyiratkan tanda tanya.

"Kalian berdua bertemu di belakangku, dan aku melihatmu memeluknya. Apa lagi yang harus aku tahu?" Jungkook menimpali dengan sengit.

"Kau benar." Taehyung mengakui. "Aku memang menyukai Jin Hyung."

Mendengar pengakuan Taehyung, Jungkook mengepalkan kedua tangannya sekuat mungkin. Menahan amarahnya agar tak meledak untuk yang kedua kalinya. Namun Taehyung belum selesai dengan pengakuannya. Dan hal itu akan melukai Jungkook semakin dalam.

"Aku menyukai wajahnya, tubuhnya, senyumnya, dan kepribadiannya. Aku menyukai semua yang ada padanya, dan aku tak bisa membohongi diriku lebih lama." Taehyung menatap Jungkook lurus, seakan ingin memastikan sahabatnya itu mendengarkan setiap kata yang dia ucapkan. "Bagiku Jin Hyung adalah malaikat yang dikirimkan untukku, dan aku akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkannya."

Deg. Saat Taehyung menyelesaikan ucapannya, Jungkook bisa merasakan rasa sesak di dadanya telah tumbuh semakin kuat. Rasa sakit yang dirasakannya begitu besar, seakan Taehyung sendiri yang sedang mencengkram jantungnya hingga pecah.

Jungkook sempat terdiam cukup lama sebelum akhirnya berbicara."Kau masih berpikiran seperti itu setelah mengetahui seberapa besar rasa sukaku padanya?" Jungkook menatap Taehyung dengan sorot mata yang memancarkan amarah sekaligus luka mendalam. Dia tak percaya, pria di hadapannya itu adalah Taehyung yang dikenalnya. Sahabat yang baginya sudah seperti saudaranya sendiri.

"Itu kenapa aku mengakui jika aku bersalah," timpal Taehyung serius."Namun meski begitu, di mata Jin Hyung aku tak jauh lebih spesial dari dirimu." Taehyung menahan sesak di dadanya untuk mengakui hal itu. "Karena meski sedang bersama denganku, dia masih tetap memikirkanmu. Aku tahu hal itu," lanjutnya. Mengingat bagaimana di sela-sela pesan yang dikirimkan Jin pada Taehyung selalu ada pertanyaan tak langsung mengenai Jungkook. Taehyung awalnya ingin mengabaikan hal itu, karena Jin tetap berfokus padanya jika keduanya sedang berkirim pesan. Namun Taehyung tak bisa membohongi hatinya, dia merasa jika dirinya belum bisa memiliki hati Jin seutuhnya, karena meski Jin memberikan harapan pada Taehyung, setengah hatinya yang lain sudah dimiliki Jungkook."Jungkook-ah..." Nada suara Taehyung terdengar sendu. "Tolong jangan salahkan Jin Hyung untuk apa yang telah aku lakukan." Kalimatnya terpotong. "Aku mohon."

Kedua pupil Jungkook melebar. Dirinya terlalu terkejut untuk mencerna ucapan Taehyung.

"Tolong jangan membuatku memiliih." Taehyung menatap Jungkook lurus."Karena rasa cintaku pada Jin Hyung, sama besarnya seperti rasa cintaku padamu, Jungkook-ah." Kedua bola mata Taehyung yang lelah mulai berkabut. Menahan limpahan air mata yang telah menggenang.

Jungkook menatap Taehyung tak percaya. Segala yang sahabatnya ucapkan kini berputar di dalam kepalanya, dan membuat rasa sakit di dadanya semakin kuat.

"Kenapa?" gumam Jungkook dengan wajah tertunduk. "Kenapa kita harus menyukai orang yang sama?" lanjutnya sambil menatap Taehyung, air mata mengalir dari kedua iris kecoklatannya. "Kenapa Taehyung?" suaranya tercekat oleh tangisannya sendiri.

"Maafkan aku..." Taehyung memalingkan wajahnya. Tak punya hati untuk melihat sahabatnya yang selalu bersikap kuat itu terlihat rapuh.

"Aku tak ingin kehilanganmu..." Jungkook menundukkan wajahnya. "Tapi aku juga tak ingin kehilangan Jin Hyung." Suaranya bergetar.

"Maafkan aku Jungkook-ah..." Taehyung tak bisa mengucapkan kata lain, bibirnya seakan tersihir.

Tiba-tiba Jungkook bangkit dari posisi duduknya dan menggenggam kedua tangan Taehyung erat."Tak bisa kah kita kembali seperti dulu, Taehyung? Tak bisakah kau mengalah untukku?" sahabatnya itu menatap Taehyung dengan sorot penuh harap. "Aku mohon..." dia menyandarkan kepalanya di pundak Taehyung. Membiarkan dirinya menangis tersedu seperti seorang anak kecil. "Aku sangat mencintai Jin Hyung, Taehyung." suara Jungkook tersendat-sendat. "Aku sangat mencintainya."

Mendengar ucapan Jungkook membuat hati Taehyung hancur seketika. Dia tak bisa mengatakan apapapun. Jungkook yang mengangis tersedu-sedu dengan tubuh gemetar di dalam pelukannya melukai Taehyung lebih dari apapun.

"Aku mohon Taehyung, jangan ambil Jin Hyung dariku." Jungkook mencengkram baju Taehyung kuat. "Jika kau merebutnya, aku bisa mati."

Dan di detik Jungkook mengucapkan hal itu, Taehyung tersadar bahwa dia tak bisa memiliki keduanya. Dia harus memilih, antara Jungkook atau Jin. Butuh segenap kekuatan hatinya untuk mengucapkan kata-kata itu, namun akhirnya Taehyung tetap harus memilih.

"Aku mengerti, Jungkook-ah. Aku akan mengalah..." Taehyung memutuskan untuk memilih Jungkook. Dan melepas Jin dari segala harapan yang pernah dimilikinya.

*****

Ya, begitulah... *dihajarmassa*

Err, VKOOK? *DimasakJin* but not really~ *dihajar*

Maaf chapter ini pendek, karena tujuan author memang hanya untuk menabur garam di atas luka pembaca :v *dibacok*

Bercanda kok~ *kampret lu thor*

Oke, TaeTae akhirnya dengan berat hati memutuskan buat ngalah, tapi apakah ini akhir dari TaeJin? *kibarkan bendera JinKook*

Temukan jawabannya di chapter-chapter selanjutnya :) *dihajarmassa*

Enthor gak akan pernah bosen buat berterimakasih atas dukungan kalian, dan juga inspirasi yang enthor dapet dari komentar-komentar kalian :')

Enthor harap kalian gak berhenti mendukung FF ini kedepannya, karena vote dan komen kalian sangat berharga <3

Akhir kata, sampai jumpa di chapter selanjutnya~


ALWAYS ON THE RUN [Taejin] [Jinkook] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang