(10) Red Velvet

451 35 0
                                    

Sampai di appartemen Rafael.

"Raf," sapaku.

"Hm" sahutnya dengan sibuk mencomot makanan ringan yang tadi dibeli sebelum ke appartemen.

"Tadi yang namanya Bunny, imut ya" kataku.

"He-em" gumamnya.

"Itu tempat apaan sih?!" tanyaku penasaran.

"Itu bukan sembarang tempat Ra, lo aja tadi beberapa kali menahan nafas karena udaranya tak sejuk" celetuknya.

"Iya kan lo tau sendiri, gue alergi sama yang namanya debu" belaku.

Ia terdiam lagi.

"Raf," panggilku lagi.

"Hm" sahutnya yang masih fokus dengan kartun kesukaannya yakni upin-ipin.

"Bentar ya, gue mau kasih makan Regand & Leonard" pamitnya meninggalkanku yang masih duduk di sofa depan TV.

Ting.

Notice di ponselku berbunyi nyaring.

_RavidR8 : Babe, jalan yuk! 😉

Segera kuayunkan jari jemari untuk membalas pesan Kak Ravid.

_AdaraFUlani0 : Kemana kak?

_RavidR8 : kemana aja boleh. Asalkan kau bahagia 😳

_AdaraFUlani0 : kaya judul lagu 😅

_RavidR8 : tau aja sih, nanti malam aku jemput ya. Jangan lupa yang cantik 😙

_AdaraFUlani0 : biasanya gue jelek dong 😔 (Deleted)

_AdaraFUlani0 : ay ay captain 😝

_RavidR8 : see you tonight babe 😘

"Siapa?" tanya Rafael disebelahku tiba-tiba.

"Ck! Lo ngagetin aja sih" decakku dengan ngos-ngosan.

"Pasti Ravid" sahutnya.

"Terus siapa lagi? Pacar gue kan cuma Ravid. Gak kaya elo, nempel sana-sini kaya cicak. Mending lo cari cewek yang buat diseriusin" usulku.

"Ceweknya belum peka buat diseriusin" sahutnya.

"Duh kasian big bro, gye turut berduka cita. Mungkin kode lo kurang keras" balasku, ia hanya mengedikkan bahu acuh.

"Ergg, anterin gue ke Mall dongg" pintaku.

Ia terjingkat berbalik menatapku dengan tatapan horor.

"Kenapa?" tanyaku.

"Aneh. Biasanya kan elo yang paling anti Mall", jawabnya dengan menyentuh keningku.

"Please deh Raf, gue masih waras dan gak demam. Jauhin tangan kotor lo itu", sahutku datar.

"Cih dasar! Emangnya benar kata orang dulu, cinta bisa merubah semua keadaan. Tapi, saran gue jangan sampai cinta bisa membuatmu gila dan bodoh" katanya.

"Gue gak sebodoh itu Raf, kalo lo ingat" balasku tak terima.

"I know" sahutnya.

"Ayolah Raf," Rajukku lagi dengan puppy eyes yang kubuat-buat.

"Ck! Gak tega gue buat nolak liat anak ayam yang comelnya lagi merajuk" katanya gemas dengan mecubit pipi kanan kiriku.

"Aw! Sakit Raf" desisku.

"Sakit ya yaudah sini gue cium" katanya dengan mengelus lembut pipiku.

Nyaman dan damai, aku menikmati sentuhan Rafael yang ia berikan pada pipiku.

Seketika pipiku memanas.

"Ya ampun Ra, pipi lo kenapa merah? Pengen gue makan aja" celetuknya yang membuat gue tersadar dsri kenyamanan dan kedamaian.

Bego! Ini itu blushing Raf, lo anak jaman kapan sih?! Gerutu gue dalam hati.

Pltak.

Aku memukul lengannya.

"Modus, pegang-pegang!" cibirku.

"Salah lo ngegemesin, pengen gue cium rasanya" celetuknya yang membuatku melotot.

"Eh! Onta mesum!" umpatku.

"Gue gak mesum Ra, wajar dong namanya juga laki-laki normal. Ravid gak gitu ya? Apa jangan-jangan dia Guy?", tanyanya yang membuatku tak terima.

"Heh, sembarangan aja kalo ngomong. Dikondisikan ya mulutnya itu" celetukku.

"Yaudah yuk berangkat!" serunya dengan langsung berdiri dan menyambar kunci motor.

"Yey!" sorakku.

~~~~~~~~~~

"Raf, yang ini bagus gak?" tanyaku saat memilih-milih deretan dress.

"Lo kan gak suka pakek dress Ra" sahutnya.

"Ya tapi kan gue pengen terlihat cantik di mata kak Ravid" balasku yang masih sibuk memilih dress.

"Lo pakek apa aja cantik kok, apalagi kalo pakek bikini" celetuknya.

"Dasar otak mesum!" geramku.

"HAHAHA, lah elo ada-ada aja. Biasanya juga paling anti pakek dress. Sekarang malah cari dress" ucapnya.

"Ya kan kak Ravid suka sama cewek yang keliatan anggun. Makanya gue cari dress", kataku.

"Bagusan yang mana? Navy atau Peach?" tanyaku meminta pendapat.

"Red" jawabnya singkat.

"Gak ada pilihan Red Raf" geramku.

"Gue lebih suka yang Red" celetuknya.

"Itu Maroon Rafa!" geramku lagi.

"Yah, itulah pokoknya" balasnya.

"Ya udah deh, gue ambil yang navy" kayaku final.

"Tadi suruh milih, giliran gue udah milih, malah pilih yang lain" gumamnya yang masih terdengar.

"Gue gak suka yang Maroon Raf" sahutku.

"Dan lo pilih navy yang potongan bajunya sangat pendek dengan lubang dibagian belakang?" katanya menatapku tajam.

"Ini keliatan anggun Raf" sahutku.

"Justru itu ngebahayain lo bego!" bentaknya.

"Please deh Raf! Gue udah SMA, bukan SMP lagi yang masih lo jaga kemana-mana. Sampe gak ada cowok yang berani dekatin gue. Dan ini kesempatan gue Raf!" balasku bentak yang sudah tak kuat dengan sifat posessif nya.

Ia terdiam akan pembicaraanku, dan mematung.

"Well. Terserah gue dong, yang belanja gue" lanjutku.

"Kalo gitu ngapain lo minta temenin?!" tanyanya masih menatapku tajam.

"Gue gak minta temenin, tapi minta A.N.T.A.R" jawabku yang tak kalah menatapnya tajam.

"Fine! Gue udah antar lo sampai tujuan. Dan jangan harap lo minta gue antar pulang!" katanya dengan membentak dan pergi begitu saja.

"Dasar cowok aneh! Dikit-dikit marah. PMS, kali. Bodoh amat!" gerutu gue.

Dan yang benar saja. Gue beneran ditinggal si Rafa. Cowok cemen bisanya marah sama cewek dan ditinggal pergi.

Awas aja lo, gue kacangin sampe lo yang minta maaf.

Segera gue menghentikan taxi dan bergegas menuju rumah.

Vote and comment nya gaess.

Sukarelawan dong, sadarkan Adara.
Dia bego banget ya. Gak bisa mengerti kode dari Rafael. 😔😔😔

Fame_Sandy
13 Juni 2017

Red Velvet #Wattys 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang