"Rafa!" panggilku saat dikoridor setelah melihat Rafael yang baru keluar dari kelasnya.
Gue sama Rafael emang beda kelas, tapi kelas kita bersebelahan. Gue di Mia-2 dan Rafael di Mia-3.
Gue berlari menghampirinya sambil ngos-ngosan.
"Hh-hh lo nungguin gue kan?" tanyaku.
"Siapa bilang, Regand sama Leonard belum gue kasih makan" jawabnya.
"Kok gitu sih!" protesku.
"Gitu gimana?" tanyanya polos.
Inginku botakin jambulnya, sabar Dara ini cobaan, rutuk gue dalam hati.
"Katanya lo jagain gue?" tanyaku lagi.
"Cieee yang pengen dijagain" godanya.
Tuh kan kurang ajar nih anak, batin gue.
"Ihh, nyebelin. Pulang sono! Sekalian gak usah muncul lagi di muka bumi" geramku.
"Cieee marah" godanya lagi dengan mencolek-colek daguku.
"Tau ah!" bentakku kesal.
"Adara!" panggil seseorang dari belakang, yang tak lain itu adalah kak Hanum.
"Ayo ke lapangan sekarang!" ajaknya.
"Ah iya kak, duluan aja. Nanti gue nyusul" balasku, tanpa berbicara lagi ia pun mengangguk mengerti dan melenggang menuju ke lapangan.
Gue beralih kembali menatap Rafael yang masih bengong.
"Heh ssstt!" tegurku, akan tetapi ia masih diam.
"Heh sstt sstt! Onta! Babi! Kebo! Anj-" ucapku terpotong karena mulutku sudah disumpal dengan kertas.
"Berisik lo!" katanya dengan meninggalkanku.
"Rafa GILA!" teriakku kencang.
Ia berlari lalu berhenti menghadapku, "Iya Dara JEDEK, gue khilaf!" balasnya dengan teriakan juga.
"Ihh, sumpah ngeselin banget sih! Gue doain lo jomblo selamanya!" umpat gue dengan jalan terburu-buru. Takut telat masuk kelas cheerleaders.
Brukkk.
Gue terjatuh, dan apa tadi? Benda keras menghantamku hingga aku terduduk dilantai.
"Aww pantatku!!!" pekikku keras.
"Ups, maaf. Boleh gue bantu?" tawar seseorang yang gue yakini orang tersebut yang sengaja nabrak gue.
"Ya harus dong! Lo jalan pakek apa sih?!" bentak gue tanpa melihat seseorang tersebut.
"Sorry" lirihnya dengan mengulurkan tangannya untuk membantuku.
Akhirnya gue melihatnya dari bawah sampai atas.
Gosh! Nih cowok dari surga ya? Ganteng BANGET, matanya, hidungnya, bibirnya, rahangnya. Astaga! Ciptaan yang sempurna.
Tanpa terasa gue menelan susah saliva, dengan gugup gue balas tawarannya.
"Sakit ya? Dimana?" tanyanya khawatir.
"Ah enggak kok, gak ada yang sakit" jawabku cepat.
"Tadi teriak pantatnya yang sakit. Coba liat?" katanya yang sukses membuatku melongo.
Sadar dengan ucapannya, ia berdeham untuk mencarikan suasana kembali.
"Ups, sorry. Gue gak ada maksud-" ucapnya yang langsung gue potong.
"Iya gapapa, santai aja kali. Gue baik-baik aja kok" kataku.
"Syukurlah. Btw gue Ravid. Lo?" tanyanya dengan memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet #Wattys 2017
Novela Juvenil1. Alergi debu 2. Princess Jelek Pendek 3. Kepo Maksimal 4. Manja 5. Polos 6. Cengeng "Semua sifat Lo itu yang membuat keharusan bagi gue untuk bersedia melindungi" ~Rafael Aditya Aurellio 1. Maniak ikan hias 2. Pecinta Red Velvet 3. Berisik 4. Pos...